17+
Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️
Christopher memang membenci Aurora, sangat. Tapi bukan berarti ia akan menyia-nyiakan tubuh Aurora untuk menuntaskan nafsu bejatnya. Toh wanita itu menikmatinya.
Dan Aurora tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️Warning : mature content⚠️
Happy reading!
"Aku yang akan menjemputmu." ucap Christopher menatap Aurora serius.
"Tidak perlu, aku masih mampu membayar sopir." balas Aurora menatap Christopher tajam.
"Aku tidak suka di bantah."
Perempuan itu berdecih pelan mendengarnya, omongan seorang pembual. Dengan malas ia mengikuti langkah Christopher menuju ke arah mobil pria itu yang terparkir di pelantaran sekolahnya. Karena berdebat dengan Christopher sama dengan membuang-buang waktunya yang berharga.
"Tidak berniat menyebutkan alamat mu?" sindir Christopher membuat Aurora langsung menyebutkan alamat mansionnya.
Aurora mengira semua pria di dunia ini adalah pria dalam novel yang tau dimana alamat gadis yang akan mereka antar pulang. Ternyata tidak.
Beberapa menit mobil Christopher membelah jalanan yang cukup lenggang, akhirnya mobil pria itu memasuki pelantaran mansion megah Aurora yang nampak sepi.
"Dimana—"
"Terimakasih, Chris." potong Aurora kemudian turun dari dalam mobil Christopher begitu saja.
Tanpa menunggu mobil pria itu menghilang dari halaman mansionnya, Aurora melangkah memasuki mansionnya. Memberikan tasnya pada pelayan yang menyambut dirinya di depan pintu.
"Anda ingin air hangatnya di siapkan sekarang?" tanya seorang maid yang mengikuti langkah Aurora pelan.
"Ya." jawab Aurora singkat kemudian masuk ke dalam lift yang berada di mansionnya.
Lalu ketika ia sudah berada di dalam kamarnya, air hangatnya sudah siap dengan sebuah bath bomb bubble gum yang di siapkan oleh maidnya. Aurora sepertinya akan berendam malam ini untuk mengusir letihnya.
Hampir satu jam menghabiskan waktu di dalam bilik kamar mandi, kini Aurora sudah duduk manis di depan meja rias di kamarnya. Menggunakan pajamas merah maroon dengan rambut basah yang tengah di keringkan oleh dua orang maid di rumahnya.
Pikirannya kembali menerawang sikap Christopher hari ini. Semuanya terasa janggal di benak Aurora. Christopher membencinya. Bahkan jika ia bertanya pada nerd di sekolahnya mereka mengetahui hal itu karna memang hal itu bukan lagi sebuah rahasia.
Dan yang kedua, kekasih pria itu. Ingat saat Aurora menabrak mobil Christopher? di dalam mobil pria itu terdapat seorang perempuan yang menatap ke arah Christopher khawatir saat itu. Aurora melihatnya jelas walau ia tidak tau perempuan itu berasal dari mana. Seragam mereka berbeda, tentu mereka tidak sekolah ditempat yang sama.
Jika Christopher tengah memainkan peran saat ini dan berniat turut membuat Aurora masuk ke dalam permainannya, maka Christopher salah besar. Aurora jauh lebih pintar dari yang ia kira.
"Nona, makan malam anda sudah siap."
Aurora tersentak kemudian kembali menatap refleksi dirinya. Rambutnya sudah kering dan sudah tertata dengan rapi.
"Aku tidak makan. Simpan saja semuanya."
- - -
Hari ini sudah menjadi hari kelima sejak Aurora setuju Crushaders ikut mengambil bagian dalam turnament basket sekolahnya. Dan hari ini adalah hari terakhir ia dan teman-temannya latihan.
Aurora memang selalu mengosongkan satu hari sebelum lomba agar kondisi tubuhnya fit dan jauh lebih bersemangat. Oleh karena itu hari ini ia akan berlatih hingga malam di studio milik salah satu anggota Crushaders.
Matahari sudah kembali ke peraduannya sejak beberapa jam lalu, dan kini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Latihan berhenti.
"Evaluasi." ujar Aurora membiarkan teman-temannya duduk melingkar dengan nafas memburu.
"Kita anggap besok turnament itu di mulai. Aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun besok, entah itu miss dibagian gerakan atau tempo."
"Kali ini bukan Crushaders yang lomba, tapi kita muncul sebagai pendukung dan membawa nama sekolah. Aku tidak mau kita mempermalukan diri sendiri besok." ujar Aurora melanjutkan ucapannya. Menatap satu persatu teman-temannya yang mengangguk mengerti.
"Gunakan waktu kalian dengan baik besok. Tidak ada hangout, clubbing, atau apapun itu." ucap Arianna bangkit dari duduknya mengikuti Aurora.
"CRUSHADERS!" ucap Aurora lantang sambil menjulurkan tangannya ke tengah-tengah lingkaran.
"CHEERS UP! FLY HIGHER!"
"Kau langsung pulangkan?" tanya Arianna menahan tangan Aurora yang akan membuka pintu mobilnya. Perempuan itu terkekeh pelan, "Sesuai ucapanmu tadi." jawab Aurora kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Arianna mengangguk kemudian melajukan mobilnya meninggalkan parkiran studio dengan cepat. Tubuhnya terasa lengket dan butuh istirahat sekarang.
Sama halnya dengan Arianna, Aurora juga melakukan hal yang sama. Jemarinya bermain di atas roda kendali mobil ketika lampu lalu lintas berubah menjadi merah.
Iseng menoleh ke arah kanan, senyum miring terbit di wajah cantiknya. Melihat seorang Christopher yang baru saja memasuki sebuah restaurant mewah sambil menggandeng tangan seorang perempuan dengan dress hijau.
Aurora berdecih tidak peduli kemudian kembali melajukan mobilnya menuju mansion. Lagi pula di turnament nanti yang akan bertanding itu tim basket Christopher bukan Crushaders.
Mengingat soal turnament basket dua hari lagi, Aurora jadi teringat bahwa yang menjadi rival sekolahnya nanti adalah sekolah salah satu mantan kekasihnya. Sial.
Mengingat nama dan wajah mantannya saja sudah membuat Aurora muak dan kehilangan selera datang ke turnament itu. Semoga saja pria itu tidak bertemu dengannya nanti, setidaknya agar mood Aurora tetap terjaga.
- - -
aku menulis part sebelumnya nyaris 1000 kata, dan ternyata setelah di publish ada beberapa bagian yang terpotong.
salah aku memang karena buru-buru update dan gak baca ulang sebelum publish, biasanya aku selalu baca ulang. tapi kali ini gak aku baca ulang karena aku sedang ada kegiatandi tempat yang sedikit susah signal, jadi begitu ada signal langsung buru-buru aku update. author notesnyapun kosong kemarin, maaf semuanya🥺✌🏼