⚠️Warning : mature content⚠️
Happy reading!
"Christopher,"
Christopher menoleh menatap Aurora yang baru saja memanggilnya. Ia langsung bergerak menginjak batang rokok yang bahkan baru ia nyalakan beberapa detik yang lalu sebelum akhirnya berjalan mendekati perempuan itu dengan satu alis terangkat dengan wajah datar. Kenapa?
"Aku ada bimbingan di perpustakaan dengan Adrian nanti. Jadi, kau tidak perlu me—"
"Okay. And then?" potong Christopher tersenyum miring. Merasa muak dengan tingkah Adrian yang terang-terangan seolah tengah mendekati Aurora dan perempuan itu selama ini hanya diam seolah hal itu bukan hal seharusnya di hindari.
Satu bulan Christopher memperhatikannya dan ia juga tetap diam. Hanya karena Christopher tidak ingin mengacaukan semua rencana Adrian yang seperti tengah mendekati Aurora dengan kedok sebagai teman dekat yang baik hati yang selalu ada di saat temannya berada di masa-masa terpuruk. Christophee membiarkannya, lagi pula Aurora juga sudah terlihat jauh lebih baik sekarang.
Aurora tersenyum kikuk mendengar balasan Christopher yang jauh dari ekspetasinya, melirik ke arah Orion dan Morgan yang juga tengah menatapnya. "Ekhm. Okay, aku hanya ingin mengatakan itu." ucapnya kemudian meninggalkan rooftop dengan langkahnya yang terburu-buru.
"Kau membiarkan Aurora pergi begitu saja?" tanya Morgan menatap Christopher yang kembali menyalakan rokoknya santai,
"Dia sudah kembali seperti biasa."
Berbeda dengan Christopher yang kembali menghisap rokok bersama teman-temannya dirooftop, Aurora langsung berjalan menuju perpustakaan masih dengan langkah cepatnya. Perasaan malu karena ucapan Christopher itu sedikit membekas.
Tubuhnya berbelok memasuki kantin kemudian membeli dua buah roti coklat sebagai teman untuk mengerjakan banyak soal bimbingan bersama Adrian nanti.
"Kau sudah memberi tau Christopher?" tanya Adrian menarik sebuah kursi kosong untuk Aurora.
Perempuan itu menoleh menatapnya kemudian mengangguk, tangan lentiknya bergerak membuka bungkusan roti coklat yang tadi di belinya kemudian memakannya santai.
"Ara, ini perpustakaan." ujar Adrian pada Aurora
"Lalu?"
"Baca itu." ujar Adrian menunjuk sebuah sign yang berada di perpustakaan dengan dagunya. Bodohnya Aurora justru menurut dan menoleh menatapnya.
"Masa bodoh. Aku belum makan sejak tadi pagi." ucap Aurora mengidikkan bahunya acuh. Toh ia berada di perpustakaan hari ini untuk menyumbangkan piala untuk sekolahnya. Aurora juga tidak akan mengotori perpustakaan sekolahnya ini dengan selai coklat atau makanan semacamnya.
"Kau belum makan sejak tadi?" tanya Adrian menatap Aurora, perempuan itu hanya mengangguk dengan wajah polos dan mulut penuh berisi roti.
"Ayo kita makan." ajak Adrian meraih tas miliknya kemudian menarik tangan Aurora meninggalkan perpustakaan. "Lalu bagaimana belajarnya?"
"Kau lebih penting. Jangan melewatkan makanmu."
"Jika Mr. Ramone marah aku akan bilang kau adalah dalangnya." ujar Aurora sebal namun tak urung mengikuti langkah Adrian dengan semangat.
"Terserah. Aku tidak sabar melihat wajahnya yang memerah karena marah."
Lalu keduanya tertawa ringan sambil mengatakan hal-hal konyol soal guru bimbingan mereka itu. Tertawa dengan tangan saling tertaut di jalanan koridor sekolah yang sepi.
Dari tempatnya berdiri Christopher melihat interaksi keduanya. Awalnya ia mengira itu bukan Adrian dan Aurora, tapi melihat keduanya masuk ke dalam mobil Adrian. Semua keraguan di otaknya sudah hilang.
Christopher berdecih pelan, "Apa perpustakaan sudah pindah ke dalam mobil?"
Morgan mengikuti arah pandangan temannya kemudian terkekeh pelan, "Kau cemburu dengan Adrian? seriously, man?" ucapnya dengan raut wajah geli
"Tidak. Itu bukan hal penting." jawab Christopher datar kemudian kembali menghisap rokoknya.
"Benarkan? Ayolah, Chris. Kita semua tau bahwa mereka hanya teman dekat." ujar Morgan menatap Christopher serius,
"Lalu—"
"Siapa yang hanya teman?"
Morgan langsung menoleh ke arah sumber suara dan melihat Orion yang melangkah mendekati keduanya sambil membawa sebotol alkohol yang entah ia dapatkan dari mana. Pria itu sulit di tebak.
"Kenapa diam? siapa yang hanya teman?" tanya Orion lagi sambil menatap Christopher dan Morgan bergantian, dengan cekatan Orion membuka tutup alkohol yang ia bawa dengan giginya. Sukses membuat Morgan meringis pelan melihatnya.
"Tidak seru jika kau sudah mabuk sore-sore begini, Ion." ujar Morgan mengalihkan pembicaraan mereka,
"Hei! Aku tidak mungkin mabuk hanya—"
"Christopher?" Ucapan Orion terhenti mendengar suara seorang perempuan yang memanggil Christopher. Si empunya nama kemudian menoleh dengan satu alis terangkat,
"Bisa kita bicara sebentar?"
- - -
beberapa waktu belakangan ini selalu gak mood untuk menulis, semoga part ini gak mengecewakan
see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelophobia [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ Christopher memang membenci Aurora, sangat. Tapi bukan berarti ia akan menyia-nyiakan tubuh Aurora untuk menuntaskan nafsu bejatnya. Toh wanita itu menikmatinya. Dan Aurora tidak...