Atelophobia | 2.6

60.5K 3.7K 279
                                    

⚠️Warning : mature content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : mature content⚠️

Happy reading!

"Ara?"

Aurora mengangkat kepalanya yang tadi bersembunyi di lipatan tangannya kemudian menatap Arianna yang tengah menatapnya ragu dengan satu alis terangkat. Oh ya, hubungannya dengan Arianna sudah membaik sejak temannya itu resmi kembali menjalin hubungan dengan Adrian.

"Kau baik-baik saja?" tanya Arianna ragu pada Aurora,

Aurora menghela nafas panjang, "Tentu." sebenarnya ia tidak baik-baik saja sekarang. Guru private yang di pesankan Jack baru saja pergi setelah memberinya banyak latihan soal. Daddynya memang tidak pernah membiarkannya menghirup udara bebas.

"Maksudku, soal Christopher." ujar Arianna pelan, melirik Zara yang sejak tadi diam dengan ragu-ragu.

"Apa maksudmu? kami tidak ada masalah."

"Jangan berbohong, Ara. Apa kau tidak ingin memperbaiki hubunganmu dengannya?" tanya Zara jengah dengan Aurora yang seolah menyembunyikan perasaannya selama ini.

Temannya itu sering, bahkan selalu, menkonsumsi pil sejak kematian Jennifer. Malah semakin parah ketika Christopher tak lagi dekat dengannya, ketika Christopher menganggap bahwa Aurora hanya orang asing. Dan begitu sebaliknya.

Zara muak melihat bagaimana dua orang itu sama-sama memainkan peran agar terlihat bahagia di depan masing-masing.

"Aku dan Christopher sudah selesai jauh sebelum Mommy meninggal. Lalu apa lagi?" ujar Aurora menatap Zara malas. Kepalanya terasa semakin sakit jika memikirkan Christopher usai berkutat dengan puluhan angka yang membosankan.

"Lagi pula aku dan.."

"Ara, maaf." potong Arianna meremas tangan Aurora yang berada di atas meja dengan wajah memelas. Seharusnya ia tidak mengatakan yang tidak tidak pada Christopher saat itu.

Ternyata kedekatan Adrian dan Aurora bertujuan untuk kembali mendekatkan Adrian dengan Arianna. Tapi Arianna justru berpikir bahwa Aurora merebut miliknya. Mencemarkan citra temannya itu di hadapan Christopher.

"Itu bukan masalah untukku, Anna. Begini lebih baik." ucap Aurora meraih selang sisha miliknya kemudian menghisapnya dalam-dalam dan menghembuskan asapnya ke udara dengan bebas.

"Tapi kau jadi berjauhan dengan Christopher, Ara. Dan itu karena aku!" ujar Arianna kesal dengan sikap acuh Aurora.

"Aku masih bisa melihatnya di sekolah, apanya yang berjauhan? kita memang tidak di takdirkan—"

"Dia tidak lagi ada di sekolah. Christopher pergi ke Paris hari ini." potong Zara menatap Aurora dengan wajah yang sulit di artikan,

selama beberapa detik, Aurora masih diam. Membiarkan asap keluar dari sela-sela bibir dan lubang hidungnya. Berusaha mencerna ucapan Zara barusan. Apa Christopher benar-benar pindah ke Paris? pria itu bahkan belum mengikuti ujiannya.

- - -

"Aurora!"

Masih dengan nafas terengah-engah Orion langsung tersenyum lebar ke arah perempuan cantik di hadapannya. Aurora terlihat bingung menatapnya dan perempuan itu justru terlihat lucu sekarang.

"Ada apa— ekhm, Orion?" tanya Aurora ragu, ia lupa soal panggilan akrab Orion di lingkaran pertemanannya. Dan pria itu pun memanggilnya Aurora, ketara sekali mereka tidak dekat satu sama lain. Tapi jangan salah, Aurora mengenal Orion dan sedikit tau soal pria itu.

"Panggil saja Ion. Kau mau pulang?"

Oh itu dia! Ion. Aurora melupakannya tadi.

"Kalau begitu panggil aku Ara, dan ya aku akan pulang." ujar Aurora tersenyum tipis kemudian dengan ragu melanjutkan langkahnya.

Orion terkekeh pelan, "Dengan siapa? kau tidak membawa mobil sepertinya." ujar Orion pada Aurora, wanita itu mengangguk pelan. "Memang, aku berniat menelpon supir ku sekarang."

"Jangan!" cegah Orion cepat berhasil membuat Aurora menatapnya salah tingkah, cukup kaget dengan pria itu.

"Ekhm, maksud ku, tidak perlu. Aku bisa mengantar mu pulang. Bagaimana?" tawar Orion tersenyum lebar, mau tak mau membuat Aurora mengangguk setuju. Lagi pula tidak ada salahnya menumpang di mobil Orion. Teman Adrian ini terlihat baik.

Kesan pertama setelah masuk ke dalam range rover milik Orion adalah wangi. Pria itu termasuk pria cukup rapi menurutnya, dan asik. Yang memenuhi mobil tidak hanya lagu yang berasal dari radio mobil tapi juga percakapan santai mereka yang di dominasi oleh Orion.

Aurora sudah bisa menebak bahwa Orion adalah pria tampan yang cukup humble dan berwawasan luas. Percakapannya dengan Orion sejak tadi tidak pernah terputus karena pria itu mengetahui semuanya. Mereka seperti teman lama yang baru bertemu dan Aurora nyaman dengan Orion.

"Terima kasih tumpangannya, Ion." ujar Aurora melepas seatbelt yang melilit tubuhnya kemudian menatap Orion yang juga tengah menatapnya.

Otak Aurora kehilangan fungsi kerjanya ketika Orion mendekatkan dirinya dengan Aurora dan mengusap lembut pipinya, "Apa ada orang lain yang sudah mengatakan kau cantik hari ini?"

Wajah Aurora memerah kemudian mengangguk pelan, pujian itu datang padanya setiap hari.

"Maka aku akan mengatakannya lagi, kau sangat cantik, Ara." bisik Orion membuat Aurora mau tak mau tersenyum mendengarnya.

Entah siapa yang mendekatkan wajahnya lebih dulu, tapi kini bibir keduanya sudah bertemu dengan lembut. Hanya sebuah kecupan pelan, beberapa detik berikutnya berubah menjadi ciuman lembut yang memabukkan.

- - -

let me know, kalian lebih dukung Aurora sama siapa? Christophet atau Orion?

see you!💗

Atelophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang