Atelophobia | 0.7

115K 5.8K 120
                                    

⚠️Warning : mature content⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning : mature content⚠️

Happy reading!

"Kau baik-baik saja?"

Aurora menggeleng dengan tubuh yang masih gemetar hebat. Tangisnya tidak kunjung berhenti membuat Christopher semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Aurora. Seharusnya ia tidak perlu menanyakan hal itu pada Aurora tadi.

"Berhenti menangis." ucap Christopher menghapus jejak air mata di kedua pipi Aurora dengan ibu jarinya. Perempuan itu terlihat berantakan dengan rambutnya yang tidak beraturan dan seragam basahnya yang kusut.

"Pinjam seragam." ucap Aurora menarik ujung seragam Christopher yang keluar,

"Maksudmu?"

"Aku ingin meminjam seragammu. Seragam ini bau. Aku tidak suka." ucap Aurora beberapa kali menahan nafasnya. Wangi kuah ramen yang menyiram dirinya benar-benar menyengat dan Aurora benci itu. Tubuhnya masih gemetar dengan perutnya yang bergejolak mual bukan perpaduan yang bagus.

Christopher dengan cepat membuka seragam miliknya, menyisakan sebuah kaos hitam polos yang mencetak tubuh atletisnya. Tangan besarnya meraih kancing seragam Aurora yang basah kemudian membukanya satu per satu.

Aurora masih diam, membiarkan mata tajam Christopher menatap tubuhnya yang kini hanya terbalut tanktop ketat dengan tajam. Perempuan ini benar-benar!

"Chris—"

"Fuck." desis Christopher kemudian mendorong tubuh Aurora hingga menabrak tembok di belakangnya. Melumat bibir perempuan itu lembut sambil sesekali menggigitnya menggoda kemudian membelit lidah Aurora.

"Aahh.." lenguh Aurora meraskaan remasan tangan besar Christopher di payudara sintalnya. Bibir Christopher bergerak turun mencium leher jenjang Aurora tanpa ampun, menghisapnya kuat hingga menimbulkan bercak merah disana.

"Oh My God!"

"Aku tidak melihatnya. Demi Tuhan."

Aurora langsung mendorong tubuh Christopher kuat ketika mendengar pekikan seseorang yang juga berada di kamar mandi. Melirik ke arah Zara yang ternyata sudah melarikan diri karena terkejut.

Mata bulat Aurora menatap Christopher ragu ketika pria itu masih diam menatap Aurora dalam dengan tangan kanan yang mengurung dirinya dan tangan kiri Christopher yang memeluk pinggangnya.

Beberapa detik keduanya masih terdiam menyelami iris masing-masing. Christopher memutus pandangan mereka kemudian membalik tubuhnya, "Pakai seragamnya."

Mendengar titah Christopher barusan, Aurora langsung menggunakan seragam pria itu yang terlihat kebesarah di tubuhnya. Biasanya Aurora menggunakan seragam ketat yang mengundang tatapan kaum adam. Pengecualian untuk hari ini.

"Lupakan yang tadi. Aku akan mengantarmu pulang."

- - -

"Kalian semua lupa jadwal?"

Suara keras Aurora terdengar keras di lapangan indoor yang baru di isi beberapa orang klub basket. Wanita itu terlihat marah ke arah adik kelas cheersnya yang baru tiba entah dari mana. Padahal latihan seharusnya sudah di mulai sejak 30 menit lalu dan baru akan istirahat setelah coreo mereka benar.

"My future wife sangat galak." ucap Orion memperhatikan Aurora.

Christopher menatap ke arah perempuan itu dengan raut datar. Aurora yang sekarang tengah berteriak ke arah adik kelas ekstranya sangat berbeda dengan Aurora yang kemarin menangis di pelukannya.

"Sudah merasa coreo kalian sempurna dan berani mengambil break lebih awal?" desis Aurora menatap Angeline yang memang ia berikan tugas mengatur jadwal break selagi ia bimbingan olimpiade tadi.

"Maaf kak. Menurutku coreonya sudah cukup bagus, jadi sebagai reward—"

"Who do you think you are? Apa kau merasa kedudukanmu sudah cukup tinggi untuk mengambil keputusan sendiri? tch." sinis Aurora menatap semua adik kelasnya tajam dengan bibir menipis. "Ra, enough. Mereka juga sudah kembali 'kan?" ucap Arianna meraih tangan Aurora hendak menenangkan perempuan itu.

"Kalau aku tidak memanggil mereka, mereka semua pasti masih bergosip disana."

"Tunjukan padaku coreo yang katanya sudah bagus itu." ujar Aurora menantang adik kelasnya kemudian duduk dengan angkuh di sebuah kursi di pinggir lapangan.

Mengangkat satu kakinya dan menatap remeh gerakan adik kelasnya yang terlihat biasa saja di matanya. Tentu saja, pasti di antara mereka ada yang masih begah karena setelah makan langsung harus bergerak banyak.

"Hanya itu?" tanya Aurora mematikan sound yang terhubung dengan ponsel di tangannya. "Repeat."

Dan begitu terus hingga Angeline berjalan mendekat ke arahnya dengan menunduk. Ia tidak bisa mengorbankan teman-temannya karena keegoisannya sendiri. Anak klub basket juga sudah mulai berdatangan, biasanya jika sudah begitu mereka tengah evaluasi latihan atau bahkan sudah bubar.

"Kak, aku—"

"Evaluasinya akan aku bahas nanti. Kalian sudah bisa kembali dan jangan mengambil keputusan tanpa ku lagi." potong Aurora cepat yang langsung di laksanakan Angeline.

Aurora mengemas tasnya dengan terburu-buru setelah mendapat telpon dari pihak rumah sakit.

"Aku harus ke rumah sakit." ucap Aurora berjalan cepat meninggalkan Arianna yang berteriak mengatakan hati-hati padanya.

"Diam disini. Aku ada latihan." ucap Christopher menahan lengan Aurora erat, Aurora menoleh kemudian menepis tangan Christopher cepat. "Aku tidak bisa."

"Kau sudah berjanji." ucap Christopher final

"Besok. Aku benar-benar tidak bisa menemanimu hari ini." tandas Aurora mendelik menatap Christopher tajam. Pria ini benar-benar tidak bisa mengerti situasi.

"Ternyata kau seorang pembohong ulung." ujar Christopher tersenyum remeh, Aurora mendesah panjang mendengar ucapan Christopher. Akan lama urusannya jika ia melawan Christopher hari ini.

"Chris, please, aku harus ke rumah sakit sekarang." ucap Aurora lembut yang tanpa sadar menyentuh lengan kekar Christopher yang sudah menggunakan jersey basketnya. Pria itu terdiam beberapa detik kemudian mengangguk. Menatap Aurora yang sudah berlari meninggalkan lapangan indoor.

"Jadi, rasa bencimu sudah mulai berubah menjadi suka, Chris?"

- - -

yang nebak Christopher di part sebelumnya, kalian benar🥳 mau aku buat jadi baik sebentar supaya hatersnya berkurang🤣

see you!💗

Atelophobia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang