⚠️Warning : mature content⚠️
Happy reading!
Langkah Aurora spontan berhenti mendengar ucapan Christopher barusan. Pasokan oksigen seolah-olah menipis secara tiba-tiba hingga membuat Aurora merasakan sesak didadanya.
"Watch your mouth, Christopher." ucap Aurora mengangkat dagunya tinggi sambil menatap pria di hadapannya datar. "Why? aku salah? mereka pasti malu memiliki anak sepertimu. Persis seperti anjing liar yang—"
Plak!
Wajah tampan Christopher langsung menoleh ke arah samping setelah tangan Aurora menampar pipinya keras. Baru saja akan membalas perempuan itu, Christopher tertegun melihat wajah memerah serta mata berkaca-kaca Aurora.
Apa ucapannya keterlaluan?
"Aku tidak mengenalmu dan kau tiba-tiba datang dan mengacaukan semuanya. Tidak masalah. Tapi jangan pernah membawa kedua orangtuaku, Christopher." ucap Aurora menunjuk wajah Christopher dengan berani kemudian benar-benar meninggalkan kelas pria itu.
"Ara, ada kenapa?" tanya Adrian menahan tangan Aurora yang terkepal erat dengan wajah memerah usai keluar dari dalam kelasnya.
"Bukan urusanmu, Ad." sentak Aurora cepat dengan tatapan tajamnya berhasil menyentak Adrian hingga ia terdiam beberapa detik. Melepaskan tangan Aurora perlahan dan membiarkan perempuan itu berjalan cepat menuju kelasnya.
"Kau kenapa?" pertanyaan yang sama berasal dari Arianna yang menatap wajah Aurora tidak bisa di katakan baik-baik saja. Okay, bagi sebagian orang di sekolahnya Aurora memang selalu terlihat tidak baik-baik saja. Wanita itu selalu berwajah datar dan diam dengan orang-orang yang tidak dekat dengannya. Tapi kali ini berbeda.
"Bukan apa-apa." jawabnya cepat kemudian meneguk air mineral yang di sodorkan Zara. "Kau mau kemana?" tanya Arianna cepat ketika tangan Aurora bergerak mengambil tas kecil miliknya.
"Pulang."
"Kau gila!?" pekik Zara menatap Aurora dengan wajah terkejut yang tidak bisa di sembunyikan. Sebenarnya apa yang ada di pikiran temannya ini? bel pulang sekolah baru akan berbunyi 4 jam lagi. Dan Aurora dengan enteng sudah ingin pulang? the hell.
"Kau mau pergi bersamaku atau tetap disini seperti orang bodoh?"
"Tentu saja bersamamu, Ara!" jawab Zara semangat kemudian menarik Arianna juga mengikuti langkah Aurora yang berjalan menuju parkiran sekolahnya. Melewati kantin yang nampak sedikit ramai di isi oleh anak kelas X sepertinya mereka baru istirahat.
"Shit." desis Aurora merasakan panas di tubuh bagian depannya. Mata tajamnya menatap ke arah perempuan yang kini menatapnya takut-takut sambil memegang sebuah mangkuk ramen yang kuahnya sudah berpindah ke seragam Aurora.
"Apa maksudmu!?" bentak Aurora keras berhasil menyita perhatian adik kelasnya yang tengah memadati kantin.
Perempuan di hadapannya itu nampak berjengit kaget, "Ma—maaf, Aurora. Aku tidak sengaja menumpahkannya." ucapnya terbata dengan kepala menunduk takut. Perutnya sudah meronta minta di isi dan kini justru ia harus berhadapan dengan Aurora karena kecerobohannya.
"Apa dengan maaf seragamku akan langsung kembali bersih dan wangi seperti semula?" decih Aurora pelan sambil tersenyum miring. Meraih mangkuk ramen perempuan di hadapannya kemudian menyiramnya balik. Persis seperti yang terjadi seperti Aurora barusan.
Adik kelasnya berjengit merasakan panas di bagian lengannya yang terkena kuah ramen langsung, "How it feels? good?" tanya Aurora pelan penuh peringatan.
"Ra, enough. Kita harus membersihkan seragammu." ucap Arianna menjauhkan adik kelasnya itu dari jangkauan temannya yang mulai menggila. Aurora tersenyum miring kemudian berbalik menuju bilik kamar mandi cepat meninggalkan Arianna dan Zara yang entah membicarakan apa dengan wanita itu.
"Perempuan sialan."
Belum sempat tangannya menyentuh keran di westafel seseorang langsung menariknya menuju pojok kamar mandi dengan kuat. Beberapa detik Aurora hanya diam, otaknya kosong bahkan ketika pria di hadapannya menciumnya brutal.
"Penisku bahkan berdiri tegak hanya dengan melihat tubuhmu." bisiknya melecehkan.
"Emmh.." lenguh Aurora berusaha mendorong tubuh pria di hadapannya dengan kuat.
Sialan. Air mata Aurora merembes merasakan tangan pria itu yang kini bermain di kedua bukit kembarnya. Tubuh Aurora melemas dengan kedua matanya yang terpejam erat.
Bruk!
"Fuck you."
- - -
see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelophobia [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ Christopher memang membenci Aurora, sangat. Tapi bukan berarti ia akan menyia-nyiakan tubuh Aurora untuk menuntaskan nafsu bejatnya. Toh wanita itu menikmatinya. Dan Aurora tidak...