⚠️Warning : mature content⚠️
Happy reading!
Aurora benci ketika kontrol dirinya yang langsung hilang jika berhadapan dengan Christopher.
Aurora langsung menangis di dalam pelukan Christopher satu detik setelah pria itu mengatakan hal itu. Memukul dada bidang Christopher berulang kali guna menyalurkan emosinya yang sejak tadi ia tahan.
"Mommy meninggal, Chris." ujarnya semakin menangis di dalam pelukan mantan kekasihnya itu. Sedangkan Christopher memilih diam mendengarkan semuanya sambil beberapa kali mendaratkan kecupan di puncak kepala Aurora.
"Tuhan jahat padaku."
"Dia tidak adil."
"Tuhan membuat Daddy melupakanku dan merebut Mommy begitu saja. Aku membenciNya."
"Dia tidak adil, Chris."
Christopher semakin mempererat pelukannya pada tubuh Aurora mendengar semua yang di katakan perempuan itu. Mendengar bagaimana Aurora terisak di pelukannya membuat Christopher turut merasakan sakit Aurora.
Christopher melepaskan pelukannya, menatap wajah basah Aurora kemudian mengusap lelehan air mata yang berlomba-lomba membasahi kedua pipinya.
"Apa lagi, Ara? apa lagi yang ia lakukan padamu?" tanya Christopher serak, ia ingin Aurora menumpahkan semua sakitnya hari ini. Menangis merutuki nasibnya hari ini.
Aurora hanya boleh menangis hari ini. Tidak ada hari esok atau hari lainnya.
"Wanita itu merebut Daddyku, Chris." adu Aurora mengingat sosok Jenniya yang sangat amat ia benci. Dan kebenciannya itu semakin bertambah mulai hari ini dan akan terus begitu setiap harinya.
"Dia bertingkah seperti Mommy!"
"Jalang itu merebut kebahagiaanku!" ujar Aurora kembali memeluk Christopher dan terisak kencang disana.
Christopher masih diam sambil membalas pelukan Aurora tak kalah erat. Lalu ketika tangis perempuan itu mulai mereda, Christopher melepaskan pelukannya.
"Berikan ciuman dan doa terakhir untuk hari ini pada Mommymu, Ara. Aunty Jennifer akan sedih melihat putrinya terus menangis."
- - -
"Terima kasih." ujar Aurora dengan pelan pada wanita yang saat itu ia lihat di postingan Christopher. Wanita yang sama yang saat itu melihat ia menabrak mobil Christopher. Wanita ini berada di mansion Christopher sekarang.
Aurora menatap hair dryer yang wanita itu berikan dalam diam. Seumur hidupnya ia tidak pernah menghabiskan tenaga untuk mengeringkan rambutnya sendiri. Selalu ada maid yang membantunya.
"Kau sudah selesai?"
Aurora menoleh ke arah Christopher yang berjalan mendekatinya, tersenyum kecil mengetahui arah pandangan Aurora kemudian membawa wanita itu ke arah ranjangnya.
"Dia adikku, Louisa." ucap Christopher tiba-tiba. Aurora menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.
"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Christopher yang di balas gelengan pelan Aurora. Perempuan itu masih saja diam dengan kedua matanya yang masih saja terlihat kosong.
"Aurora dengarkan aku, tidak ada seorang tuan putri yang menangis." ujar Christopher menyentuh pipi Aurora yang terasa dingin, memaksa wanita itu menoleh ke arahnya.
"Aku bukan seorang putri, Chris. Tidak ada seorang putri yang di benci oleh Tuhannya sendiri." ujar Aurora tersenyum tipis kemudian memutus tatapan keduanya.
Ia bisa kembali menangis dan menumpahkan semuanya jika Christopher terus menerus menatapnya seperti tadi. Begitu dalam dan peduli. Dan Aurora tidak bisa membedakan apa pria itu sedang bersandiwara atau tidak.
"Siapa yang membencimu, Ara?" tanya Christopher pelan, meringis dalam hati mendengar ucapan Aurora barusan.
"Tu—"
"Tuhan tidak membenci mu, Ara. Tidak ada yang membenci mu." potong Christopher menatap Aurora serius, "Tidak ada satupun."
"Tapi dia merenggut kebahagiaan ku!" bisik Aurora menatap balik Christopher dengan tatapan terluka.
"Aku dulu sangat ingin Mommy mengepang rambut sebelum bersekolah, Chris. Tapi Mommy tidak bisa, dia sakit."
"Dan Daddy dengan bodoh membawa wanita itu ke rumah. Wanita itu—"
"Ara!" bentak Christopher mendengar suara keras Aurora yang terasa mengiris hatinya perlahan. Auroranya benar-benar terluka selama ini.
"Mommymu bisa menangis mendengar ucapan kasar putrinya." ucap Christopher memegang kedua bahu Aurora.
Aurora berdecih pelan, "Masa bodoh dengan Mommy yang menangis karena ucapanku, kenapa dia tidak mengajakku mati saja!?" teriak Aurora memukul tubuh Christopher dengan kedua mata berkaca-kaca.
Aurora menjatuhkan kepalanya di dada bidang Christopher dengan tangan kecilnya yang mengepal kuat,
"Aku tidak punya siapa-siapa, Chris."
"Aku bahkan tidak memiliki alasan untuk menjadi baik karena semua orang di sekitarku adalah orang-orang jahat."
- - -
udah ke jawab yah si cewe itu siapa, maaf partnya pendek karena kerjaan pada numpuk dari pagi dan udah waktunya update Atelophobia😅
see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelophobia [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ Christopher memang membenci Aurora, sangat. Tapi bukan berarti ia akan menyia-nyiakan tubuh Aurora untuk menuntaskan nafsu bejatnya. Toh wanita itu menikmatinya. Dan Aurora tidak...