🌻Malu tapi Mau🌻

948 168 47
                                    

"Es yang beku aja bisa dilelehin, hati lo yang dingin juga pasti bisa dilelehin dengan suatu kehangatan."

-Karrel Seano

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, namun gadis yang mengenggam erat novelnya itu masih saja diam di tempat, sepertinya ia belum mendapatkan kendaraan untuk pulang.

Sahabatnya sudah pulang terlebih dahulu, katanya ada acara keluarga yang harus dia hadiri.
Namanya juga orang kaya, pasti ada aja yang harus dihadirin.

"Huh, udah jam segini ga ada angkot yang lewat. Mana baterai HP gue habis lagi, gabisa mesen gojek deh." Gadis itu berucap dalam hati sambil menatap lekat ke arah jalan raya, berharap ada angkutan yang lewat di sana.

"Sendirian aja neng?" tanya lelaki itu dengan nada mengejek.

"Udah tau ngapain nanya." Jawab Kania dengan ketus.

"Gausah galak galak, ntar cinta susah gue" Karrel memandangi Kania dari atas motornya dengan heran, mengapa ia sulit sekali mendapatkan hati Gadis ini.

"Kalau mau ngejek pergi aja." Kania berusaha memalingkan wajahnya dari Karrel yang selalu menatapnya lekat.

Karrel turun dari atas motornya kemudian menarik Kania  "Ayo,gue antar lo pulang."

Kania yang tiba tiba saja di tarik terkejut " Eh, Apa apaan lo? Lepasin."

"Nurut, atau ga gue gendong?" Karrel lagi lagi mengancam Kania.

Kania sangat tidak suka diancam, hal itu langsung membuat nyalinya menciut seketika.
Alhasil, Kania mengikuti perkataan Karrel tadi.

Ketika mereka berdua sudah naik ke atas motor, Karrel menyalakan motornya itu,ada senyuman tanda kemenangan di wajahnya ketika mampu mengajak gadis ini pulang.

Motor itu membelah jalan raya, hari ini sangat panas Dan juga macet.

Karrel memberhentikan motornya tepat di depan warung bakso.

"Lo ngapain ngajak gue ke sini, Rumah gue ga disini." Kania menyilangkan tangannya di dada.

"Ribut mulu lo, Gue laper." Lagi lagi Karrel menarik tangan Kania.

"Gausah narik narik dong." Kania menghempaskan tangan Karrel.

"Gue ancam lagi mau?" tanya Karrel berbisik di telinga Kania,hal itu membuat bulu kuduknya berdiri.

Karrel dan Kania masuk ke dalam warung itu,banyak tatapan tatapan seolah olah memuji dari para pengunjung.

"Gue pesan dulu, duduk." ujar Karrel sambil beranjak memesan makanan mereka.

Sekitaran beberapa menit makanan mereka datang diantar oleh pelayan warung itu.
"Silahkan mbak, mas." ucap pelayan itu dengan sopan.

Mereka berdua makan tanpa berbincang sedikitpun.

Bukan apa apa, Karrel bisa saja mengajak Kania pergi ke restoran ataupun Cafe termahal.

Namun, ia tak melakukan itu, ia ingin menguji gadis ini, apakah seperti gadis gadis lain yang ia kenal.

Banyak Gadis Gadis yang mendekati Karrel hanya karena uangnya saja.

Tak sekali dua kali Karrel mendapati Perempuan seperti itu.

Namun, sangat berbeda dengan Kania, Gadis itu memakan lahap baksonya, sesekali bersenandung ria sambil menggoyang goyangkan kepalanya dengan pelan.

Selain itu, ia juga menggoyang goyangkan kakinya, seolah olah sangat menikmati bakso itu.

"Cantik lo nambah kalau lagi makan." puji Karrel menatap Kania dengan tenang.

Unknown [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang