"Gue harap, kita bisa kaya gini terus Rel. Walaupun nanti, gue udah ketemu sama Prince,"
-Kania Salsabila.Happy Reading all!❤️❤️❤️❤️
"Yaudah, yuk pulang Rel!" ajak Kania pada Karrel yang masih terlena dengan lamunan nya.
Mendengar hal itu, Karrel tersentak dan akhirnya menganggukkan kepalanya.
Setelah membayar es Dawet pada bang Jali, mereka berjalan beriringan menuju pangkalan angkot.
Karrel yang selalu setia membawakan keranjang berisi belanjaan Kania, dan gadis itu sibuk memakan pisang yang sengaja ia minta dari bu Surti si pedagang pisang terenak di pasar ini.
"Lo ga ada niatan gitu, bagi bagi pisang lo ke gue?" tanya Karrel pada Kania yang masih asyik mencomot pisang pemberian bu Surti.
Mendengar pertanyaan Karrel barusan, Kania menoleh sebentar, dan menatap dua pisang yang ada di genggamannya saat ini. Satu sudah ia makan, dan tinggal sisa satu lagi.
"Hm, yaudah deh, nih. Dijamin kalau lo makan ini, rese lo bakal berkurang." ujar Kania ngawur, kemudian gadis itu memberi pisang tersebut pada Karrel.
Karrel menerima pisang tersebut dengan mata yang berbinar, hal tersebut membuat Kania bingung dan heran.
"Lo kaya ga pernah makan pisang aja deh," ejek Kania seraya terkekeh.
"Iya, gue gak pernah makan pisang seenak ini, kenapa ga lo beli aja sih? Kalau boleh sekalian aja borong, gue yang bayar juga ga masalah," ujar Karrel sombong, kemudian lelaki itu memakan pisang tersebut.
Ingin rasanya Kania menimpuk Karrel dengan sendal Swallow yang ia kenakan. "Mentang mentang lo orang kaya, gampang banget ngomong kaya begituan!" Kania sedikit berteriak, tatapan gadis itu jatuh pada Karrel yang masih asyik makan.
Di gigitan terakhir, Karrel membuang kulit pisang tersebut ke tong samalah yang sudah disediakan pemerintah seraya berkata, "Ya, maaf. Habisnya, enak bener ini, serius gue."
Kania terkekeh dengan sikap Karrel yang sangat polos ini. Bagaimana tidak? Sepertinya lelaki ini memang jarang memakan makanan dari pasar.
"Hmm, lo mau makan martabak rasa cokelat gak? Di pinggiran sana, ada penjual martabak terenak loh," tawar Kania, yang langsung mendapatkan anggukan antusias dari lelaki itu.
"Perasaan, semua yang lo tawarin pasti ada embel embel terenak nya deh, heran gue."
"Udah ah, ayo! Sebelum kehabisan!" pekik Kania, kemudian mereka berjalan menuju gerobak martabak yang berada di pinggiran pasar.
Sesampainya mereka disana, "Bang Jupri, martabak cokelat nya dong satu," ujar Kania, tak lupa dengan senyum manis yang selalu melekat di bibirnya.
"Eh, ada neng Kania. Satu aja neng?" tanya bang Jupri memastikan.
"Lima aja bang," sahut Karrel yang sudah gondok melihat kedekatan antara Kania dengan bang Jupri si penjual martabak terenak.
Kania menoleh pada Karrel dengan tatapan yang aneh, "Apaansih lo? Lima? Emang lo bisa ngabisin semuanya?" omel Kania, tak terima dengan perkataan Karrel barusan.
Karrel tak menghiraukan omelan Kania barusan, lelaki itu justru mengeluarkan selembar uang berwarna merah, "Nih bang, kembaliannya dikembaliin ya, soalnya saya ga kaya cowok cowok lain. Yang kalau beli suka bilang, Bang kembaliannya ambil aja ya," ujar Karrel menirukan nada nada cowok sombong yang sering ia temui.
Kania tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Karrel barusan, begitu pula dengan bang Jupri, ia menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah Karrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown [ON GOING]
Novela Juvenil[FOLLOW, SEBELUM BACA!] Bagaimana bisa mencintai seseorang yang tidak kita ketahui? Kisah ini menceritakan perjalanan cinta melalui ketidaktahuan antara sepasang remaja. Yang pada akhirnya kedua insan tersebut sadar siapa cinta mereka yang sebenarny...