Apakah harapan itu masih ada?
Apakah Karrel akan kembali padanya?
Apakah Karrel dan Kania akan kembali bersatu?
🌻🌻🌻
Ayo, absen disini siapa yang kangen cewek galak (Kania), dan cowok rese (Karrel) ???
Yang belum follow, ayo follow dulu.❤️
Happy Reading❤️
🌻🌻
Karrel berjalan seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Semua ini harus berakhir." ucap Karrel dalam hati, pandangannya selalu berada ke depan sana.
Langkah demi langkah, lelaki itu akhirnya berhenti di belakang sekolah, kemudian duduk di bangku panjang yang ada di sana.
Karrel merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih yang kerap disebut sebagai ponsel itu dari sana.
Temui gue di belakang sekolah, kalau lo gak datang, lo sendiri yang tanggung akibatnya.
Setelah selesai mengetik dan menekan tombol kirim, Karrel memasukkan kembali ponsel itu dan menghela napasnya pelan.
Lelaki itu bersandar dan menutup matanya, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Karrel mendengar suara ketukan sepatu dari langkah seseorang, namun lelaki itu belum mau membuka matanya, ia masih tetap berada di posisi yang ia anggap sangat nyaman untuk saat ini.
Seseorang yang baru saja tiba itu meneguk salivanya dengan susah payah, "Ko—kok ganteng banget sih,"
Tiba tiba saja, Karrel angkat bicara, "Duduk,"
Seseorang yang baru saja diberi perintah itu membulatkan matanya, "I—iya kak,"
Merasa seseorang itu sudah duduk, akhirnya Karrel mengubah posisinya yang sebelumnya bersandar kini tegap kembali.
"To the point aja, lo kan yang adu dombain Kania sama Kezia?" tanya Karrel sengit.
Seseorang itu lagi lagi membulatkan matanya, "Bu-bukan kak, kok kakak nuduh aku yang engga-engga sih kak?" jawab seseorang itu berusaha mengelak.
"Reva, nama lo Reva kan? Anak 10 IPA 2 yang kemarin nabrak gue waktu di kantin."
Seseorang yang bernama Reva itu gelagapan, ingin kabur saat ini juga.
"Gue tau semua tentang lo, jangan pikir kalau gue nggak liat lo ngerekam Albar sama Kania waktu mereka ngomong di Rooftop."
"Lo tau nggak mereka ngomongin apa?"
Reva yang mendengar ucapan Karrel barusan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terus kenapa lo ngerekam seenaknya aja? Emang lo tau kejadian itu dari awal? Nggak kan?"
Lagi lagi Reva diam tak bergeming dibuat Karrel.
"Lo itu licik, tapi gak bijak! Lo itu nyebarin berita, tapi hoax! Lo itu penghianat, sekaligus munafik! Sebenarnya bukan Kania yang penghianat di sini, tapi lo!" Karrel menekankan kata penghianat dan munafik itu pada Reva.
Reva menggigit bibirnya, berusaha tidak menangis, "EMANG KENAPA KAK? AKU SALAH YA? ASAL KAKAK TAU YA, AKU UDAH LAMA SUKA SAMA KAKAK, TAPI APA? SEDIKIT PUN KAKAK GAK PERNAH LIRIK AKU! AKU BERUSAHA NGERUBAH PENAMPILAN AKU, TAPI APA? KAKAK MALAH NGEJAR KAK KANIA KAN?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW, SEBELUM BACA!] Bagaimana bisa mencintai seseorang yang tidak kita ketahui? Kisah ini menceritakan perjalanan cinta melalui ketidaktahuan antara sepasang remaja. Yang pada akhirnya kedua insan tersebut sadar siapa cinta mereka yang sebenarny...