🌻Sesuatu dari Prince🌻

607 68 35
                                    

"Tidak ada perasaan yang salah, hanya saja aku terlalu berharap pada orang yang salah."
-Karrel Seano.

Desiran angin yang tak terlalu kencang, menemani perbincangan antara Kania dan Karrel saat ini.

Malam ini, mereka sedang berada di taman, tepatnya sedang duduk di bangku taman yang berwarna putih itu.

Dinginnya suasana malam ini sepertinya tak menjadi halangan bagi mereka.

Sedari tadi, mereka bercanda gurau, dan banyak membicarakan hal hal yang sederhana, namun mengundang suatu kebahagiaan.

"Ternyata lo rakus juga ya Rel! Ga ada jaim jaimnya sedikit pun, heran gue." ujar Kania seraya memasukkan satu potong martabak coklat itu ke dalam mulutnya, namun matanya masih selalu menatap Karrel yang tak henti hentinya memakan martabak tersebut dengan rakus.

Karrel hanya menganggukkan kepalanya saja, kemudian memakan martabak coklat itu lagi.

Pada gigitan terakhir, Karrel mengadu pada Kania, "Huaaaa, asli kenyang banget gue!" ujar lelaki itu seraya mengusap usap perutnya.

Kania menggeleng gelengkan kepalanya dan mengeluarkan satu botol air mineral yang sengaja ia bawa tadi, "Nih, minum! Tapi sisain ya, gue juga haus." ujar Kania, kemudian gadis itu memberikan botol air mineral tersebut pada Karrel.

"Ck, gimana mau nyisain coba? Lo bawa sedotan ga?" tanya Karrel kemudian lelaki itu menerima pemberian Kania barusan.

"Nih, untung gue bawa dua sedotan."

"Yaudah, sini, gue mau minum."

Kania memberikan sedotan tersebut pada Karrel, tanpa menunggu ini itu, Karrel langsung menerimanya, kemudian lelaki itu membuka tutup botol air mineral tersebut, dan memasukkan sedotannya ke dalam botol,

Bibir Karrel sudah menyentuh sedotan tersebut, berniatan untuk segera meneguknya, namun belum sempat Karrel meminum air mineral tersebut, tiba tiba saja, "Uhukkkkk, Rel minum Rel! Gue keselek astaga!" ujar Kania seraya menarik botol air mineral tersebut dari Karrel.

Bibir Karrel yang masih menempel pada sedotan tersebut, terpaksa mengikuti gerakan Kania barusan, sehingga badan lelaki tersebut condong mendekati arah Kania.

Kania langsung memasukkan sedotan yang ia pegang tadi ke dalam botol air mineral tersebut dan langsung menegukanya.

Tanpa ia sadari, wajahnya dan wajah Karrel hanya berjarak satu cm saja saat ini.

Bagaimana tidak? Karrel yang berusaha minum dari botol tersebut, langsung di tarik paksa begitu saja oleh Kania. Dan bodohnya lagi, ia tak sadar, kalau Karrel mengikuti pergerakannya tadi.

Sekarang, mata mereka bertautan. Sepertinya enggan untuk melepaskan kontak mata tersebut.

Kania menatap mata lelaki itu dengan dalam. Begitu juga dengan Karrel, ia menatap mata gadis tersebut dengan sangat dalam.

Saat Kania menatap Karrel, ia merasa ada sirat yang sangat sulit diartikan dari pancaran matanya.
Begitu juga dengan Karrel, saat ia menatap Kania, ada sirat yang sulit diartikan dari pancaran matanya.

Beberapa detik telah berlalu, namun mereka masih enggan menghentikan kontak mata tersebut.

Seolah olah terbius dan terhipnotis oleh tatapan tersebut, Kania dan Karrel masih nyaman dalam posisi mereka.

Unknown [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang