{~Selamat membaca~}
Hwang Jini, tubuh wanita itu terus bergetar sekarang ini. Ia terduduk simpuh dihadapan sang Ayahnya yang terlihat sangat marah kepadanya, tangan wanita itu terkepal dan disimpannya di atas paha. Tatapannya terus tertuju kearah bawah karena ia sama sekali tidak berani menatap mata elang nan tajam dari sosok Ayahnya itu.
"Semuanya telah berakhir, Jini!" ucap sang Ayah, sembari membuka kotak cukup besar di atas mejanya.
Jini sangat terkejut setelah melihat apa isi dari kotak tersebut, air matanya mulai berjatuhan karena itu. Entah apa yang Ayahnya lakukan kepada kekasihnya, karena pakaian pria itu kini berada di dalam kotak itu dan penuh dengan bercak darah.
"Apa yang Ayah lakukan kepadanya?" tanya Jini, sangat bersedih.
Tuan Ho membantingkan kotak berisikan pakaian Yung itu kehadapan Jini dengan cukup kerasnya. Jini tersentak, ia kembali ketakutan kepada Ayahnya itu.
"Fokuslah untuk kompetisi itu! Kau sangat membuatku gila!" ucap Tuan Ho, secara perlahan.
"Berciuman dengan pria miskin, cih!" Tuan Ho berdecih setelah mengucapkan kata itu, membayangkannya saja sudah sangat menjijikan baginya.
Bagi Tuan Ho, orang-orang yang kastanya lebih rendah darinya, ia anggap sebagai orang yang miskin. Tuan Ho tidak merestui hubungan puterinya dengan Yung, karena kasta yang dimiliki oleh pria tersebut sangatlah rendah.
"Apa Ayah membunuhnya?" tanya Jini, karena ia butuh jawaban pasti untuk itu.
"KENAPA KAU TERUS MEMIKIRKANNYA!" bentak Tuan Ho kepada puterinya itu.
"Kau harus memikirkan keluargamu! Jika kau menjadi permaisuri dari Putera Mahkota, kasta kita akan berada paling atas-" ucap Tuan Ho, menjedanya beberapa detik.
"Dan juga, Tuan Myeong pasti akan menjadi tikus kecil bagiku," lanjutnya.
Jini menghembuskan napasnya kasar, ia tak henti-hentinya menangis sekarang ini. Sembilan belas tahun ia hidup di dunia ini rasanya tidaklah berguna, sembilan belas tahun ini ia hanya terus melakukan apa yang Ayahnya perintahkan kepadanya.
Namun, tidak dengan sekarang. Ia sudah lelah untuk mematuhi Ayahnya itu. Jini menghela napasnya, ia mengumpulkan semua keberaniannya untuk menatap Ayahnya dan berbicara pada pria kejam itu.
"Apa kasta sangat penting bagi Ayah?" tanya Jini, dengan tatapan yang menyedihkannya.
"Tidak," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trumpet Flowers (TAMAT)
Historical FictionEun Dan Oh (은단오), putri tunggal dari perdana menteri Eun Myeong (은명) yang sangat jatuh cinta pada salah satu pangeran dari dinasti Joseon. Ia memiliki satu impian sejak kecil, yakni menikah dengan lelaki tersebut. *** Pertumpahan darah terjadi di is...