Eun Dan Oh (은단오), putri tunggal dari perdana menteri Eun Myeong (은명) yang sangat jatuh cinta pada salah satu pangeran dari dinasti Joseon. Ia memiliki satu impian sejak kecil, yakni menikah dengan lelaki tersebut.
***
Pertumpahan darah terjadi di is...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang sangat indah, langit cerah benderang seolah menunjukan sebuah kebaikan dihari ini. Negeri Joseon sangat ramai seperti biasanya, pagi hari adalah awal dimana para rakyat memulai kembali aktivitasnya.
Jujur saja, disaat istana mengumumkan bahwasanya Pangeran Yeongjo masih hidup, para rakyat sangatlah bahagia dan sangat berharap akan kebaikan negeri ini kedepannya. Para rakyat terlihat sangat senang, sedikit demi sedikit, semuanya kembali membaik berkat Pangeran Yeongjo.
Eun Dan Oh, wanita itu kini berjalan seorang diri disebuah jalan yang cukup ramai. Langkah kakinya memiliki arah dan tujuan, yakni untuk mendatangi kembali bekas pelayannya yakni Sae Ri, yang kini ia tempatkan disuatu tempat tanpa sepengatahuan siapapun.
Banyak pertanyaan di benak Dan Oh yang ia tujukan pada bekas pelayannya itu, namun ia masih belum mendapatkan satu jawaban pun dari wanita tersebut. Dan Oh tahu jika wanita itu seperti menyimpan ketakutan, terlihat dari tingkah lakunya sejak ia pertama kali bertemu dengan wanita bernama Sae Ri tersebut.
Dan Oh kini telah tiba disana, ia membuka gerbang kayu menuju sebuah gubuk yang jauh dari jangkauan masyarakat. Kedua sepatu cantik yang ia kenakan, kini dilepasnya. Kakinya melangkah kearah pintu masuk gubuk tersebut, membukanya dan langsung memasukinya begitu saja.
"Agasshi?" pekik Sae Ri, sangat terkejut akan kedatangan bekas nona majikannya itu.
"Kau terkejut?" tanya Dan Oh, sembari memposisikan tubuhnya untuk terduduk dihadapan Sae Ri.
"Tidak, hanya saja.. tadi anda datang secara tiba-tiba," jawabnya.
"Bagaimana malam tadi? Apa kau dapat tidur nyenyak di gubuk kecil ini?" tanya Dan Oh.
"Sangat. Saya sangat berterima kasih karena anda memberikan saya tempat untuk tinggal," jawabnya, merunduk ke hadapan Dan Oh.
"Bagaimanapun, aku selalu menganggapmu sebagai keluarga. Dan.. kau harus selalu tahu itu," ungkap Dan Oh, membuat kedua mata Sae Ri membelalak seketika.
"Aku tidak akan lama berada disini, karena aku harus segera pergi ke istana. Sebenarnya, ada banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu, namun sepertinya.. aku harus menunggu waktu dimana kau siap untuk menjawab semua pertanyaanku itu." Sae Ri hanya terdiam, matanya bergetar setelah mendengar penuturan dari bekas majikannya itu.
Dan Oh bangkit dari duduknya, matanya tak dapat lepas dari kedua mata Sae Ri. Wanita itu tak lagi memakai baju yang lusuh, Dan Oh memberikannya baju yang tengah Sae Ri pakai sekarang ini. Wanita yang tidak terlalu tua, matanya seolah menyimpan banyak kesedihan, karena Dan Oh mengetahuinya.