27

193 38 17
                                        

{~Selamat membaca~}

{~Selamat membaca~}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemarilah!"

Haru yang kini tengah tertidur, terusik akan mimpi yang kini menghampirinya.

"Bagaimana? Apakah semuanya sudah siap?"

"Tenang saja, aku telah menyiapkan segalanya,"

"Dalam sekejap, semuanya akan menjadi milikku,"

"Kau tidak lupa dengan perjanjian kita, bukan?"

"Tenang saja, aku tidak akan lupa akan janji itu. Saat Putera Mahkota Heonjong gugur, aku akan menepati semua janjiku yang pernah aku katakan padamu."

Tubuh Haru kini bergetar cukup hebat, matanya masih tertutup dengan ditemani mimpi buruknya. Keringat pun kini membanjiri tubuh pangeran tampan itu, ia terlihat ketakutan akan mimpinya kali ini.

"Abeoji." Haru memanggil nama Ayahnya tanpa disadari.

"Animnida, Abeoji!" katanya lagi, masih tertidur.

"ABEOJI!" Haru terbangun dari mimpi buruknya, ia kini terduduk di atas ranjangnya setelah tadi berteriak.

Haru, pria itu kini mengatur napasnya yang tidak beraturan. Mimpinya kali ini adalah mimpi terburuk baginya, ucapan dari kedua pria selalu saja terngiang di kepalanya.

Sudah lama ia tidak memimpikan hal tersebut semenjak hari pemberontakan istana terjadi, dan ia kembali ditakutkan oleh mimpi tersebut.

Haru menghela napasnya secara perlahan, tatapannya kini tertuju kearah langit-langit kamarnya. Tanpa disadari, air mata kini turun dari pelipis mata pangeran tampan itu. Matanya bergetar, sudah lama ia menyimpan hal ini seorang diri.

"Mianhamnida, abeoji," lirih Haru, tak henti-hentinya menangis.

.

🌺Trumpet Flower🌺

.

"Aku sudah menemukannya," ucap Putera Mahkota Baek Kyung, kepada Pangeran Yeongjo yang kini terduduk dihadapannya.

"Apa yang kau maksud?" tanya Pangeran Yeongjo, karena tidak terlalu paham.

Putera Mahkota mengeluarkan sesuatu dari jubah istananya, yakni potongan anak panah yang sebelumnya diberikan Pangeran Yeongjo kepadanya. Putera Mahkota meletakkan anak panah tersebut di atas meja, menggeserkannya untuk ia berikan kembali kepada saudaranya itu.

Trumpet Flowers (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang