Eun Dan Oh (은단오), putri tunggal dari perdana menteri Eun Myeong (은명) yang sangat jatuh cinta pada salah satu pangeran dari dinasti Joseon. Ia memiliki satu impian sejak kecil, yakni menikah dengan lelaki tersebut.
***
Pertumpahan darah terjadi di is...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terdengar suara seseorang anak yang tengah menangis, hal itu membuat kebingungan seorang wanita paruh baya yang sedang mencari kayu di dalam hutan. Wanita paruh baya itu menatap kearah sekelilingnya, mencari sumber suara tangisan seorang anak yang ia dengar.
Wanita itu mulai berjalan, kearah sumber tangisan itu berasal. Langkahnya seketika terhenti, memandangi seorang anak pria yang tengah menangis dan memeluk lututnya dengan sangat erat. Dapat dikatakan anak pria itu seperti tengah ketakutan, terlihat dari tubuhnya yang terus saja gemetaran.
"Sedang apa kamu dimari?" tanya wanita paruh baya itu, perlahan.
Anak itu mengangkat pandangannya, melihat secara perlahan wajah wanita yang sedang berdiri dihadapannya. Terlihat wajah itu seperti sang Permaisuri Kim, namun secara perlahan wajah itu berubah menjadi sosok wanita paruh baya yang sama sekali tidak dikenali anak pria itu.
"Ibu," lirih anak pria itu, dengan matanya yang berlinang.
"Siapa kamu? Sedang apa kamu di hutan seorang diri?" tanya wanita tua itu.
"Ibu." Tak henti-hentinya anak pria itu memanggil Ibunya dan mengacuhkan setiap pertanyaan yang dilontarkan wanita tua itu.
"Apa yang kau lakukan disini?" Seorang pria tua datang menghampiri wanita tua itu, yakni istrinya.
Wanita tua itu memandangi suaminya, ia memberitahukan bahwa anak pria yang sedang terduduk didepannya itu terus saja menangis dan memanggil Ibunya yang entah dimana keberadaannya. Pria tua itu terjongkok dihadapan anak itu, memandangi anak pria yang sangat tampan dan ia yakin anak itu terlahir dari keluarga yang kaya. Lalu, untuk apa ia berada di hutan seorang diri?
"Siapa namamu?" tanya pria tua itu.
"Apa Paman melihat Ibuku?" balasnya, bertanya balik.
"Siapa Ibumu? Apa yang kamu lakukan dimari?" tanya wanita tua dan ikut berjongkok dihadapan anak pria itu.
"Prajurit berpakaian hitam," ucapnya gemetar, namun tidak dimengerti oleh mereka berdua.
Wanita tua dan pria tua itu saling bertatapan, mereka kebingungan karena setiap kali mereka bertanya pastilah dijawab dengan jawaban yang lain dan itu sangat tidak dimengerti oleh mereka berdua.
"Sepertinya dia sangat ketakutan," ucap wanita tua itu.
"Kita bawa saja dia ke rumah," saran pria tua itu.
"Baik,"
"Nak, apa kau ingin ikut dengan kami ke kediaman kami?" tanya wanita tua, memandangi anak pria yang masih saja gemetaran dengan matanya yang tak henti meneteskan air mata.