Eun Dan Oh (은단오), putri tunggal dari perdana menteri Eun Myeong (은명) yang sangat jatuh cinta pada salah satu pangeran dari dinasti Joseon. Ia memiliki satu impian sejak kecil, yakni menikah dengan lelaki tersebut.
***
Pertumpahan darah terjadi di is...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haru, pria itu tersenyum tipis tatkala melihat wanita cantik yang berdiri tak jauh dari tempatnya berjalan sekarang ini. Haru memiliki janji bersama Dan Oh untuk bertemu di toko penjual guci keramik untuk membuat guci bersama-sama hari ini.
Dilihat dari mimik wajah Dan Oh hari ini, ia terlihat sangat bergembira. Wanita itu menyambut kedatangan Haru yang baru saja tiba disana. Haru berhenti melangkah dihadapan Dan Oh, pria itu kelihatan kebingungan sekarang ini.
"Apa anda datang seorang diri? Dimana pelayan anda, Nona?" tanya Haru, membuat Dan Oh tersentak.
"Eu, maksudmu pelayan Hae? Di- dia... aku tinggalkan tadi," jawabnya.
Di tempat yang berbeda, kini pelayan Hae terus berlarian disekitaran pasar. Ia kehilangan jejak sang Nona, yang akan membuatnya mendapatkan masalah besar dari Tuan majikannya.
"Agasshi!" teriak pelayan Hae, tak henti-hentinya berlari disana.
"Kenapa? Kenapa anda meningalkannya, Nona?" tanya Haru, kepada Dan Oh yang berdiri didepanya.
"Hanya saja, aku tidak terlalu suka jika terus diikuti oleh seorang pelayan. Rasanya sangat risi, lagipula aku sudah dewasa, bukan? Seharusnya Ayahku tidak perlu mempekerjakan pelayan Hae untuk terus mengikuti setiap langkahku," celutuknya, membuat Haru terkekeh atas apa yang baru saja dikatakan wanita itu.
Haru mengangkat tangannya, lalu meletakkannya di atas kepala Dan Oh. Pria itu membelai lembut rambut Dan Oh, sementara wanita itu kini membelalak karena sikap yang diberikan Haru kepadanya sekarang ini. Dan Oh menelan salivanya, ia memandangi Haru yang kini tengah tersenyum manis kepadanya.
"Hei!" Dan Oh menangkis tangan Haru dari kepalanya, ia terpaksa melakukan hal itu karena jantungnya yang semakin berdegup kencang.
"Oh- jweisonghamnida." Haru menundukkan kepalanya, ia baru tersadar akan apa yang baru saja ia lakukan pada wanita didepannya itu.
"Masuklah sekarang! Aku sudah menunggumu sedaritadi!" Dan Oh memasuki toko tersebut mendahului Haru, sementara pria tersebut masih saja berdiri disana dengan kepala yang tertunduk kearah bawah sana.
Perlahan pria itu mengangkat kepalanya, lalu ia pun memasuki toko tersebut dan menyusuli puteri Eun Dan Oh yang terlebih dahulu masuk kesana.
Mereka berdua kini berada di dalam toko dan langsung menemui sang pemilik dari toko guci tersebut. Haru terus saja memandangi sekitarnya, rasanya sangat tenang berada di tempat yang penuh dengan karya seni yang indah.