12

285 52 18
                                        

{~Selamat membaca~}

"Aku sangat menyukai kalung giok ini, aku akan mengambilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sangat menyukai kalung giok ini, aku akan mengambilnya."

Hwang Jini, wanita itu kini berada disebuah pasar Hanyang bersama pelayannya untuk berbelanja aksesoris untuk dirinya sendiri. Wanita cantik itu kini berada disalah satu penjual aksesoris kalung giok. Jini sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan mempercantik dirinya, karena baginya kecantikan sangatlah penting.

Pelayan itu memberikan beberapa keping koin untuk membayar kalung yang Nonanya beli kepada sang penjual kalung giok. Jini tersenyum, ia sangat senang karena membeli barang yang baginya sangat indah dan langka di negeri ini.

"Aku akan mencari aksesoris yang lain. Tidak apa bukan, jika aku berada di pasar sampai siang hari?" tanya Jini, kepada pelayannya.

"Ye, Agasshi," jawab pelayannya, seraya menundukkan kepalanya kehadapan Jini.

Jini kembali memelengkungkan bibirnya, ia dan pelayannya pun kembali berjalan untuk mencari aksesoris lain untuk Jini. Pelayan wanitanya kini berada di belakang sang Nona majikannya, membawa barang-barang yang dibeli oleh Jini.

Langkah Jini terhenti seketika, ia memandangi seorang pria cukup tua yang baru saja berjalan melewatinya. Jini menoleh kearah belakang karena pria tersebut kini mulai menjauh dibelakangnya. Jini tahu persis pria itu, ia adalah pria yang ia temui saat tengah berbincang dengan Ayahnya hari kemarin.

Entah apa yang terjadi pada diri Jini, seolah hatinya menyuruh dirinya untuk mengikuti pria tersebut. Jini kini memandangi pelayannya yang kini tengah menatapnya terheran karena Jini yang tiba-tiba saja terhenti melangkah.

"Aku akan pergi sebentar, kau pulang saja duluan!" titah Jini, namun pelayannya sama sekali tidak mengerti.

"Tapi.. Nona-" Belum sempat pelayan itu berbicara, Jini langsung memotongnya. "Ini perintah!" tegas Jini, membuat pelayannya langsung membungkam mulutnya rapat-rapat.

"Ye." Dengan terpaksa pelayan itu menuruti ucapan Jini, walaupun ia sangat takut bilamana Tuan majikannya mengetahui akan hal ini.

Jini segera melangkahkan kakinya, kearah pria tadi berjalan. Cukup jauh antara Jini dan pria cukup tua itu, namun Jini terus mempercepat langkah kakinya agar tidak kehilangan jejak darinya.

Jini sangat penasaran akan apa yang Ayahnya bicarakan hari kemarin bersama pria tersebut. Hal itu menyangkut pautkan nyawa seseorang, dan entah mengapa Jini sangat penasaran akan hal tersebut.

"Seharusnya Tuan Ho segera membunuh kekasih puterinya itu, agar aku tidak terus menerus ikut campur dalam masalah pribadinya," coloteh pria tersebut, membuat Jini kini menghentikan langkahnya.

Trumpet Flowers (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang