"Nah sudah selesai" Kata seorang wanita dihadapan Reva.
"Terimakasih ya mbak" Jawab Reva.
"Iyaa. Mbak kelain dulu yah" Pamitnya.
Ceklek.
Latifah masuk kedalam kamar putri pertamanya itu."Sudah selesai sayang?"
"Sudah mah, nih liat" Reva menjulurkan tangannya kepada Latifah.
"Waahhh cantik sekali tangan anak mamah" Puji Latifah.
Ya. Reva baru saja selesai dihena. Hari yang ditunggu-tunggu kini akhirnya tiba juga. Di hari Jum'at ini akan berlangsung akad nikah Seorang Azzam dan Revana. Sesuai rencana akad akan dilakukan setelah sholat jum'at nanti. Sedangkan Resepsi pernikahan akan dilaksanakan pada hari minggu nanti.
Rumah Reva sangat ramai dengan seluruh sanak saudara. Mengingat betapa bahagianya hari ini. Bahkan budhe Reva yang merupakan kakak Januar jauh jauh datang dari luar kota.
Hari ini hari yang sangat bersejarah di rumah ini. Putri pertama mereka akan menikah dengan seorang laki-laki pilihannya. Banyak yang tak menyangka, Reva kecil sekarang sudah menjadi wanita dewasa yang sebentar lagi akan diboyong oleh suaminya.
"Mamah nggak dihena?"
"Sebentar lagi mamah keluar untuk dihena, nanti mamah suruh Rain sama Nisa kesini buat temenin kamu" Nisa itu adalah sepupu Reva, anak dari kakak kandung Januar.
"Oke mahh"
"Sebentar lagi penata rias juga datang buat make up in kamu"
Latifah sangat-sangat terharu hari ini. Rasanya tak rela untuk segera melepas Reva.
"Iya mah"
Latifah keluar dari kamar meninggalkan Reva sendirian. Reva tak diperbolehkan yang lain untuk keluar kamar, karna katanya nanti akan kelelahan. Padahal Reva berpikir kalau hanya keluar kamar tak mungkin akan kelelahan. Sampai-sampai untuk sarapan pun tante Nadifa kesayangannya yang menyuapi makan.
Reva menatap gaun putih yang di gantung dekat lemari pakaian. "YaAllah lancarkan lah hari ini".
~•°•~
Jam berlalu begitu cepat. Di dalam sebuah kamar terlihat seorang pria sudah bersiap siap dengan busana putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...