50. kapan?

96 5 0
                                    

Reva duduk termenung di balkon kamarnya. Menatap kosong bintang bintang di langit malam. Kejadian di kantor tadi benar-benar mengganggu pikirannya.

"Kenapa belum hamil? Kan nikah udah mau setahun"

"Aku aja nikah 2 bulan langsung hamil"

"Mending cek ke dokter gih. Kali aja ada masalah"

"Setiap suami pasti pengen banget punya anak"

Mereka pikir Reva tak mau? Reva juga menginginkan kehadiran buah hati ditengah pernikahan mereka.

Azzam sekarang ini sedang mandi. Ia baru aja pulang kerja jam 9 tadi. Dirinya harus mengerjakan sesuatu yang penting dulu di Cafe. Berhubung besok ia tak bisa ke Cafe karna akan menghandiri resepsi pernikahan Ilham.

Ilham memutuskan menikah dengan sepupu Reva yaitu Nisa. Betapa terkejutnya Reva bahwa Nisa ternyata menikah dengan temannya sekaligus sahabat Azzam. Hal itu baru diketahui Reva saat datang ke rumah budhe Arni minggu lalu untuk menghadiri akad nikah Nisa.

Saat keluarga Reva baru sampai ternyata Ilham sudah duluan ada disana. Melihat itu membuat Reva, Azzam, Anaz, dan Raina bingung. Ketika ditanya, Ilham adalah calon suami dari Nisa.

Karna sangat kesal tak memberitahu. Azzam dan Anaz sampai melempari Ilham dengan bantal sofa. Tak ketinggalan juga Reva ikut melempari. Dan yang dilempari hanya cengengesan.

Takdir memang tak ada yang bisa menebak batin Reva.
.

Azzam menggosok gosok rambutnya yang basah dengan handuk saat keluar dari kamar mandi. Mencari sosok istrinya yang tak terlihat didalam kamar. Namun, melihat pintu balkon terbuka, Azzam sudah bisa menebak istrinya ada disana.

Reva sedikit terkejut saat selimut yang dibawa Azzam terpakai ditubuhnya.

"Sayang kenapa? Kok dipanggil nggak nyahut" Tanya Azzam kemudian ikut duduk disamping Reva.

"Aa tadi panggil Reva?" Reva malah bertanya balik.

Semenjak kejadian terbongkar kertas kertas itu, Reva menjadi terbiasa memanggil diri sendiri dengan nama saat bicara dengan Azzam.

"Iyaa. Kenapa ngelamun disini. Masuk yuk, disini dingin"

"Aa Reva mau disini sebentar"

Azzam mengangguk mengiyakan. Reva kemudiam menyenderkan kepalanya ke pundak Azzam. Azzam juga melingkarkan tangannya di pinggang Reva.

Selama beberapa menit Reva hanya bungkam. Azzam merasa ada yang tidak beres dengan istrinya. Tak seperti biasanya Reva hanya diam.

"Sayang kenapa diam aja?"

"Nggap papa kok, lagi pengen diam aja. Hehee" Jawab Reva memaksakan tertawa.

"Beneran?"

"Iyaa Aa sayangg..." Jawabnya lagi seraya mencubit pipi tirus Azzam.

Sebenarnya Azzam merasa Reva berbohong kepadanya. Entah apa yang disimpan istrinya itu. Biarlah ia akan menunggu Reva siap bercerita.

"Udah ah ayo masuk. Dingin disini" Ajak Azzam kemudian berdiri dari kursi balkon.

"Gendongg..." Pintanya.

"Manjaa dehh" Kata Azzam. Namun tetap melakukan apa yang diinginkan Reva.

Reva merasa bahagia saat diperhatikan oleh Azzam.

~•°•~

Suasana sangat ramai dalam gedung ini. Resepsi pernikahan Ilham dan Nisa sedang digelar. Semua sahabat Ilham turut hadir mulai dari tadi pagi.

Dalam Diam (Sudah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang