Reva terbangun dari tidurnya karna merasa Azzam tak ada disampingnya. Ia langsung tertidur setelah isya tadi akibat merasakan sakit dikepalanya. Reva berpikir itu adalah efek dirinya menangis histeris tadi sore. Tapi kini keadaannya sudah membaik.
Reva bangun dari kasurnya. Mencari keberadaan sang suami. Ternyata Azzam tengah berdiri di balkon dengan Hp berada di telinga, tanda sedang menelpon seseorang.
"........mayang"
Deg.
Jantung Reva berdetak lebih cepat mendengar Azzam menyebutkan nama wanita lain. Pikiran pikiran buruk selalu menghampirinya akibat kondisi psikisnya yang sedikit terganggu gara-gara omongan orang. Ditambah Reva termasuk tipe orang pemikir.Reva melingkarkan tangannya dipinggang Azzam dan menyenderkan kepalanya di punggung Azzam. Menunggu Azzam selesai dengan telpon.
Azzam yang tiba-tiba dipeluk dari belakang terkejut setengah mati. Untung saja Hpnya tak terjatuh. Namun tanpa menoleh kebelakangpun ia sudah tau itu siapa. Ia mengelus tangan Reva dengan lembut.
"Siapa??.." Tanya Reva masih dengan posisi yang sama. Azzam sudah menutup telponnya.
"Karyawan Cafe aku sayang. Dia melaporkan kondisi Cafe" Jawab Azzam. Memang Reva tak tau menau nama-nama karyawan Azzam.
"Oohhh"
"Kamu jangan terlalu banyak pikiran sayang. Nggak baik buat kesehatan kamu" Nasihat Azzam.
"Maaf. Reva salah"
Azzam membalik tubuhnya menjadi berhadapan dengan Reva.
"Jangan diulangi lagi oke? Kamu tenang saja. Aku nggak akan pernah berpaling dari istri aku yang cantik ini" Katanya tersenyum. Menularkan senyum itu juga kepada Reva.
"Ayo tidur lagi" Ajak Azzam merangkul pundak Reva, membawanya masuk kedalam kamar.
"Aa.."
"Kenapa sayang??"
"Mau thaitea" Pintanya manja.
Azzam menautkan alisnya. "Thaitea?"
"Iya Thaitea di Cafe Aa. Sama mau donat"
"Tumben malam-malam gini kamu mau itu. Laper?"
"Yaudah kalau nggak mau beliin" Cemberut Reva. Berniat ingin pergi ke kasurnya lagi.
"Eehhh. Iya-iya aku beliin. Kamu tunggu dulu" Cegat Azzam dengan cepat. Takut membuat mood sang istri jadi buruk lagi.
"Mau ikutt"
"Jangan sayang dingin. Tunggu aja sebentar" Ujar Azzam seraya mengambil jaket dalam lemari.
"Aa mau ikut.. Reva dalam mobil aja kok. Nggak ikut keluar" Bujuknya lagi. Berharap Azzam bisa luluh.
"Yaudah ayo. Pakai hoodie kamu"
Reva dengan senang hati menurutinya. Diperjalanan Azzam menyuruh Reva menelpon karyawan Cafe nya dulu untuk menyiapkan thaitea. Supaya saat datang, bisa langsung mengambil tanpa menunggu. Setelah itu baru keduanya ke toko donat kesukaan Reva.
~•°•~
Reva dengan Azzam masih bergelung dibawah selimutnya. Reva masih terlelap dalam dekapan Azzam. Azzam juga masih tertidur pulas dengan memeluk tubuh istrinya.
Suara pencetan bel rumah beberapa kali membuat tidur pulas Azzam terusik. Hingga suara telpon terdengar dari Hpnya. Dengan tangan kanan ia mengambil Hp yang terletak diatas nakas sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...