Tanpa terasa kian hari perut Reva sudah membesar. Usia kandung Reva sudah menginjak 8 bulan. Reva sangat bahagia menikmati perannya sekarang. Ia juga telah berhenti bekerja semenjak memasuki usia kandungan 5 bulan atas permintaan Azzam.
Semenjak Reva hamil, Azzam semakin perhatian sekaligus protektif kepadanya. Saat 5 bulan kehamilan Reva sudah tak diperbolehkan menyetir mobil sendiri. Jika ingin pergi pun, harus ada yang menemani.
Pernah Reva ingin berkumpul dengan para sahabatnya dan Azzam sedang bekerja. Ica lah yang dengan senang hati menjemputnya, karna kalau tak dijemput bisa dipastikan tidak akan mendapat izin dari Azzam. Malah kadang Ica, Fai, dan Lia berkumpul di rumah Reva karna mereka sangat mengerti keadaan Reva sekarang.
Hal yang membahagiakan lagi bagi Reva adalah ternyata adiknya juga tengah hamil. Ya Raina hamil dengan usia kandung 5 bulan sekarang. Sangat senang bisa hamil bersama Raina. Mereka bisa curhat tentang masalah kehamilan.
Dan satu informasi lagi. Sahabatnya Faiza sudah menikah satu minggu yang lalu dengan pria yang cukup membuat semuanya kaget. Reva semakin takjub dengan yang namanya takdir.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Tapi ia masih bingung ingin makan siang apa. Rasanya tak berselera untuk makan. Tapi kalau tak makan, kasian dengan keadaan anaknya didalam perut. Dan pasti juga akan kena omelan Azzam. Azzam saat ini sedang berada di kantor.
Tidak tau mengapa tiba-tiba saja ikan bakar terlintas dipikirannya. Reva membayangkan betapa enak jika makan tersebut. Membuat ia ngiler sendiri. Reva berpikir sepertinya ia sedang mengidan ikan bakar.
Walaupun sudah memasuki usia 8 bulan. Reva terkadang masih mengidam seperti awal kehamilan dulu.
Dulu pada awal kehamilan Reva pernah menginginkan makanan yang tempatnya jauh dari rumahnya. Reva sebenarnya takut untuk memberitahu Azzam, tapi mau bagaimana lagi ini keinginan anaknya. Dengan berat hati ia terus terang kepada Azzam. Padahal saat itu Azzam baru pulang bekerja. Meski lelah, Azzam mau menuruti ngidam sang istri.
Reva sangat merasa bersalah dengan waktu itu. Selama Azzam pergi, ia menangis di kamar. Kasian dengan keadaan suaminya. Sampai Azzam kembali ke rumah tengah malam, Reva baru berhenti menangis. Moodnya memang benar benar tak karuan ketika hamil.
Mengenai ikan bakar, Reva jadi ingin ikan bakar buatan mamahnya. Segera ia menelpon Latifah.
"Assalamualaikum mah" Ucap Reva saat sambung telepon sudah tersambung.
"Waalaikumsallam nak. Kamu nggak kenapa-napa kan?" Tanya Latifah was-was. Pasalnya kedua putrinya sama-sama mengandung, ia sebagai ibu terus khawatir dengan keadaan Reva dan Raina.
"Reva nggak papa mah. Reva cuma mau ikan bakar buatan mamah.."
"Jadi ceritanya lagi ngidam ikan bakar? Yaudah mamah buatin sekarang. Nanti siang mamah anterin ke rumah kamu ya" Sebagai calon nenek, ia dengan senang hati menuruti segala ngidam Reva.
"Reva mau liat mamah masak.." Rengeknya manja.
"Sayang kamu tunggu di rumah aja. Mamah was was ah kalau kamu kecapekan nanti"
"Reva nggak kecapekan mah. Janji deh nanti Reva duduk aja liatin amah masak"
"Yaudah terserah kamu aja. Kamu siap siap aja, mamah akan kirim supir ke rumah kamu"
"Nggak usah mah. Reva nyetir sendiri aja"
"Kayak diizinin aja nyetir sendiri. Mamah tau kamu nggak diizinin Azzamkan nyetir sendiri"
"Padahal Reva masih sanggup loh mah nyetir..."
"Udah deh nak, nurut aja sama suamimu. Itu juga buat kebaikan kamu. Mamah akan kirim supir buat jemput kamu. Mamah nggak mau ah nanti dimarahin Azzam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...