Selesai sarapan bubur. Mereka semua kembali ke rumah Azzam dengan berjalan kaki. Para pria membuat barisan bergerombong didepan sembari terus bercanda. Dibelakangnya juga ada barisan para wanita sedang asik mengobrol, kecuali Reva yang hanya sesekali menanggapi.
Saat sampai di halaman rumahnya, Reva merasa pandangannya serasa berputar. Belum lagi keringat dingin mencucur di badannya. Badannya terasa sangat lelah. Apalagi rasa sakit diperut dan kepalanya.
Reva memegang erat tangan Raina yang kebetulan berada disampingnya. Raina yang merasa tangannya disentuh, menoleh kearah Reva.
Brukk..
Reva ambruk kebawah dengan masih memegang tangan Raina. "KAKAKK!!!".Otomatis Raina juga ikut terjatuh kebawah. Dengan cepat ia segera menahan tubuh kakaknya supaya tak jatuh ke semen.
Para lelaki yang mendengar suara keras Raina segera berbalik. Azzam yang melihat istrinya terjatuh membulatkan mata. Segera berlari menuju Reva berada.
"Sayang!! Sayang.. Kamu kenapaa??" Dengan sangat cemas Azzam mencoba menepuk pelan pipi Reva.
"Aa.. Sakit..." Rintih Reva sangat lemah dengan tangan memengang perut.
"Kita ke rumah sakit sekarang" Kata Azzam tak karuan melihat sang istri seperti itu. Lalu ia mengangkat tubuh Reva berniat memasukkannya kedalam mobil.
"Gue aja yang nganter Zam, gue pakai mobil. Lo nggak mungkin nyetir dengan keadaan begitu" Cegah Lia. Pagi ini tak tau kenapa semuanya serempak memakai motor. Hanya Lia yang memakai mobil. Maklum, Lia adalah anak orang berada yang terbiasa naik mobil.
"Iyaa" Azzam menuruti apa yang dikatakan Lia. Yang terpenting Reva harus segera dibawa ke rumah sakit.
"Lo semua pulang aja. Nanti gue kabarin" Titah Lia. Karna tak mungkin semuanya ikut ke rumah sakit.
"Nggak ka, Raina akan ikut sama mas Anaz" Ujar Raina khawatir dengan keadaan kakaknya.
Akhirnya kelimanya berangkat ke rumah sakit. Disepanjang perjalanan Azzam benar-benar sangat khawatir. Selama menikah belum pernah ia melihat Reva seperti ini.
Sampai di rumah sakit Reva langsung dibawa ke ruang pemeriksaan. Azzam dan lainnya menunggu diluar dengan harap harap cemas.
Seorang dokter wanita akhirnya keluar dari ruangan itu. Azzam langsung berdiri menghampiri.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanyanya tak sabaran.
"Istri anda tidak apa apa. Hal itu biasa terjadi pada ibu yang sedang hamil muda" Jawabnya membuat yang semua yang ada disitu menatapnya tak percaya.
"A-Apa dok? Istri saya hamil?"
"Iya Pak. istri hamil dengan usia kandungan baru 7 minggu"
Azzam bahagia bukan main mendengan kabar ini. Dalam hati tak lupa ia mengucap syukur kepada Sang Maha Pencipta.
"Lalu kenapa istri saya tadi kesakitan dok?"
"Itu karena tubuh istri merasa sangat kelelahan. Ditambah istri anda sepertinya sedang banyak pikiran"
"Iya dok. Kemarin ada omongan orang yang sangat dia pikirin"
"Sebaiknya Bapak selalu menjaga agar Ibu tak banyak pikiran atau sampai stress. Hal itu sangat tidak baik untuk janin"
"Iya dok. Terimakasih sarannya"
"Baiklah kalau begitu saya permisi"
Dokter itu pun meninggalkan mereka. Azzam, Raina, Anaz, dan Lia langsung masuk ke ruangan untuk melihat kondisi Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...