Acara resepsi telah berakhir saat mendekati magrib tadi. Semua sanak saudara telah pulang ke rumah masing-masing. Di rumah Reva sekarang hanya tinggal keluarga Nadifa dan keluarga budhe Arni, kakak Januar.
Budhe Arni datang lagi kemari untuk menyaksikan pernikahan Raina. Budhe Arni memiliki 2 orang putra yang telah menikah dan masing-masing sudah mempunyai anak usia 6 dan 7 tahun. Satu lagi seorang perempuan yang umurnya dibawah Reva setahun. Ia kesini juga bersama sang suami, Ibra.
Sekarang sudah jam 8 malam. Semua wanita menyiapkan makan malam. Tidak semua juga sih, ada Reva, Raina, dan Nisa sedang asik bermain dengan keponakan mereka. Anak Ahem dan Madan, putra Arni.
"Nak panggil yang lain, makan malam sudah siap" Titah Arni kepada Reva, Raina, dan Nisa. Ketiga mengangguk kemudian berjalan menuju ruang tengah tempat semua pria berkumpul.
"Papah, Paman, Kakak. Makanan udah siap" Ujar Nisa kepada semuanya.
"Loh? Azzam mana naz?" Tanya Reva tak melihat keberadaan suaminya.
"Ke kamar katanya. Ada yang mau di cek sebentar"
"Ohh okedeh"
Reva tak langsung kembali ke ruang makan bersama mereka. Melainkan ke kamarnya terlebih dahulu memanggil Azzam untuk segera makan.
Ceklekk...
"Aa?" Reva masuk melihat Azzam berdiri di depan meja belajarnya.
Azzam seperti terkejut melihat kehadiaran Reva. Tapi sebisa mungkin segera ditutupi.
"Kenapa sayang?"
"Makan malam udah siap, ayo makan dulu" Ujar Reva dengan lembut.
Sangat jarang bahkan hampir tak pernah Reva meninggikan suaranya kepada Azzam.
"Yaudah ayo kita makan, udah laper nih" Jawab Azzam lalu merangkul pundak Reva.
Sampai di ruang makan, keluarga Reva sudah duduk lesehan. Azzam mengambil tempat tepat disebelah Anaz duduk. Dan Reva otomatis juga berada disamping Azzam.
Seperti biasa Reva mengambilkan makanan untuk Azzam terlebih dahulu baru dirinya.
"Cielahhh mas, MAS Anaz.." Ejek Azzam begitu mendengar Raina memanggil Anaz dengan sebutan 'mas'.
"Apasih lo zam, ngiri lo" Menoyor pelan kepala sahabatnya itu.
"Jiaahhh ngapain gue ngiri. Gue juga punya istri" Sahut Azzam lalu merangkul Reva dihadapan semuanya.
"Kenapa sih MAS Anaz" Ejek Reva ikutan juga. Dirinya hanya merasa lucu Anaz dipanggil seperti itu.
"Kakak ipar diam aja deh"
"Melayang nih sendok naz, sekali lagi lo panggil gue kakak" Kebetulan Reva memegang sendok yang ada di piring tumis kangkung.
"Revaa, jangan gitu sayang!" Tegur Latifah.
"Mahh Reva nggak setua itu dipanggil kakak sama Anaz. Lagian umur juga tuaan dia"
"Halah paling juga sebulan tuaan gue"
"Nah ngaku kan tua lo" Seru Azzam tertawa.
Semuanya hanya tertawa melihat perdebatan mereka. Memang jika sudah berkumpul, Reva pasti berdebat dengan salah satu sahabat Azzam.
•••
Semua keluarga Reva berkumpul di ruang keluarga untuk mehabiskan waktu sekedar bercerita cerita. Sangat jarang momen seperti ini bisa terjadi. Akan tetapi waktu sudah menunjukan larut malam. Sehingga semuanya bersiap siap untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...