30. Pasrah

138 12 3
                                    

From : Revana
To : MAS

Hai kamu.
Iya kamu. Kamu yang tak mungkin lagi dimiliki.

Kini..
kamu telah menjadi milik orang lain.
Bukan lagi kamu yang kuharapkan untukku.

Tolong..
Ajari aku caranya merelakan tanpa membeci.
Ajari aku mengikhlaskan tanpa air mata.

Sekarang...
Memilikimu hanyalah angan belaka.
Ketidakmungkinan yang akan terus menjadi tidak mungkin.
Aku kira.. Aku dapat mengubahnya.
Namun tidak, kali ini aku salah besar.

Mungkin..
Inilah cara tuhan menyadarkanku.
Bahwa kamu bukan jodohku.
Kita hanya bertemu, bukan bersatu.

Terimakasih atas semuanya💕

Aku...
MENYERAH.

Reva sudah pasrah dengan semuanya. Azzam telah menjadi suami wanita lain. Tak mungkin lagi bersatu dengan dirinya.

Dirinya sudah menyerah dengan semua ini. Perasaan yang disimpan selama kurang lebih 8 tahun ini sepertinya memang harus di kubur dalam-dalam.

Reva rasanya sangat malas pagi ini berangkat ke kantor. Karena keadaan hatinya, mata bengkak dan merah akibat menangis semalam. Kalau bukan karena ada meeting hari ini, mungkin Reva lebih memilih izin saja.

Dengan malas ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Selesai mandi lalu mengambil gamis hitam polos yang dipadukan dengan cardigan panjang batik.

'Haduh nih mata bengkak sama merah banget lagi' gerutu Reva saat melihat pantulan diri di cermin rias.

Reva menggunakan skill make up yang dia tau untuk menutupi kekacauan wajahnya. Semoga saja tidak ada yang curiga kalau ia habis menangis.

•••

Reva keluar dari kamarnya menuju dapur untuk sarapan.

"Pagi mah pah" Sapa Reva ketika sampai di meja makan.

"Pagi juga" Sahut keduanya.

"Rain mana Rev??" Tanya Januar.

"Halloo selamat pagi Rain datang" Heboh Rain yang baru saja dicari papahnya.

"Tuh pah. Panjang umur" Ucap Reva.

"Reva Rain ayo sarapan. Entar telat ke kantornya" Titah Latifah langsung dituruti kakak beradik itu.

Semuanya menikmati sarapan yang dibuat Latifah itu dengan tenang.

"Mah" Panggil Reva saat sudah menghabiskan sarapannya membuat Latifah menoleh.

"Kenapa sayang?? Mau nambah?"

"Bukan mah"

"Terus kenapa?" Tanya Latifah.

"Reva mau deh ketemu sama anak sahabat mamah itu" Ujar Reva santai tapi dihadiahi tatapan terkejut dari semuanya. Raina yang masih makan saja memilih berhenti untuk mendengarkan perkataan Reva.

"Kakak kejedot dimana?" Tanya Rain polos mendapat tatapan tajam dari Reva.

"Hah?? Kok tiba-tiba banget mau. Kenapa sih?" Latifah heran dengan anaknya itu. Kemarin saja menolak dengan tegas, eh sekarang dengan santainya Reva berkata mau bertemu.

Dalam Diam (Sudah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang