Reva bergegas menuju kearah mobilnya yang diparkir. Dirinya sudah sangat lelah hari ini. Reva melirik jam tangan hitam ditangan kanannya sudah menunjukkan pukul 19.05 .
Reva baru saja pulang kerja, hal ini lantaran ia memilih untuk lembur. Ia pun sudah melaksanakan sholat magrib sebelum pulang.
Karena terlalu lelah Reva tak terlalu memperhatikan jalannya lagi.
Brakk..
"Aaww"
Reva terduduk diatas semen halaman kantor."Ahh maaf mbak" Suara seorang pria.
"Kamu lagi?? Kamu yang waktu itu di Cafe kan??" Tanya Reva lalu berdiri dan membersihkan rok nya dari pasir.
"Iyaa mbak. Saya minta maaf ya karna nabrak mbak lagi" Reva merasa sangat familiar dengan suara itu.
Reva mengamati penampilan pria itu masih sama seperti sebelumnya. Bedanya sekarang ia menggunakan hoodie dan topi warna abu-abu, namun tetap menggunakan masker serta kacamata.
"Kalau gitu saya duluan mbak. Sekali lagi maaf"
"Mas tung....gu" Reva kalah cepat karena pria itu sudah pergi duluan.
"Aneh" Gumam Reva.
•••
"Assalamualaikum Reva pulangg" Heboh Reva membuka pintu rumahnya.
"Waalaikumsallam" Sahut kedua orang tua Reva.
"Mandi dulu gih, sekalian sholat Isya. Habis itu baru kita makan malam" Titah Latifah.
"Oke mamaa. Oh ya Raina udah pulang ma?"
"Udah. Baru sampai juga. Kamu nggak liat motornya di luar?"
"Nggak ma" Cengenges Reva.
Raina memang memilih berangkat dengan motor daripada mobil. Padahal Januar masih sanggup untung membelikan anak bungsu nya itu mobil.
Jangan dikira karena Januar sudah pensiun, ia tak berpenghasilan lagi. Januar itu memiliki banyak kebun karet yang diperkejakan orang. Otomatis beliau juga selalu mendapat penghasilan tanpa minta gajih dari anak-anaknya
Padahal Reva serta Raina tak masalah sedikitpun memberikan gajih mereka kepada Latifah dan Januar. Namun lagi-lagi orang tua mereka menolak itu semua. Dengan alasan penghasilan dari kebun karet lebih dari cukup untuk berdua.
Reva berlalu menuju kamarnya. Memutuskan mandi karena badannya sudah sangat lengket dan gerah. Selesai mandi ia langsung melaksanakan sholat Isya berhubung sudah memasuki waktunya.
Setelah sholat Reva membereskan mukena serta sajadah.
"Hai kak" Sapa Raina ketika Reva menutup pintu kamar. Kamar Raina tepat berada disamping kamar Reva.
"Halloo. Lancar kerja nya Rain??" Tanya Reva seraya berjalan berdampingan dengan Raina menuju dapur.
"Lancar dong. Eh kak nanti Rain mau cerita ya"
"Cerita apa??"
"Nanti deh Rain ke kamar kaka"
"Mending kalo gitu kamu bilangnya nanti aja. Udah tau punya kaka kepo" Kata Reva kesal karna sudah membangkitkan jiwa kepo didalam dirinya.
"Hahaha. Sengajaa" Tawa Raina berhasil membuat kakak nya itu kesal.
"Rame banget sih anak-anak papa" Celetuk Januar melihat kedua anaknya tiba di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (Sudah Tamat)
RomanceDisaat cinta dalam diamnya hampir terbalaskan. Namun, suatu kejadian membuatnya terpaksa menjauh. Memaksanya melupakan semua yang telah terjadi. Hancur. Satu kata itu dapat diibaratkan untuk keadaan hati seorang perempuan. "Mengapa takdir memperma...