44. Awal baru

137 7 0
                                    

Reva baru keluar dari kamar mandi di kamar Azzam. Hari ini telah dilaksanakan Resepsi pernikahan Reva dan Azzam dengan sangat meriah. Hal itu membuat Reva maupun Azzam sangat lelah, tapi juga bahagia.

Terlihat Azzam sudah berbaring di kasurnya sambil memainkan hp. Dia sudah mandi terlebih dahulu dari Reva.

Reva mengambil wadah skincare di tas yang ia bawa. Lalu duduk dilantai didepan cermin lemari Azzam, karna memang di kamar ini tak ada meja rias.

Sebenarnya ada sesuatu mengganjal di hati Reva. Dan ia memutuskan setelah ini akan disampaikannya.

"Azzam.." Panggil Reva setelah selesai dan menaruh kembali wadah skincare nya.

"Kenapa hm? Ayo naik sini" Tanya Azzam sembari menepuk nepuk tempat kasur kosong disampingnya.

Reva menuruti Azzam untuk duduk  diatas kasur.

"Aku mau ngomong"

"Mau ngomong apa?" Azzam menaikkan tubuhnya dan bersandar disandaran kasur.

"Kan sekarang status kita udah beda, nah aku ngerasa nggak sopan kalau panggil kamu pakai nama langsung" Reva mengatakan hal yang mengganjal di hatinya.

"Yaudah panggil sayang aja" Jawab Azzam santai.

"Aku serius ih..."

"Terserah kamu aja sayang... Lagian kalau panggil nama langsung, aku juga nggak masalah. Aku nggak pernah ngerasa kamu nggak sopan sama aku"

"Tapi aku nggak nyaman. Dikeluarga aku juga nggak ada yang manggil suaminya pakai nama langsung.."

"Terus kamu mau panggil aku apa?"

"Mas? Tapi kamu bukan orang jawa. Abang? Kamu bukan kakak aku. Sayang? Honey? Ihh geli ngomongnya. Ishh... Terus apa dong, kamu beri saran dong" Reva mencak-mencak sendiri, bingung mencari panggilan untuk Azzam.

Azzam menarik tangan Reva. Alhasil kepala Reva berada diatas dada bidang Azzam. Tangannya juga memeluk pinggang Reva.

"Panggilan yang biasa kamu gunain waktu bercanda aja. Ingat nggak?"

Reva mencoba mengingat panggilan apa itu.

"Aa?" Tanyanya memastikan.

"Yap betul. Pinter banget sih" Jawab Azzam sembari mengacak rambut Reva dengan gemas.

"Tapi aku nggak mau kamu panggil adek. Aku bukan adek kamu, lagian tuaan aku juga sebulan"

"20 hari, nggak sampai sebulan itu" Ralat Azzam.

"Iya yaa. Aku panggil kamu Aa aja deh" Reva mendongak memamerkan senyum kearah Azzam.

"Dan aku panggil kamu sayang" Balas Azzam lalu menggesekkan hidungnya ke hidung Reva.

Reva tertawa kegelian dengan perilaku Azzam tersebut.

"Udah ayo tidur, pasti capekkan?" Azzam kembali membaringkan tubuhnya di kasur seraya menarik Reva kedalam pelukannya juga.

"Selamat tidur sayang" Kembali Azzam mengecup kening Reva.

"Selamat tidur Aa"

~•°°•~

"A, Aa tau nggak gamis ini" Tanya Reva sambil bercermin di lemari Azzam.

Mendengar Reva bertanya, membuat Azzam menoleh. Sekarang ini, ia sendiri tengah memasang jam tangannya.

"Hadiah dari aku kan?"

"Terus pashmina ini? Jam tangan ini?" Reva menunjuk pashmina dan mengangkat tangannya yang masih terlukis hena merah untuk menunjukkan jam tangan.

Dalam Diam (Sudah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang