ch18;bimbang.

1K 170 97
                                    

Disebuah tempat dimana terdapat ruangan cukup sepi dengan penerangan yang sedikit minim, terlihat seorang pria tengah menatap pigura yang berada ditangannya dengan tatapan memuja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disebuah tempat dimana terdapat ruangan cukup sepi dengan penerangan yang sedikit minim, terlihat seorang pria tengah menatap pigura yang berada ditangannya dengan tatapan memuja.

Jarinya membelai bagian wajah seseorang disana dengan sensual.

"Kenapa kau tidak pernah menganggapku sayang?..."ucapnya pada pigura tersebut.

"Aku ada disana, aku selalu ada disana..






















TAPI KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENGANGGAPKU JUNG YERIN!!!!"teriaknya pada pigura itu.

"Aku benar-benar menyayangimu sayang..."ucapnya kembali melembut.

"Aku menyayangi semua yang ada dalam dirimu.."

Chup.

Dirinya mengecup pigura tersebut dengan lembut lalu menatapnya intens.

Tak lama kemudian tiba-tiba seseorang memasuki ruangan tersebut begitu saja membuatnya menoleh kearah tersebut.

"Paman sudah melakukan semuanya, sekarang tempat itu milikmu dan jangan libatkan aku lagi, aku ingin hidup tenang"ucap seseorang yang baru saja datang dan langsung to the point.

"Paman tidak bisakah ketuk pintu dulu?kenapa terburu-buru?"tanya pria yang tengah duduk menatap datar seseorang dihadapannya itu.

"Tidak usah berbasa-basi, kau membuang waktuku!"balasnya.

"Baiklah, silahkan pergi dan jika paman ikut campur urusanku atau membongkar semuanya, paman tau akibatnya kan?"ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya pada pigura ditangannya.

"Terserah kau"balas orang itu.

Pria itu pun langsung mengambil ceknya lalu memberikannya "tulis total yang paman mau"ucapnya.

Orang itu tersenyum kecil seraya berdecih "jika saja kau bukan keponakanku, mana mungkin aku mau menyerahkannya begitu saja terlebih gadis itu!"balasnya dan langsung mengambil cek tersebut dan melenggang pergi darisana.

Pria itu kembali tersenyum miring menatap kepergian pamannya itu "senang berbisnis denganmu paman.."ucapnya.

Setelah itu dia pun meletakkan pigura itu di mejanya lalu menyenderkan punggungnya di kursinya.

"Kau adalah narkobaku sayang.."

"Aku terlalu candu padamu hingga aku tidak bisa untuk mengontrolnya.."

"Mungkin memang kau tidak mempunyai rasa padaku.."

"Tapi cepat lambat aku akan segera memilikimu seutuhnya.."





"Jung yerin..."

±±±±±±±±±±±±


Yerin menghembuskan nafasnya kasar menatap jalanan sepi dengan duduk sendirian di tempat pemberhentian bus disana.

The Devil's Of Love{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang