prolog.

4K 240 17
                                    

Malam yang damai dengan butiran-butiran bintang yang berkilauan,

Melihatnya begitu menakjubkan,

Dengan masih mengkhayalkan sesuatu yang tidak bisa kugapai..

Meski itu sebuah mimpi,

Aku selalu berusaha mengingatkan diriku,

Agar tidak terlalu berharap.

Walaupun aku tahu pada ujungnya,

Aku masih mengharapkannya dengan sesuatu yang mewah dan menyenangkan dihidupku,

Dengan dihormati dan diperlakukan layaknya seorang putri,

Dan pada akhirnya itu adalah mimpi buruk ku.
















+++++++++++++++++++++

Sesosok gadis berkepang dua kini tengah melangkahkan kakinya dengan penuh semangat dan gembira, entah apa yang sedang ia rasakan namun melihatnya sepertinya ia sedang sangat senang sekali terlihat disana.

Senyum yang terukir indah dan membuat siapapun ikut tersenyum saat melihatnya seolah-olah ia memberikan kebahagiaan itu kepada orang lain dengan senyumannya tersebut.

Langkahnya terhenti tepat didepan rumahnya dengan memeluk sebuah kertas disana dengan masih tersenyum lebar, dengan langkah pasti dirinya memasuki rumahnya.

"Eomma yerin dap-"

Ucapannya terhenti saat tiba-tiba dirinya terkejut atas penglihatannya kini, beberapa kertas yang ia pegang sontak terjatuh berserakan.

Pandangannya yang berubah berkaca-kaca dan menatap orang-orang disana dengan tatapan seolah bertanya.

"eomma...."lirihnya dengan diikuti airmatanya yang menetes secara bersamaan.

Kini orang yang ia milik satu-satunya tengah berbaring dengan kedua matanya yang terpejam, wajahnya yang senantiasa tersenyum menyambut dirinya pulang kini pucat dan tidak berekspresi.

Gadis bernama yerin itu mendekati tubuh sang eomma nya dan memeluknya erat.

"EOMMA HIKS....EOMMA BANGUN JANGAN TINGGALKAN YERIN!!..HIKS YERIN SAMA SIAPA DISINI EOMMA HIKS...EOMMA JEBALL"teriaknya dengan airmata yang terus-menerus mengalir dari tempatnya.

"eomma hiks bangun...yerin sendirian hiks..eomma jebal hiks.."

"Yerin sudahlah,eomma mu sudah tenang disana.."ucap salah satu tetangganya.

Yerin menggelengkan kepalanya disana.

"Yerin sudah nak.."

"Aniya!!...ini tidak mungkin!eomma-"ucapan yerin kembali terhenti saat tiba-tiba dia merasakan pusing dikepalanya dan tak lama kemudian dirinya pun pingsan.

"Nak yerin bangun nak!"

"Yerin bangun!"

Skip.

Setelah beberapa saat kemudian yerin membuka kedua matanya dan menemukan dirinya tengah terbaring di sebuah sofa milik tetangganya.

Yerin memegangi kepalanya yang terasa pusing disana dengan sesekali meringis.

"Yerin kau sudah bangun nak?"

Yerin menoleh kearah wanita yang sudah berumur disana "aku dimana?"tanyanya.

Wanita itu duduk disamping yerin dan tersenyum "kamu dirumah bibi, tadi kamu pingsan makanya bibi bawa kamu kerumah bibi dulu"

The Devil's Of Love{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang