Melamun, itulah yang kini ku lakukan. Memilih untuk menyendiri dari teman-temanku yang kini sedang sibuk mengobrol dengan Yena, sepertinya merupakan hal yang membuatku lebih merasa tenang. Terlebih karena kejadian di supermarket tadi.
Apa Kookie kelelahan? mungkin saja karena tadi dia sungguh bukan Kookie yang biasanya ku kenal lewat video-video yang ku tonton di beberapa aplikasi platform video. Aku sungguh tak mengerti kenapa aku malah melihat pribadi Kookie yang berbeda tadi.
"Syifa!" panggilan Nafa itu membuyarkan beberapa pertanyaan yang terus bermunculan dalam pikiranku saat ini. Aku langsung saja bergabung dengan mereka, berharap pikiran soal Kookie menghilang dengan sendirinya. Aku yakin Kookie melakukannya hanya karena dia tidak mau ada penggemarnya yang tahu dia berada disana.
Aku hanya terdiam sambil mendengarkan Yena bercerita. Aku tidak tahu kenapa perlahan aku mulai mengerti setiap kata yang Yena ucapkan meskipun dengan bahasa yang berbeda.
Dia menceritakan soal pengalamannya yang sering bertemu langsung dengan member BTS. Dia beruntung, bukan? tapi Yena bilang dia tidak salah tingkah karena sebenarnya dia tidak terlalu mengidolakan BTS. Hufft, pantas saja dia aman tenteram tinggal di dekat agensi yang menaungi BTS itu.
"Apa kalian tahu? aku pernah berpapasan dengan mereka. Tapi sayangnya mereka hanya tersenyum padaku kemudian berlalu," jelas Yena yang kemudian memasukan keripik ke mulutnya.
"Benarkah?"
"Iya," jawabnya singkat.
"Apa kau tidak bisa bereaksi seperti kebanyakan orang?" tanya Fira yang langsung saja membuat Nafa menyenggol lengannya. Ya, pertanyaannya memang konyol.
"Aku tidak terlalu mengidolakan mereka."
3rd's person POV
Jungkook saat ini hanya terdiam. Bahkan hal ini sudah cukup untuk membuat keenam hyungnya bingung karena tak biasanya Jungkook berubah menjadi orang yang pendiam seperti saat ini."Apa Kookie baik-baik saja?" tanya Taehyung yang langsung membuat Hoseok mengangkat kedua bahunya tak tahu. Masalahnya dia juga tak tahu alasan utama maknae mereka itu berubah murung.
Hoseok berjalan mendekat ke arah Jungkook kemudian merangkul pundaknya, "Kau baik-baik saja?"
"Aku hanya mengantuk saja, apa latihannya masih lama?"
"Hanya sebentar lagi," jawab Hoseok yang kemudian membuat Jungkook mengangguk. Sebenarnya suasana hati Jungkook tiba-tiba saja memburuk setelah menabrak gadis berhijab di supermarket itu. Andai saja dia tak ceroboh, mungkin dia tidak akan menabraknya. Satu hal yang mengganjal untuknya saat ini adalah karena dia yang malah bersikap dingin meskipun sebenarnya dia tahu gadis itu merupakan penggemarnya. Dia bisa mengenalinya karena dulu dia ingat jika gadis itu pernah berdiri di barisan paling depan saat BTS mengadakan konser.
Beranjak kemudian meraih mic ungu miliknya, itulah yang kini Jungkook lakukan. Dia pikir tak ada gunanya dia harus memikirkan soal gadis yang ada di supermarket itu.
"Jika kau tidak–"
"Aniyo, aku ingin melakukan rehearsalnya," jawab Jungkook singkat. Hal ini bahkan cukup untuk membuat Namjoon terdiam. Dia hanya mengiyakan permintaan Jungkook itu karena dia tahu Jungkook sedang sangat kesal saat ini.
*
*
*"Ngelamun mulu." Syifa terkejut ketika Salfa tiba-tiba saja duduk disampingnya dan membuyarkan semua lamunannya.
"Enggak kok."
"Mending sekarang mandi, kita mau ke lokasi, 'kan?"
Hari ini adalah hari dimana pembukaan world tour BTS akan dilaksanakan. Pertunjukan megah yang akan dilaksanakan selama 2 hari itu memanglah tujuan utama Syifa dan teman-temannya datang ke negeri ginseng itu. Namun sepertinya hal ini malah membuat Syifa tak merasa senang. Apalagi setelah perlakuan dingin Jungkook saat mereka tak sengaja bertemu kemarin. Memang Syifa tak berharap banyak, hanya saja dia malah merasa Jungkook adalah orang yang asing.
Saat ini mereka sudah bersiap dan menunggu Syifa untuk selesai bersiap. Dengan beberapa pernak-pernik yang mereka bawa, mereka saat ini mulai merasa gugup. Apalagi kursi mereka berada di paling depan. Beruntung, bukan? hanya saja tempat duduk mereka yang terpisah satu sama lain.
"Kalian sudah siap?" tanya Yena yang membuat mereka semua mengangguk, "Aku hanya akan mengantar kalian."
"Kenapa kau tidak ikut?" Yena hanya mengangkat kedua bahunya ketika mendengar pertanyaan dari Cici itu. Sebenarnya alasan utama Yena tidak ikut adalah karena dia tak memesan tiket konsernya. Wajar karena dia tak terlalu menyukai grup berisikan 7 pria tampan itu.
"Aku akan menjemput kalian nanti, pastikan ponsel kalian aktif."
"Yena, aku benar-benar berterimakasih," jelas Salwaa yang membuat Yena tersenyum.
"Tidak masalah, kalian teman baikku."
Beralih ke Syifa. Gadis itu kini hanya memandang pantulan dirinya di cermin. Dia sungguh masih memikirkan soal sikap dingin Jungkook kemarin.
"Kookie, kenapa Kookie sombong? Syifa kan gak ngapa-ngapain," gumamnya sambil membenarkan hijab yang dia kenakan. Dengan baju putih yang dipadukan dengan hijab pastel, tentu saja semakin menambah kesan manis pada dirinya.
*
*
*Duduk berjauhan. Sebenarnya hal ini sungguh membuat mereka merasa sedih. Tapi mau bagaimana lagi? bukan mereka yang menentukan kursinya karena semua ditentukan secara acak.
"Hai." Syifa menoleh saat seseorang disampingnya menyapa dengan diiringi senyuman.
"Oh hai." Syifa sungguh gugup karena dia pikir tak akan ada yang mengajaknya bicara. Tapi ternyata pikirannya itu salah. Bahkan gadis yang duduk disampingnya benar-benar ramah.
"Aku rasa kau bukan orang Korea." Syifa sebenarnya sedikit terdiam karena gadis itu malah mengajaknya bicara dengan bahasa Korea. Padahal dia masih belum paham betul soal itu. Meski begitu, dia berusaha untuk memahami apa yang ditanyakan gadis itu.
"Aku dari indonesia."
"Woah, jinjja daebak. Aku sungguh ingin pergi ke sana."
Yaampun, kalo gini caranya Syifa bener-bener dalam masalah. Yena masih mending pake bahasa inggris, ini malah pake bahasa Korea.
"Ah kau sepertinya tidak paham. Baiklah, aku akan gunakan bahasa inggris," jelasnya yang tentu saja membuat Syifa bernapas lega. Namun sayangnya pembicaraan mereka terhenti ketika konser megah itu akan dimulai.
Syifa saat ini hanya menatap kagum ke arah panggung. Dia benar-benar tak percaya jika salah satu impiannya kini terwujud. Bahkan ini sungguh tak bisa dia duga sebelumnya.
Menatap sosok yang selama ini dia kagumi secara dekat, sungguh membuat Syifa benar-benar tak bisa berkata-kata. Bahkan dengan balutan jas hitam itu, aura Jungkook benar-benar terlihat keren sekarang.
Menikmati setiap penampilan yang disuguhkan oleh grup asuhan BigHit entertainment itu sepertinya malah membuat Syifa merasa jika mimpinya ini terlalu indah. Bahkan dia beberapa kali mencubit tangannya sendiri untuk memastikan jika ini bukanlah sebuah mimpi.
Jungkook tersenyum manis ketika tatapannya tak sengaja bertemu dengan sosok gadis yang tak sengaja dia tabrak di supermarket itu. Sebenarnya dia merasa sangat bersalah karena malah bersikap dingin padanya. Haruskah dia turun dari panggung dan menghampirinya? sepertinya hal itu bukanlah hal yang tepat. Bahkan hanya akan membuat penggemar lainnya iri.
Aku akan menemuinya nanti.
TBC🖤
13 Jun 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts✔️
Fanfiction"Aku sadar, perasaanku hanya sebatas goresan pena di atas kertas yang telah usang."