#12 Is He....

112 23 75
                                    

Hoseok menyipitkan matanya saat melihat Jungkook fokus dengan buku dan juga ponselnya di ruang tengah. Dia sangat penasaran apa yang sedang dilakukan Jungkook saat ini dan memutuskan untuk duduk di sampingnya. Betapa terkejutnya ia saat menemukan hal yang sungguh asing di matanya.

"Kau sedang mempelajari bahasa apa? setelah mandarin kau belajar bahasa yang lain?" tanya Hoseok yang membuat Jungkook tersenyum dan mengangguk.

"Ini adalah bahasa Indonesia."

Hoseok merebut buku Jungkook lalu memiringkan kepalanya sambil mengusap dagunya. "Ck, untuk apa?"

"Memangnya aku tidak boleh mempelajari ini?" tanya Jungkook yang kembali merebut buku catatannya itu. Dia sedang mempelajari beberapa kalimat yang mungkin saja dia butuhkan untuk bicara dengan Syifa.

"Bukankah konser di Indonesia masih lama? kenapa kau menghapal bahasanya dari sekarang?"

"Ka—" Jungkook memutar malas kedua bola matanya saat ponselnya berdering. Dia sungguh kesal kenapa ponselnya tiba-tiba saja berdering saat dia akan menjelaskan alasannya pada Hoseok. Namun saat Jungkook melihat nama kontak yang menghubunginya, dia langsung saja tersenyum kemudian beranjak.

"Oppa, kenapa kau meletakan jaketmu di koperku?"

Jungkook menggaruk dahinya bingung. Dia pikir Tzuyu tidak akan menyadarinya. Padahal dia sudah menyembunyikan jaket itu saat dia membantu kekasihnya itu berkemas.

"Oppa, katakan."

"Kau selalu merindukanku, bukan? kenapa kau menanyakan hal sepele seperti itu?"

"Manager oppa memarahiku. Tadinya aku ingin menggunakan jaket itu."

"Heol, aku suka keberanianmu, nona. Ah ya, jangan lupa jaga kesehatanmu di sana."

"Baiklah, oppa juga."

Jungkook memang selalu bahagia saat kekasihnya itu menghubunginya. Tapi yang membuatnya merasa bingung adalah kenapa dirinya juga merasakan kadar gembira yang sama saat menemui Syifa.

Aigo, aku sampai lupa untuk menemuinya!

Bukk

Jungkook mengusap dahinya seraya mengaduh kesakitan karena menabrak dinding dapur. Padahal seingatnya, dia tak berdiri di dekat dinding tadi. Apa karena dia terlalu asyik bicara di telepon hingga dia tak sadar jika dia berjalan ke dekat dinding?

"Kau baik-baik saja?" tanya Jimin yang saat ini mencoba untuk menahan tawanya karena tingkah Jungkook itu.

"Kenapa hyung tidak memberitahuku?"

"Bukankah sejak awal dindingnya memang ada di sana?" tanya Jimin yang membuat Jungkook mencebikan bibirnya.

"Ah ya, soal gadis i—"

Dengan segera Jungkook menutup mulut Jimin. "Hyung, jangan bahas dia," bisik Jungkook yang kemudian membuat Jimin mengangguk.

"Tapi kenapa?" Jimin menatap Jungkook dengan tatapan penuh kecurigaan. "Jangan bilang jika kau menyembunyikannya, atau jangan-jangan kau berselingkuh dengannya?"

"Aniyo, mana mungkin aku melakukannya," elak Jungkook yang membuat Jimin semakin curiga.

"Lalu kenapa kau memintaku untuk menyembunyikannya?"

"Yang lain tidak tahu soal kecelakaan itu."




Entah sudah berapa kali Syifa menatap pintu ruangannya yang terus saja tertutup. Padahal biasanya setiap pagi Jungkook pasti menemuinya. Tapi saat ini pria itu justru menghilang begitu saja.

Paper Hearts✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang