#19 Time To Go

108 22 114
                                    

Aera harus pergi.

Syifa menyeret koper itu dengan perasaan yang berkecamuk. Dia bingung, tapi dia juga cukup sadar jika tak selamanya dia harus bergantung pada Jungkook. Terlebih setelah beberapa masalah Jungkook yang membuatnya juga ikut terseret di dalamnya.

Meski dengan berat hati, Syifa melangkah keluar. Ini pertama kalinya dia keluar dari kamar hotel tempatnya bersembunyi selama ini. Andai dia punya kekuatan super untuk menjelajah waktu. Dia sungguh ingin melihat apa yang terjadi sebelum dia melupakan segala hal.

Kookie maafin Aera, Aera harus pergi.

Hanya beberapa lembar uang yang Taehyung letakan di atas meja tadi, yang kini menjadi pegangannya. Dia tak tahu apakah uang itu akan cukup atau tidak untuknya. Tapi jika dia kira-kira, uang itu mungkin akan cukup.





Yena memekik bahagia saat mendapat pesan singkat dari pusat informasi yang memberitahu soal lokasi ponsel Syifa yang kembali terlacak.

"Aku punya kabar gembira."

Yena menunjukan pesan singkat yang baru dia terima pada teman-temannya. "Aku yakin kita bisa menemukan Syifa."

Meski ini masih belum bisa dipastikan, mereka cukup bahagia. Terlebih setelah hampir 2 bulan mereka terus menunggu kabar soal Syifa.

"Apa kita perlu ke sana?" tanya Yena yang membuat mereka mengangguk.

*
*
*

Syifa terduduk di halte, memperhatikan orang-orang yang berlalu tanpa menyadari kehadirannya di sana. Syifa sebenarnya bingung harus pergi kemana, itu sebabnya dia memilih untuk diam di sana.

Syifa menghela napasnya lalu menatap langit yang seolah tahu soal hatinya yang tengah kalut--langit tak mendung ataupun cerah. Hingga rintik air itu ikut luruh dan membuat Syifa tersenyum. Dia lantas mengulurkan tangannya, tak peduli jika orang-orang yang tadinya berjalan tenang di hadapannya mulai berlarian mencari tempat berlindung.

Atensi Syifa teralihkan saat tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Dia tak langsung mengangkatnya dan memutuskan untuk langsung mematikan ponselnya.

Aera gak mau repotin Kookie lagi.

Syifa memasukan ponselnya kemudian kembali mengulurkan tangannya, membiarkan rintik hujan membasahi telapak tangannya. Yang pernah dia baca, hujan bisa membuat seseorang merasa lebih tenang. Tapi sepertinya itu sama sekali tak berpengaruh sekarang.

Seseorang duduk di samping Syifa lalu menatap kopernya. "Kau sendirian?"

Syifa langsung menoleh. Dia langsung saja menggeser tubuhnya--menjaga jarak dari orang yang tak dia kenali itu.

"Orang indo ya?"

Syifa mengeryit saat pria itu tiba-tiba saja menerka soal kewarganegaraannya. "Kok tau?"

Pria itu melepas masker hitam yang dia pakai kemudian tersenyum. "Aku juga orang Indo. Cuman..ya..aku terlantar di sini."

Syifa masih memperhatikan pria itu. Dengan perwakan yang tak terlalu tinggi seperti Jungkook dan netra berwarna cokelat gelap, sudah menegaskan jika pria itu memanglah berasal dari negara yang sama dengannya.

Pria itu melambaikan tangannya beberapa kali di hadapan wajah Syifa. "Kok bengong? entar kesambet loh."

"Emang bisa kesambet?"

Pria itu terkekeh dengan pertanyaan Syifa. "Mungkin aja Miss Kunti lagi travelling ke Korea biar dapet oppa-oppa."

Selama beberapa saat Syifa lupa soal kebingungan yang selama ini terus mendera pikirannya. Bahkan saat ini dia lebih tenang karena dia bisa bertemu dengan orang yang bisa dia ajak bicara dengan lancar--tak seperti jika dia bicara dengan Jungkook.

"Eh iya, kenapa kamu di sini sambil bawa koper? diusir?" tanya pria itu dengan nada candaan.

"Apaan sih, enggak lah," elak Syifa meskipun pada kenyataannya memang iya. Taehyung memang mengatakannya saat dia sedang emosi. Tapi itu cukup menegaskan jika Syifa memang harus menjauh dari Jungkook. Apalagi dia sudah membuat banyak masalah untuk Jungkook.

"Aku Aksa, tapi gak pake kumar," jelas Aksa yang membuat Syifa mengeryit--tak mengerti dengan guyonan pria itu. "Maksudku, aku bukan Aksay Kumar. Receh banget, 'kan?"

Syifa hanya tertawa dengan terpaksa karena dia merasa tak enak jika dia tak menanggapi lelucon pria itu.

"Aku Aera."

Pria itu mengeryit, merasa ada yang aneh dari nama gadis yang duduk di sampingnya itu. "Bukannya itu nama Korea?"

"Ceritanya panjang, Aera gak bisa ceritain semuanya," jelas Syifa yang membuat Aksa mengangguk.

"Kamu lagi nyari tempat tinggal? kebetulan di rumahku ada kamar kosong. Gak besar sih, tapi mungkin bisa kamu pake. Biasanya kamar itu ditempatin sama mahasiswa-mahasiswa dari Indo. Cuman mereka udah lulus," jelas Aksa.

"Aera takut ngerepotin," ujar Syifa dengan nada tak enaknya.

"Tenang aja, aku juga punya adik. Mungkin kalian bisa temenan nanti."







Jungkook masih berjalan bolak-balik dengan perasaan kalutnya. Dia tak mengerti kenapa saat ini nomor Syifa malah tak aktif. Padahal dia ingin menjelaskan semuanya. Dia tak lagi peduli jika nantinya Syifa bisa saja melaporkan kasus kecelakaan itu.

"Aku sudah bisa memutuskan tapi keadaan seolah-olah memintaku untuk mengubah keputusanku," gumam Jungkook yang kemudian duduk di tepian ranjangnya.

Bayangan soal kenangan-kenangan manisnya dengan Syifa mulai bermunculan dalam pikirannya, membuat pria Jeon itu kembali bimbang dengan keputusannya untuk menjelaskan semua kebenarannya pada Syifa.

Selama beberapa tahun dia berharap bisa bertemu dengan Syifa kembali, tapi saat dia punya kesempatan yang bagus, dia malah menyia-nyiakannya.

"Aku tidak bisa meninggalkan Tzuyu," gumamnya yang kini menatap potretnya dengan Tzuyu yang dia jadikan sebagai wallpaper ponselnya. Dia benar-benar menyesal karena selama ini hatinya bercabang meskipun berkencan dengannya. "Apa aku sudah bisa disebut seorang pengkhianat? tapi saat ini aku sungguh mencintaimu, Tzuyu-ya. Meskipun hatiku juga terpaut pada Syifa."

Taehyung tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam kamar Jungkook. Dia tak menyangka jika sikapnya membuat sang adik bertambah bimbang. Dia tahu, Jungkook tak akan menyakiti Tzuyu.

"Maaf." Jungkook menoleh saat seseorang menyentuh bahunya. "Maaf, Kookie-ya."

"Tidak apa-apa, hyung marah karena tidak ingin aku melakukan kesalahan, 'kan? aku menganggapnya wajar," jelas Jungkook yang diiringi senyumannya, membuat Taehyung lebih merasa bersalah.

"Apa aku membuatmu menjadi sangat bingung? maaf karena aku mencampuri urusanmu dan soal Syifa," jelas Taehyung yang kembali membuat Jungkook mengangguk. "Aku rasa aku perlu meminta maaf padanya. Aku sudah membuatnya ketakutan dan bingung kemarin."

"Hyung bisa melakukannya, tapi saat ini aku sama sekali tidak bisa menghubungi nomornya."

Taehyung membulatkan matanya tak percaya. "Kau serius?"

Jungkook hanya mengangguk. "Aku harap dia tak pergi kemanapun karena sekarang aku tidak bisa menemuinya."

"Waeyo?"

"Manager hyung sedang diperiksa di kantor polisi mengenai kecelakaan malam itu. Aku pikir dengan menyembunyikannya, semua akan baik-baik saja. Ternyata tidak sama sekali. Kecelakaan itu terekam CCTV." Jungkook menunduk, dia merasa sudah tak ada gunanya dia menyembunyikan semuanya lagi. Dia perlu meminta bantuan Syifa untuk sedikit meringankan hukuman managernya.

TBC🖤

1 Aug 2020

Paper Hearts✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang