#27 Finally

133 21 91
                                    

Rindu memang hal yang tak terlihat. Tapi percayalah, hal itu bisa saja membuat seseorang tersiksa secara perlahan.

Seperti saat ini, Syifa sungguh tak mengerti kenapa semua hal yang berkaitan dengan Jungkook seolah sudah terukir abadi dalam benaknya.

Dia memang berniat melupakan Jungkook. Tapi pada kenyataannya, semua hal mengenai Jungkook justru semakin menempel dalam pikirannya. Terlebih karena Jungkook yang hilang kabar setelah berita pengunduran konser itu.

"Mikirin apa, eonni?" tanya Bela setelah dia berdiri di samping Syifa, menyadari gadis itu tengah melamun. "Mikirin sesuatu?"

"Eh enggak," sanggah Syifa yang hanya membuat Bela tersenyum meledek.

"Soal cowok? tapi jangan bilang kalo cowoknya kak Aksa. Gak ada bagus-bagusnya dia." Syifa hanya tertawa mendengar ledekan Bela untuk sang kakak. Hubungan adik-kakak memang selalu seperti itu. Terlebih karena mereka berdua berbeda.

"Gabung dong," ujar Rini yang kemudian berdiri di samping Syifa. "Ghibah kok gak ngajak."

Syifa hanya tersenyum mendapati sikap manis dari kedua gadis yang belum lama ini dia kenal. Dia merasa jika saat ini dia memang tak sendirian.

Aera penasaran sama 5 orang yang terus muncul di pikiran Aera.






Jungkook memandangi passport Syifa yang sebelumnya dia minta untuk dibawakan pada Taehyung. Dia rasa memang sudah saatnya dia mengungkap semua hal yang dia tutupi. Terlebih kini dia sudah sadar jika dicintai itu lebih baik daripada mencintai. Dia terlalu fokus pada Syifa hingga dia melupakan Tzuyu yang selalu ada untuknya.

"Sudah berubah pikiran?" tanya Taehyung yang membuat Jungkook mengangguk.

"Tapi aku ingin mengungkapnya saat aku sudah sembuh," ujar Jungkook yang tentunya membuat Taehyung menautkan alisnya. "Aku janji kali ini aku tak akan menundanya."

Bayangan soal Tzuyu yang meninggalkannya sungguh menyeramkan. Terlebih jika diingat-ingat, selama ini Tzuyu adalah alasan kenapa dia masih bernapas hingga detik ini.

"Kookie, jika kau merasa ragu, lebih baik tidak perlu," ujar Taehyung yang mulai membuat hati Jungkook kembali goyah. Padahal setelah insiden kemarin, dia sudah yakin jika memilih Tzuyu adalah hal yang terbaik.

"Hyung, jangan membuatku kembali bingung."

"Aku hanya menyarankan saja," jawab Taehyung dengan nada entengnya, membuat Jungkook ingin sekali melempar bantal pada Taehyung jika dia mampu.

"Hyung, aku sungguh—"

Taehyung terkekeh hingga membuat Jungkook sama sekali tak berniat untuk melanjutkan ucapannya. "Aku tidak mengatakannya dengan serius tadi. Satu hal yang pasti, cepat perbaiki semuanya."

Jungkook memberikan tatapan curiganya. "Apa kau mengincar—"

"Yak! jangan pernah berpikir begitu," sela Taehyung dengan nada kesalnya. "Aku tak menyukainya, sama sekali tidak menyukainya."

Jungkook membubuhi tatapan curiganya dengan senyuman menggoda. Jangan lupakan dengan alisnya yang mulai naik-turun sekarang. "Aku pernah membaca jika seseorang menjelaskan tanpa diminta, berarti orang itu menutupi sesuatu."

Taehyung membulatkan matanya lalu menggeleng kuat. "Tidak akan pernah!"

"Jika tidak, tidak perlu marah," goda Jungkook lagi sambil menaik-turunkan alisnya, membuat Taehyung semakin memasang wajah kesalnya.

"Terserah!" Taehyung memilih pergi, membuat Jungkook terkekeh namun detik itu juga dia meringis karena tulangnya benar-benar terasa ngilu.

"Woah, apa dia sungguh menyukai Aera? aigo, benar-benar tak terduga," gumamnya sambil berusaha meraih ponsel miliknya di atas nakas.

Jarinya mulai menggeser dan mengklik layar smartphonenya dengan cepat hingga kini senyuman mulai terutas di wajahnya.

애라

Yap, sepertinya nama itulah yang menjadi sumber dari senyum Jungkook saat ini. Namun detik kemudian dia sadar dan mulai memukul pipinya sendiri.

"Kookie, kau sungguh bodoh, belajarlah untuk melupakannya," gumam Jungkook yang kemudian memilih untuk menutup aplikasi kontak dari ponselnya.

Dia menatap pintu, berharap seseorang yang dia tunggu mau menampakan batang hidungnya. Sejak pertengkaran kemarin, Tzuyu masih belum menemui ataupun menghubunginya.

Tzuyu-ya, andai aku tak terluka, aku pasti akan nekad menemuimu.







Tzuyu menatap ragu sebuah rumah sambil kembali melirik kertas yang bertuliskan sebuah alamat. Dia tak yakin jika orang yang dia cari memang tinggal di sini.

Meskipun dengan perasaan ragu, dia mulai menekan tombol bel yang ada di sana lalu memperhatikan sekeliling, berharap tak ada yang menyadari kehadirannya di sana.

"Ada apa?" tanya seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Aksa. "Apa ada yang bisa ku bantu?"

Aksa sepertinya masih tak menyadari jika seseorang yang berdiri di hadapannya bukanlah orang biasa, melainkan seorang idol terkenal.

"Apa ini tempat tinggal Aera?" tanya Tzuyu memastikan. Tapi dia yakin jika alamat yang dia datangi itu memang alamat tempat tinggal Aera.

Ah ya, soal alamat dia menanyakannya pada Taehyung. Sebab dia yakin jika pria Kim itu memang tahu segala hal yang ada sangkut pautnya dengan Jungkook. Bahkan sebelum berkencan dengan Jungkook, dia sudah lebih dulu dekat dengan Taehyung.

"Kau mendatangi alamat yang tepat, kau bo—"

"Boleh minta dia untuk kemari?" sela Tzuyu yang membuat Aksa terdiam. Namun pada akhirnya dia tetap mengangguk.

Aksa sedikit heran sebab yang mencari Tzuyu adalah orang Korea. Dia bukan meragukan, dia hanya tak ingin jika ini merupakan modus penipuan yang baru. Lagipula Syifa sudah seperti adiknya. Itulah kenapa dia sama sekali tak merasa keberatan meskipun dia membiarkan Syifa tinggal di rumahnya tanpa mengeluarkan uang.

"Aera, ada yang nyari," jelas Aksa yang membuat Syifa langsung saja mengangguk kemudian beranjak.

Senyuman terulas begitu saja kala nama Jungkook lah yang muncul dalam pikirannya. Tapi dia rasa yang kali ini mencarinya bukanlah Jungkook.

"Tzuyu?"

Tzuyu memang menyamar. Tapi Syifa masih mengenali gadis itu dari postur tubuhnya. Meskipun dia baru bertemu sekali, dia sudah tahu bagaimana postur tubuh Tzuyu. Terlebih karena gadis itu memiliki bentuk tubuh yang hampir mendekati sempurna.

"Aku tidak ingin banyak bicara. Hanya saja aku ingin kau melakukan suatu hal," ujar Tzuyu.

"Suatu hal?"

Tzuyu mengangguk lalu membuka maskernya dan mengaitkannya ke dagu. "Jauhi Kookie oppa."

Syifa hanya tersenyum. Bukankah ini malah terdengar lucu? bukan dia yang mendekat, melainkan Jungkook. Meskipun dia akui jika akhir-akhir ini dia seolah merindukan sosok pria Jeon yang selalu ada di sampingnya.

"Jadi kau benar-benar kekasihnya? aku pikir itu hanya terkaanku saja. Lagipula kalian benar-benar serasi," puji Syifa yang membuat Tzuyu merasa heran. Selama ini dia memang selalu bicara langsung jika seseorang mendekati Jungkook. Tapi ini kali pertamanya dia mendengar jawaban seperti ini.

Terdengar seperti bukan dirinya. Tapi Tzuyu sungguh selalu melakukan hal seperti itu. Hanya saja dia bicara dengan bahasa yang baik. Bahkan dia tak menggunakan nada tinggi.

"Tzuyu, Aera tidak mengganggu, hanya saja Aera meminta bantuan Kookie oppa karena hanya dia yang tahu soal semua hal yang ku lupakan," papar Syifa.

Dan Kookie oppa terlalu banyak menutupi kebenaran yang ada. Tzuyu menggumam dalam hati, seolah dia menjawab pernyataan dari Syifa. Dia juga ingin mengatakannya pada Syifa. Tapi dia sungguh tak tahu apa-apa dan kali ini dia sedang marah pada Jungkook. Mana mungkin dia menghubunginya 'kan?

Akhirnya Aera punya alesan buat lupain Kookie. Bismillah...

TBC🖤

22 Aug 2020

Ini bonus wkwk

Paper Hearts✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang