"Terimakasih," ujar Syifa yang membuat Taehyung dengan cepat tersenyum.
"Tunggu!" Langkah Syifa terhenti begitu saja, membuat Taehyung melangkah mendekat.
Syifa merasa heran saat Taehyung tiba-tiba saja melepas jaketnya dan memakaikannya pada Syifa. "Ini—"
"Untukmu."
Syifa hanya terkekeh dengan tingkah laku pria yang ada di hadapannya saat ini. Terkesan sangat menggemaskan padahal kesan awal Syifa padanya adalah pria sangar dengan tatapan dingin. Tapi kali ini pria itu justru menggemaskan.
"Kau bisa pergi," pinta Syifa yang membuat Taehyung dengan segera menggeleng.
"Aku akan mengantarmu sampai rumahmu. Jadi aku akan menunggu."
Syifa lagi-lagi tertawa dibuatnya. "Ke Indonesia? untuk apa? kalau begitu tunggu sebentar."
Syifa melangkah masuk ke dalam rumah Aksa. Dia harus pamit pada Aksa, Bela, dan Rini sebelum pergi ke rumah Yena. Rasanya tak sopan jika dia tiba-tiba saja menghilang tanpa pamit.
"Kak Aera mau kemana?" tanya Bela heran saat melihat Syifa mengemas pakaiannya. "Kak Aera mau pulang? disini aja ya."
"Syifa harus pulang. Kasian temen-temen Syifa nunggu."
Bela membulatkan matanya mendengar nama lain yang Syifa sebutkan. "Syifa?"
"Iya, Aera itu..." Syifa tadinya ingin mengatakan jika itu nama pemberian Jungkook. Tapi dia yakin hal itu pasti membuat Bela menganggapnya sedang berhalusinasi. "...nama Korea Syifa."
"Ah gitu?" tanya Bela yang kemudian mengangguk paham.
"Ah iya, Aksa sama Rini kemana?" tanya Syifa yang membuat Bela mengangkat kedua bahunya. "Pergi?"
"Gak tau. Mungkin jalan-jalan. Yaudah tungguin mereka pulang aja, kak."
Syifa juga ingin seperti itu. Tapi mengingat Taehyung yang menunggu di luar, lalu teman-temannya yang pastinya juga sudah lama sekali menunggu, Syifa tak mungkin diam lebih lama di sana.
"Salam buat Aksa sama Rini ya, bilangin Syifa gak bisa nunggu. Lagi buru-buru," ujar Syifa yang membuat Bela mengangguk. Dia lalu menuliskan sesuatu pada secarik kertas lalu memberikannya pada Bela.
"Oke, nanti aku sampein."
Syifa mulai menyeret kopernya. Sebenarnya meninggalkan ketiga temannya itu benar-benar hal yang berat. Dia bersyukur karena dipertemukan orang-orang baik selama dia tak mengingat apapun. Bahkan dia terbebas dari ancaman tidur di jalanan karena Aksa.
Maaf, Syifa pergi tiba-tiba.
Taehyung membantu Syifa memasukan kopernya. Dia tak tahu kenapa hatinya justru berat untuk mengantar Syifa kembali kepada teman-temannya. Padahal selama ini dia tak pernah menyimpan perasaan apapun pada gadis asal Indonesia itu. Dia justru membenci Syifa karena menganggap gadis itu sudah merebut Jungkook dari Tzuyu.
"Syifa, kau simpan saja jaketku."
"Baiklah," jawab Syifa sambil mengetikan sesuatu di ponselnya.
"Syifa, apa perlu aku meminta maaf lagi?" tanya Taehyung yang membuat Syifa hanya menggeleng tanpa bersuara.
"Syifa, apa perlu aku memberikanmu sesuatu yang lain?"
Syifa melirik Taehyung sebelum akhirnya tertawa. Dia malah merasa jika Taehyung seperti ayahnya jika dia akan pergi dari rumah.
"Tidak perlu. Jaketmu sudah cukup."
"Bagaimana dengan tanda tangan? ini sungguh gratis, atau selca?" tanya Taehyung yang membuat tawa Syifa tak bisa berhenti. Ini kali pertamanya seorang artis menawarkan tanda tangan pada penggemarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts✔️
Fanfiction"Aku sadar, perasaanku hanya sebatas goresan pena di atas kertas yang telah usang."