Chapter 35 : Terror Again

3K 267 68
                                    

Walk On Memories Chapter 35 : Terror Again


"Yak! Kalian berdua. Kenapa Hoodie kalian sama?" seru Haechan menunjuk Jaemin dan Lami.

Jaemin maupun Lami sama tercekat dengan seruan Haechan bahkan mereka berhenti mengunyah. Atensi keduanya kini sama-sama memandang masing-masing Hoodie. Kemudian mereka saling pandang.

Sementara Mark dan Koeun yang mengerti pun hanya bisa diam membiarkan Jaemin maupun Lami mencari alasan sendiri.

Renjun, Jeno, Haechan dan Yohan menunggu jawaban mereka. Jaemin seolah bungkam dan menelan ludahnya sendiri. Lami sibuk berpikir mencari alasan. Diam-diam mereka juga menggerutu dalam hati pada Haechan yang mulutnya licin.

"Yak Jung Jaemin kenapa kau memiliki Hoodie yang sama denganku. Dasar plagiat" seru Lami tiba-tiba "menyebalkan sekali samaan Hoodie denganmu" sambung Lami memanyunkan bibirnya.

"Hey hey. Memang kau pikir yang punya Hoodie seperti itu hanya kau saja. Banyak kali yang memiliki Hoodie ini termasuk aku" balas Jaemin pura-pura ketus.

"Alah. Bilang saja kau mau mengikuti style ku" cibir Lami memanyunkan bibirnya.

Sahabat Jaemin menggelengkan kepalanya. Mereka berpikir baru kemarin mereka berdamai sudah bertengkar lagi.

"Siapa juga yang mengikuti stylemu juga. Kau pikir aku laki-laki apa mengikuti style wanita. Ini itu hadiah dari Jaehyun Hyung saat ulang tahunku kemarin" balas Jaemin mendorong kepala Lami dari samping.

Lami pura-pura tersulut emosi dan melempar sumpit alumuniumnya dan memukul kepala Jaemin dari belakang. Pukulan kecil cukup membuat Jaemin sakit.

"Eh hey kau mengajakku berkelahi rupanya. Aku tidak takut berkelahi denganmu walaupun kau atlet sekaligus" Lami melingkis lengannya.

"Oh ayo" Jaemin juga melingkis lengan Hoodienya.

"Hey sudah sudah" lerai Jeno memegang lengan Lami mencegah dia bertengkar dengan Jaemin.

"Kalian itu ya. Baru kemarin kalian berdamai sudah main gelut lagi kalian" komentar Renjun menunjuk Jaemin Lami menggunakan sumpit.

"Tahu ini mereka. Huh" tambah Haechan.

Mark dan Yohan hanya terkekeh melihat kelakuan sahabat-sahabat yang beda umur dengannya ini.

Jaemin dan Lami adu mendelik.

"Haechan kau yang memicu perkelahian ini. Jika kau tidak berceletuk maka perkelahian ini tidak akan terjadi" sungut Lami melotot pada Haechan.

Haechan bergidik ngeri dan menghindari tatapan Lami.

"Sudah. Lebih Jeno kau bertukar tempat dengan Lami. Biar Jeno yang berada di tengah" saran Mark menengahi pertengkaran ini.

Jeno mengangguk setuju. Jeno berdiri sementara Lami bergeser ke tempat Jeno tadi. Jeno kini duduk di tempat Lami. Lami juga memindah tempat makan Jeno di hadapan Jeno sendiri.

"Gomawo, Lami-ah" ujar Jeno tersenyum.

Lami tersenyum dan mengangguk lalu melanjutkan makannya.

Kini Jaemin duduk bersebelahan dengan Jeno.

Mereka melanjutkan makan siang mereka.

Tak sengaja atensi Jeno teralih pada pergelangan tangan kiri Lami yang sempat ia lingkis saat dia akan bertengkar dengan Jaemin tadi. Jeno sedikit memicingkan matanya. Benda hitam yang melingkar di pergelangan tangan Lami. Gelang dengan merk Cartier yang berkolaborasi dengan Unicef. Gelang tersebut mirip sekali dengan milik Jaemin menurut Jeno. Setiap hari Jaemin memakai gelang tersebut.

Walk On Memories (Jaemin Fanfiction) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang