Walk On Memories Chapter 39 : Meet Appa Changmin
Terjadi kemacetan di sepanjang jalan raya kota Seoul menuju Jamsil. Terjadi kecelakaan beruntun di sana. Mobil Renjun terjebak macet di sana. Renjun, Jeno dan Haechan akan menuju tempat turnamen Jaemin. Mereka terjebak macet kurang lebih satu jam yang lalu.
"Kenapa lama sekali macet ini?" gerutu Renjun sambil memukul setir mobilnya.
Dia juga memencet klakson mobil berulang kali.
Jeno melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia cemas akan terlambat melihat pertandingan Jaemin.
"Apa kita lari saja ke tempat turnamen itu" saran Haechan.
"Kau gila. Jarak dari sini ke Jamsil itu masih jauh, Haechan. Aku juga tidak bisa meninggalkan mobil ini. Bisa abis aku dimarahi baba" omel Renjun.
Jeno masih berpikir mencari cara untuk bisa melihat pertandingan Jaemin. Jeno mendongakkan kepalanya ke depan. Melihat macet yang masih terjadi. Kecelakaan mobil beruntun di depan masih sulit dievakuasi oleh petugas.
Jeno melihat ada layar televisi kecil di mobil Renjun.
"Renjun-ah, televisimu itu bisa menyala kan?" tanya Jeno menunjuk televisi kecil yang menyatu dengan dashboard.
"Bisa" Renjun mengangguk.
Renjun menyentikkan jarinya, dia paham maksud Jeno. Dengan cepat dia menyalakan televisinya tersebut. Menyaksikan sedikit pertandingan tersebut sampai macet berakhir dan mereka bisa menuju Jamsil.
Tepat saat mereka menyalakan televisinya, saat itu juga Jaemin bertanding babak penyisihan tiga. Mereka berseru kala Jaemin memenangkan penyisihan babak ketiga.
Andai mereka bisa datang sekarang juga dan mereka tidak bertengkar dengan Jaemin. Pasti mereka sudah berteriak di arena bertanding mendukung Jaemin.
Saat Jaemin selesai bertanding dapat Jeno lihat Jaemin terlihat menatap bangku penonton. Wajahnya terlihat bingung dan gelisah seperti mencari seseorang. Yang Jeno yakin pasti Jaemin sedang menunggu dirinya, Renjun dan Haechan. Jeno dapat melihat wajah Jaemin yang kecewa dan kurang bersemangat.
Tin...
Tin...
Tin...
Bunyi klakson mobil dari arah belakang mobil Renjun membuyarkan fokus mereka menonton pertandingan Jaemin. Rupanya kemacetan itu sudah selesai. Semua mobil dan kendaraan lain berjalan perlahan.
Renjun, Jeno dan Haechan bernapas lega. Akhirnya mereka bisa pergi ke stadion Jamsil walaupun cukup terlambat.
Setelah memarkirkan mobil, mereka bertiga berjalan cepat menuju ke stadion dan menuju tempat turnamen. Mereka memasuki gerbang utama tempat pertandingan taekwondo. Mereka masih tepat waktu pertandingan semi final belum dimulai. Dapat mereka lihat Jaemin sedang duduk mentautkan kedua tangannya.
Jaemin mentautkan kedua tangannya sambil sesekali melihat ke arah gate utama.
"Hey, aku melihatmu sedikit tidak bersemangat, Jaemin. Ada apa? Kau sudah masuk semi final" ujar Hyunjin meletakkan tangannya di pundak Jaemin.
"Mereka belum datang, Jin" balas Jaemin melihat ke arah penonton yang bersorak.
"Siapa yang kau tunggu, Jaemin?" tanya Sunwoo yang bersama dengan Hyunjin.
"Jeno, Renjun, Haechan mereka tidak datang" Jaemin menundukkan kepalanya.
"Mereka bukan tidak datang tapi mereka masih belum datang. Aku yakin mereka pasti datang. Karena mereka sahabatmu" Hyunjin menghibur Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk On Memories (Jaemin Fanfiction) [END]✓
FanfictionJaemin sangat menyayangi kakaknya Jaehyun. Jaemin seorang anak pembuat onar di sekolah tetapi dia anak yang juga berprestasi di sekolah, memiliki sahabat yang selalu ada untuk dia. Jaehyun sangat menyayangi Jaemin. Jaehyun tidak akan membiarkan adik...