Twenty Second

698 65 112
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ☺️






Ini bukan yang pertama bagi Hayoung. Terbangun di atas ranjang milik Sehun dengan tubuh polos tak berbalut apapun. Juga dengan wajah yang menghadap dada bidang Sehun dan tangan serta kaki Sehun yang melingkari tubuh Hayoung. Menjadikan Hayoung seolah guling yang bisa Sehun peluk seerat mungkin ketika ia memejamkan mata.

Semua hal masih sama hanya saja Hayoung merasa ada hal yang berbeda. Banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Apakah dia berdosa melakukan hubungan intim dengan kakaknya sendiri? Hingga pemikiran tentang bagaimana jika dirinya hamil? Apakah anak yang di kandungnya akan baik baik saja? Karena setau Hayoung, hubungan insex beresiko menghasilkan anak yang cacat entah itu fisik ataupun mentalnya.

Jika Hayoung meminum obat pencegah kehamilan apakah sudah terlambat? Atau jika Hayoung hamil haruskah Hayoung gugurkan janin itu?

"Kenapa kau menangis? Apa aku semalam terlalu kasar? Atau milikmu lecet karena terlalu lama melakukannya bersamaku?"entah sejak kapan Sehun terbangun, apakah suara isakan tangis Hayoung yang membangunkannya?

Hayoung menggelengkan kepalanya, tidak mungkin Hayoung katakan apa penyebab dirinya menangis.

"Sayang.. Katakan padaku jika ada hal yang membuatmu tak nyaman"Sehun menghapus air mata Hayoung dengan ibu jarinya.

"Aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Itu yang membuatku merasa tak nyaman"

"Apa kau masih merasa hubungan kita tidak lebih dari tuan dan maid? Atau Sugar Daddy dan Sugar Baby?"

Sehun tak mendapat jawab apapun dari Hayoung yang ia lihat hanya air mata yang meleleh dari pelupuk mata Hayoung. Sehun mencium kedua kelopak mata Hayoung. "Matamu terlalu berharga jika hanya kau gunakan untuk menangis"

"Maaf.."

"Jawab pertanyaanku! Menurutmu hubungan kita berdua ini hubungan yang seperti apa?"

"Adik dan Kakak"jawab Hayoung dalam hati, ingin ia ucapkan tapi kata kata itu seolah terhenti di tenggorokannya.

"Aku bukan pria seumuran Rowoon yang menyatakan cinta dengan bunga, dengan memberi kejutan. Itu bukan lagi hal yang pantas untuk aku lakukan. Ketika aku mengatakan aku mencintaimu, itu berarti kau kekasihku, kau milikku dan tentu saja aku tidak main main dengan hubungan kita ini"Sehun menatap kedua manik mata Hayoung dengan tatapan teduhnya.

Tatapan yang membuat Hayoung percaya bahwa semua yang Sehun ucapkan memang tulus dari dalam hati Sehun. Yang sayangnya hati itu akan hancur jika Sehun tau kenyataan yang ada.

"Yang pasti, kau ada dalam rencana masa depanku, Park Hayoung. Kau ada di dalam rencana indah di masa depan kita"Sehun memeluk dan mencium kening Hayoung. Sehun tersenyum di sela sela ciumannya, membayangkan betapa indahnya masa depannya bersama Hayoung membuat Sehun bahagia. Walaupun Sehun seolah sedang berbicara dengan benda mati karena Hayoung hanya diam tak merespon ucapan Sehun sama sekali.

****

"Gurita.."gumam Eunji saat ia menonton acara mukbang di televisi. Air liur Eunji hampir menetes membayangkan betapa lezatnya gurita mentah yang dimakan bersama saus merah.

Dengan mata yang masih terfokus pada layar televisi, tangan Eunji bergerak meraba sofa di sebelahnya. Mencari benda pipih persegi untuk menghubungi suaminya.

Eunji menekan angka 1 dan langsung tertera nomor Chanyeol di layar ponselnya.

"Yeoboseyo"

"Oppa bisa kau pulang sekarang?"

"Apa kau lupa ini hari sabtu? Aku harus bersama Seulgi. Aku tidak punya alasan untuk meninggalkannya"suara Chanyeol terdengar seperti sedang berbisik.

Between Us ✔️ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang