Tenth

876 76 84
                                    

Maaf ya kalo ceritanya membosankan 🙂
Vote dan komen jangan lupa

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞







"Kenapa masih terlihat"gumam Hayoung memeriksa hasil pemakaian concealer dan foundation yang ia gunakan untuk menutupi bercak kemerahan di lehernya.

Dan terpaksa Hayoung mengganti blouse dengan turtleneck sweater dan celana jeans juga dilengkapi dengan blazer. Berlebihan sebenarnya untuk musim semi yang hampir berakhir. Hayoung melemparkan pakaian yang ia ambil dari dalam almari ke atas ranjangnya.

Saat membuka blouse nya, Hayoung mendapati kissmark di dadanya, bodohnya Hayoung yang membuka baju di depan cermin. Seketika wajah Hayoung memerah mengingat saat Sehun menghisap dan menciumi leher serta dadanya.

Tapi..

"Park Hayoung! Sadarlah bodoh! Dia menyukai pria. Dia gay. Ingat itu!"Hayoung berbicara pada bayangannya yang terpantul pada cermin. Berulang kali Hayoung menepuk nepuk kedua pipinya.

"Tapi jika dia gay seharusnya dia tidak melakukan ini padaku setiap malam"gumam Hayoung. "Aahh entahlah. Untuk apa kupikirkan"

Hayoung kembali berpakaian, sebelum pria mesum itu tiba tiba masuk ke dalam kamar dan menerkamnya.

"Baby Girl.."teriakan di pagi hari yang tak lagi asing bagi Hayoung. Benar bukan? Untuk hanya berteriak di depan kamarnya bukan langsung masuk ke kamar Hayoung seperti biasanya.

Tinggal dengan laki laki berusia 35 tahun itu membuatnya seolah olah mempunyai suami yang harus ia siapkan pakaian dan sarapan di pagi hari.

Begitu Hayoung membuka pintu kamarnya, sosok pria bertubuh tinggi menjulang dengan pundak lebar itu sudah berdiri tegak di depan pintu kamarnya

"Kapan kau jatuh cinta pada wanita lagi, Daddy? Agar aku tak perlu memakaikan dasi setiap pagi"mulut Hayoung mengoceh dan tangannya sibuk membuat simpul pada dasi di kerah kemeja Sehun.

Sehun menatap wajah Hayoung, tinggi gadis itu tepat sebatas dagu Sehun. "Ada satu wanita yang membuatku berdebar akhir akhir ini"

"Eoh.. nugu?"

"Cckk.. kau tidak perlu tau, gadis kecil"Sehun menarik hidung mancung Hayoung.

"Semakin cepat kau menjadi normal, maka aku semakin cepat untuk bebas"Hayoung berjinjit merapikan rambut Sehun dan menghapus sisa air di pelipis Sehun yang belum Sehun keringkan dengan handuk.

"Ahjussi, apa Eomma mu tidak mengajarimu mengeringkan tubuh dan rambut dengan benar?"

"Tidak. Bagaimana kalau kau mengajariku? Mengajari cara mandi dan memakai handuk dengan be__Aww.."ucapan Sehun berakhir dengan ringisan karena Hayoung mencubit pinggangnya.

"Ayo sarapan"Hayoung berjalan meninggalkan Sehun yang masih tertawa kecil karena berhasil menggoda gadis kecil dengan tubuh sedikit berisi namun Sehun menyukainya. Bisa dikatakan Hayoung lebih empuk daripada Jisoo.

Ahh Ayolah. Kenapa Sehun jadi membandingnya Hayoung dengan mantan terindahnya yang membuatnya menyerah pada wanita?

****

Hayoung sudah menduga, undangan makan siang dari Oh Minyoung akan berakhir dengan makian karena Hayoung belum bisa membuat anak tunggal Oh Minyoung menjadi pria normal.

"Jangan kau pikir aku tidak tau kalau Luhan masih menemui Sehun, bahkan Sehun pernah mengajak Luhan ke apartemennya. Itu yang kau sebut bekerja?"

Hayoung memasukkan potongan steak ke dalam mulutnya. Steak lezat itu tak lagi terasa lezat karena ocehan dan kritikan pedas atas kinerjanya. Hayoung hanya menatap datar wajah Oh Minyoung, Hayoung akui wanita paruh baya itu masih cantik bahkan terlihat seumuran dengan anaknya tapi mulutnya sepedas jalapeno.

Between Us ✔️ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang