Twenty Eighth

592 67 60
                                    

Vote dan komen 🐥





"Kau tidak marah?"tanya Chanyeol setelah ia bercerita pada Seulgi tentang pertemuannya dengan istri keduanya di apartemen Yoohyeon, pertemuan yang tidak disengaja.

"Tidak, untuk apa aku harus marah"Seulgi menyuapi Yuan yang duduk diantara Seulgi dan Chanyeol.

"Tapi kau ingin bercerai dariku saat kau tau tentang aku dan Eunji"tidak mungkin Chanyeol menyebut tentang Yuan, ada Yuan disana. Yang telinganya luar biasa peka dan mulutnya yang kalau sudah bertanya membuat orang tuanya pusing untuk menjawab.

Seulgi menghembuskan nafasnya dengan kasar, "setelah kupikirkan lagi, tidak seharusnya aku seperti itu. Jika nanti aku hamil dan aku meninggal saat__"

"Seul, aku tidak suka kau mengatakan hal seperti itu"

"Maaf"Seulgi tersenyum simpul. "Lagipula kau hanya bertemu dengannya. Tetapi jika kau bertanya padaku, apakah aku rela berbagi suami dengan wanita lain. Jawabanku tentu saja tidak. Aku tidak bisa Chan, aku tidak akan bisa seikhlas itu merelakan perhatian dan kasih sayangmu terbagi"

"Aku tau, dan aku tidak ingin menyakitimu lagi. Kemarin kami membahas tentang perceraian dan hak asuh Yuan"Chanyeol memelankan suaranya, diliriknya Yuan yang sedang bermain mobil mobilan. Sepertinya Yuan terlalu fokus dan tidak mendengar ketika namanya disebut oleh Chanyeol.

"Jangan mengambil keputusan terlalu cepat. Bagaimana jika aku meninggal saat melahirkan anakmu? Jika Eunji masih menjadi istri keduamu, dia akan mampu menggantikanku mengurus Yuan dan anak kita kelak"

"Seulgi!"

"Chan, tanganku teriris pisau saja darahnya tidak kunjung berhenti menetes. Apalagi jika aku__"

Chanyeol berdiri dari duduknya, pergerakannya mampu menghentikan ucapan Seulgi. Dan juga membuat Yuan mendongakkan wajahnya.

"Makanan Appa belum habis. Nanti Mommy menjewer Appa kalau makanan tidak habis"protes Yuan dengan tatapan polosnya.

Chanyeol mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan kemudian ia kembali duduk di kursi yang sebelumnya Chanyeol duduki.

"Tolong jangan merusak moodku Seul"

"Maaf. Lanjutkan sarapanmu"Seulgi menyentuh pipi Chanyeol dan menggerakkan ibu jarinya untuk mengusap pipi Chanyeol.

"Mommy, Yuan juga mau"Yuan menarik tangan Seulgi yang sedang menyentuh pipi Chanyeol.

Seulgi beralih mengusap pipi Yuan dengan tangan kirinya dan menyuapi Yuan dengan tangan kanan. "Yuan, Mommy ingin bertanya"

Yuan menolehkan kepalanya, "Apa Mommy?"

"Kalau Yuan mempunyai adik bayi bagaimana?"

"Yuan mau"ucap Yuan semangat. "Dimana dedek bayi?"

"Belum ada sayang. Mommy hanya bertanya"

"Appa.. Yuan mau dedek bayi. Belikan di mall"

Seulgi menahan tawanya, sedangkan Chanyeol menatap Seulgi dengan tatapan tajam.

"Apaa.. Yuan mau dedek bayi"rengek Yuan menarik narik lengan kemeja Chanyeol.

"Dedek bayi bukan dibeli, sayang. Tetapi dibuat"

"Ayo kita buat sama sama"Yuan berteriak dengan semangat.

"Tidak bisa. Hanya Appa dan Mommy yang bisa membuat dedek bayi"Seulgi mengusap kepala Yuan.

Yuan mempoutkan bibirnya, "Kalau begitu Yuan ingin melihat Appa dan Mommy membuat dedek bayi"

Mungkin sebaiknya pembicaraan semacam ini tidak dibicarakan di depan Yuan.

Between Us ✔️ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang