Adely telah bersiap dengan seragamnya. Sekarang Adely akan pergi ke sekolah, masih ada 30 menit. Adely hanya ingin datang pagi. Adely hanya gak mau ketemu dengan Heesung. Ia sangat muak jika bertemu dengannya.
Adely memilih untuk berjalan kaki. Jarak antara halte dan rumah Adely dekat. Hanya berjarak 2 km.
Adely berhenti di sebuah halte. Ia berusaha mencari tempat duduk tapi hasilnya tidak ada. Tidak ada tempat duduk yang tersisa. Semuanya penuh, jadi Adely memilih untuk berdiri saja.
Bus berhenti tepat di depan halte. Adely menunggu orang yang keluar dari bus dan yang masuk ke bus. Adely menaiki bus. Ia tidak menyangka jika bus akan penuh.
Adely terpaksa berdiri dan harus bersempitan dengan orang yang ada di depannya. Adely kaget melihat seorang lelaki mendekat ke arahnya. Adely terpaksa mundur tetapi lelaki itu makin mendekat. Adely sudah ada di paling ujung.
Siapa lelaki itu?
Lelaki itu memakai topi dan masker hitam, pakaiannya juga hitam. Adely takut jika nanti lelaki yang ada di hadapannya akan menikam dirinya.
Lelaki itu makin mendekat. Apa tidak ada yang peduli dengan dirinya? Lelaki itu sekarang sudah ada di depannya, jarakku dengan jaraknya hanya 1 cm.
Adely mencoba mendorong lelaki itu agar mundur. Is tidak peduli jika nanti oarng di belakangnya marah. Biarpun orang itu marah kepada Adely, tidak apa-apa.
Lelaki itu tidak mundur. Lelaki itu malah diam di tempat. Saat aku ingin mendorongnya lagi, tanganku di pegang. Cengkramannya tidak begitu kuat.
"Adely."
Suara itu, suara itu sangat familiar bagi Adely. Sangat hangat untuk Adely. Tapi siapa dia? Kenapa dia begitu hangat dan nyaman bagiku.
"Si-Siapa?"
"Aku? Pacarmu."
"Hah? Pacarku? Tidak mungkin."
"Yakin?"
"I-Iya."
Lelaki itu membuka maskernya, menampilkan wajah yang begitu indah. Adely terdiam di tempat. Kenapa dia bisa disini? Kemarin dia bilang sedang latihan.
"Yeo-Yeonjun."
"Ssstt." Jari telunjuk Yeonjun berada di depan Adely. Kemudian Yeonjun lebih mendekatkan tubuhnya agar bisa menahan Adely agar tidak jatuh.
"Kenapa? Kaget? Jangan tundukkan kepalamu. Aku ingin melihatmu" bisiknya di depan telingaku. Pipiku sudah terlihat seperti tomat rebus.
Aku mengangkatkan kepalanya. Menatap matanya yang begitu indah. Adely masih membeku di tempat.
Yeonjun makin mendekatkan tubuhnya. Ia memeluk secara tiba-tiba. Adely masih membeku. Yeonjun melepas pelukannya.
Bus berhenti secara menandak. Membuat orang yang ada di dalam bus terhampas ke depan. Adely merasakannya.
Adely tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Ia akan terjatuh. Tidak ada lagi yang bisa dipegang untuk ditopang agar tubuhnya tidak terjatuh.
Mungkin lututnya akan lecet. Tapi tidak ada. Yeonjun menahan tubuh Adely agar tidak terjatuh. Adely masih memejamkan matanya. Sedangkan Yeonjun masih menatap mata Adely dengan lekat.
Adely membuka matanya melihat manik mata Yeonjun yang sangat indah. Banyak orang yang sudah keluar. Tetapi Adely masih di dalam bersama Yeonjun.
Yeonjun menyadari itu. Ia kemudian menaikkan tubuh Adely agar berdiri lagi. Adely membungkukkan badannya. Dan langsung pergi meninggalkan Yeonjun yang masih melihatnya dengan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME | Choi Yeonjun | [Revisi]
Fanfiction[Masa revisi] "Adely." "Ya?" "Aku minta maaf."