10.

102 14 0
                                    

Sinar matahari mulai menusuk mata Adely. Ia melihat ke arah Yeonjun ternyata dia belum bangun juga. Setelah melihat Yeonjun, ia melihat ruangan yang gelap karena tirainya yang belum dibuka.

Saat ingin beranjak dari kasur, ada sesuatu yang menahan badan Adely sehingga membuatnya masih diam diam ditempat.

"Disini dulu," ucap Yeonjun yang masih setia menutup matanya. "Bangun kembarannya kerbau," ucap Adely yang berusaha untuk bangun tapi hasilnya pasti akan sama seperti biasanya, pelukan Yeonjun lebih kuat dari biasanya.

Setelah beberapa menit, Adely diam di tempat dengan posisi tubuh bagian bawahnya masih berada di bawah kasur, Yeonjun baru membuka matanya, tersenyum di mukanya yang kusut.

"Yeonjun, besok aku ada acara drama besok," ucap Adely yang mengharap agar Yeonjun peka. Yeonjun mengangguk kecil. Senyum lebar mengembang dapat terlihat di mulut Adely.

Tanpa sadar, Adely memasukkan tangannya ke dalam kaos Yeonjun, apa ini? Bukankah ini roti yang biasa ia makan? Apakah ini kenyataan atau cuman mimpi?

"Adely, kenapa kamu memasukkan tanganmu ke perutku, huh?"

Adely tidak tau harus menjawab apa. Itu karena reflek dari tangannya "Ti-tidak sengaja,"

Yeonjun hanya mengganguk. "Tapi kenapa harus masuk?" tanya Yeonjun lagi. Adely terdiam, ia tidak tau kenapa pagi ini, otaknya sedang tak dapat diajak berkerjasama.

"Karena kamu sudah memasukkan tanganmu, maka aku juga akan memasukkan tanganku," ucap Yeonjun dengan senyuman yang melebar. Apa? Tidak bisa kubiarkan seperti ini.

Adely menggeleng tetapi Yeonjun tetap melakukannya. Adely mencoba agar Yeonjun tidak memasukkan tangannya ke dalam. Adely tidak tahan akhirnya ia memakai tenaganya dan akhirnya berhasil terlepas.

Adely segera beranjak dari kasur. "Yeonjun aku sudah bilang tidak mau tapi kenapa kau tetap memaksa?" ucap Adely yang sudah meneteskan air matanya. Adely tidak menyangka jika Yeonjun memaksa seperti ini.

"Maafkan aku, Adely." Hanya tiga kata keluar dari mulut Yeonjun hanya itu yang ia bisa katakan. Perminta maaf tidak segampang yang Yeonjun kira.

Adely tidak merespon permintaan maaf yang disampaikan Yeonjun. Adely berlari kencang, turun dengan cepat dari tangga, ia tau jika Yeonjun  mengejarnya, dapat terdengar jelas suara langkah kaki selain dirinya.

Karena masih pagi, jadi para member dan lainnya masih tertidur. Tak ada yang mendengarnya. Ia menjulurkan tangannya ke depan dan taksi datang lebih cepat.

Yeonjun yang melihat Adely sudah naik ke taksi, berlari sekencang mungkin mengejar kepergian Adely tapi taksi itu sudah menghilang. Yeonjun merasa kecewa, ia frustasi.

[🐾]

Adely merasa kecewa. Ia menangis histeris di dalam taksi. Adely masih mengingat kejadian dimana Yeonjun memaksanya.

"Permisi," ucap pengemudi taksi. "Anda ingin kemana?" tanya sang pengemudi. Adely menghapus air matanya yang sudah membasahi pipinya dan memberitahu dimana rumahnya.

Setelah memberitau, air matanya tak bisa menahan lagi, air matanya menerobos kantung matanya. Sedikit merasa sedih. Lebih banyak merasakan kecewa.

Pokoknya hari ini adalah hari yang paling mengecewakan.

[🌸]

Adely kembali ke sekolah karena ia harus melakukan gladi bersih. Ia harus terlihat baik-baik saja, tidak boleh terlihat sedang sedih.

"Adely, ayo kembali ke tempat," ucap Kak Haechi yang merupakan kakak kelas Adely dan merupakan sutradara dari drama yang di perankan Adely.

"Oh, baik kak." Adely harus bersikap biasa dengan melupakan kejadian kemarin. Adely melangkahkan kakinya di atas panggung dan sudah bersiap untuk menampilkan.

Adely memainkan drama The Snow White and The Huntsman. Adely berperan menjadi putrinya. Adely tau pada akhirnya Adely harus berciuman dan itu dengan Heesung. Sangat menyebalkan.

Adely belum memberitau Yeonjun jika ia harus memainkan film ini. Adely lupa. Adely baru teringat jika tadi pagi, Adely meminta Yeonjun untuk datang. Bagaimana jika nanti Yeonjun melihatnya berciuman dengan Heesung? Ah.. lagipula Adely juga bukan siapa-siapa dia.

"Bodoh," batin Adely yang sudah mulai panik. Ia harus mengalahkan kepanikan ini.

"Oke. Semua sudah siap dan action," teriak Haechi yang memegang sebuah naskah di tangannya. Adely memainkan perannya dengan baik, tidak ada salah sekalipun.

Adely bernafas lega akhirnya ia selesai, untungnya saat latihan ia tidak perlu berciuman dengan orang menyebalkan itu.

[🐞]

Tok..

Tok..

Setelah mendapat izin untuk masuk, Yeonjun segera masuk ke ruang manager. Dan duduk di salah satu bangku yang ada di depan manager.

"Ada apa?" tanya manager yang masih fokus melihat ke arah kertas yang terletak di atas mejanya. "Besok aku akan pergi," ucap Yeonjun tanpa melihat managernya.

"Untuk?"

"Menonton drama di sekolah Adely." Yeonjun masih fokus melihat ke arah bawah. Manager membulatkan mata. Apa Yeonjun sedang gila?

"Sekali ini saja," lanjutnya yang menatap ke arah manager dengan tatapan memohon. Manager hanya pasrah dan mengizinkan Yeonjun pergi.

 Manager hanya pasrah dan mengizinkan Yeonjun pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well TXT habis comeback.

Udah pada nonton belum.

Budayakan vote ya

Komen jika ada typo

Hello I'm back dengan revisi. Semoga gak mengecewakan ya^^

Sekian terima pacar yeonjun🦊

COME | Choi Yeonjun | [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang