Lalu?
Adely tampak berhembus nafas kasar, lalu ia berjalan mendekat kearah Yeonjun. Adely memegang kedua tangan Yeonjun dengan lembut.
"Aku tidak bisa membencimu Yeonjun. Kau harus tau itu. Kau terlalu baik dan kumohon jangan ulangi kesalahanmu itu lagi karena aku mungkin saja bisa menjadi membencimu. Maaf jika aku terlalu membuatmu..." Ucapan Adely terhenti karena Yeonjun yang langsung memeluknya, mengelus punggung dengan lembut.
"Shut, jangan pernah bilang seperti itu. Aku juga tidak bisa membencimu karena kau satu-satunya yang telah mengisi hatiku ini" bisik Yeonjun dengan sangat tulus.
Adely tidak bisa berkata-kata lagi. Entah apa yang ingin dia ucapkan tapi di dalam hatinya berkata masih ada yang belum bisa di ucapkan sekarang. Mungkin nanti setelah Yeonjun bisa menyadari.
"Aku mencintaimu, Yeonjun" ucap Adely walau hatinya sedikit teriris. Adely memeluk Yeonjun erat bahkan air matanya perlahan-lahan menurun secara bergantian.
"Aku juga mencintaimu, Adely. Jadi jangan pernah meninggalkanku walaupun aku telah berbuat salah kepadamu. Aku janji akan membuatmu selalu bahagia. Jadi bisakah kau berjanji kepadaku agar tetap bersamaku?"
Adely terdiam dengan ucapan Yeonjun walau tau kedepannya pasti ia akan pergi meninggalkan walau Yeonjun tak pernah mengizinkannya.
"Aku tidak bisa janji Yeonjun" ucapnya pelan tetapi masih bisa terdengar oleh Yeonjun. Seketika badan Yeonjun kaku. Mengapa tidak bisa janji? Apa karena aku ini idol?
"Mengapa? Apa karena aku ini idol dan kau takut akan di hujat? Atau karena alasan lain?" tanya Yeonjun bertubi-tubi.
Adely menyembunyikan wajahnya di dada Yeonjun. Tangisannya semakin deras, ia tidak mau berpikir negatif tentang Yeonjun. Tapi itu tidak bisa dihilangkan, entah mengapa itu tidak bisa. Semakin banyak pikiran negatif di pikiran Adely. Adely harus bisa menghapusnya dengan cepat.
"Bukan karena itu semua Yeonjun. Bisakah kita lupakan saja?" ucap Adely sambil melepas pelukan itu dengan pelan dan menghapus air mata yang sejak tadi bertahan untuk menerus ke bawah.
Yeonjun menggangguk kepalanya walau ia tau ada yang disembunyikan Adely. Tapi ia hapus pikiran negatif itu dan lebih mempercayai Adely.
Yeonjun memajukan badannya sehingga jarak mereka tidak bisa terhitung lagi.
Yeonjun memegang tengkuk Adely dan ia memiringkan kepalanya dan memasukkan bibirnya. Bibir Yeonjun sudah tertempel di bibir Adely. Ia cium dengan lembut.
Adely terpaku di tempat kemudian ia membalas ciuman itu bahkan Adely juga memegang pinggang Yeonjun.
Yeonjun semakin memperdalam ciuman itu. Dengan menggigit bibir bawah Adel sehingga membuat Adely terpaksa harus membuka mulutnya. Bahkan lidah mereka saling bertemu.
Yeonjun juga yang melepas ciuman itu. Ia tersenyum bahagia dan dengan segera menghapus air mata Adely yang sempat tertinggal. Baju Yeonjun sudah basah sejak Adely menangis.
"Jangan menangis lagi. Aku berjanji tidak akan membuatmu menangis lagi. Jika aku membuatmu menangis karena ku maka aku akan menembusnya dengan pelukan dan ciuman yang nyaman."
Wajah Adely telah memerah. Ia langsung memeluk lengan Yeonjun sehingga membuat Yeonjun mengiris kesakitan.
"Ayo kita lanjutkan latihannya. Ingat kau harus berusaha!" ucap Yeonjun sambil menarik hidung Adely dengan pelan. Lagi dan lagi Yeonjun mendapat pukulan di lengannya bukannya mendapat jawaban.
"Apa aku salah?"
Adely menggelengkan kepalanya dan kemudian menarik Yeonjun agar kembali karena mereka berdua sudah lama berada di sini dan juga merasa kasihan karena pasti para member berpikir yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME | Choi Yeonjun | [Revisi]
Fanfiction[Masa revisi] "Adely." "Ya?" "Aku minta maaf."