Part ini sudah mau selesai. Aku butuh vote dan komen kalian. Huhu!!!😀😀😎😎
Happy reading
Adely terbangun, ia membuka matanya secara perlahan. Sakit di kepalanya kembali berdenyut. Adely ingin memegang kepalanya, ia mencoba untuk menunduk tetapi tetap saja, ia menyerah.
Bibirnya telah menjadi pucat, ia kehausan, ingin sekali minum tapi belum ada tanda-tanda seseorang masuk.
Ruangan serba putih membuatnya semakin takut. Sebenarnya ia tidak apa jika semua serba putih hanya saja yang membuatnya takut adalah di pojok ruangan ters but terdapat senjata.
Ceklek
Pintu yang awalnya tertutup sekarang terbuka. Ia melihat seorang lelaki membawa nampan berisi roti kecil dan segelas minuman.
Ia menghampiri Adely. Kemudian ia taruh nampan itu di bawah dan sesekali ia menyingkirkan rambut di belakang telinga.
Adely tidak bisa menepis tangan itu, ia juga tidak terlihat kesal hanya ia pendam saja.
Lelaki itu mengambil roti itu dan menyuapi makanan tersebut tepat di depan mulut Adely.
"Buka mulutmu. Jika kau tidak makan, kau bisa tidak mempunyai energi. Kan aku jadinya gagal" ucap lelaki yang paling dibenci Adely. Bisa saja ia baik hanya saja kelakuan yang tidak diketahui banyak orang dna hanya diketahui Adely dan Idly saja.
"Kau yakin tidak mau memakan ini. Terlihat sekali kau sangat kelaparan bahkan kau sedang kehausan, bukan?"
Adely ingin sekali memakan itu, tapi karena ini orang yang paling dia benci, ia harus apa? Makan atau tidak?
Adely sangat kelaparan sekarang, ia terpaksa harus memakan itu. Ia tidak mau mati disini, bisa-bisa ia nanti tidak ditemukan.
Adely membuka mulutnya dan makanan yang dipegang dimasukkan.
Heesung tampak tersenyum, ini merupakan pertama kalinya ia menyuapi Adely, ternyata sangat suka dan ia ingin selalu menyuapi Adely.Setelah Heesung memberi makan, ia mengambil gelas berisi air tersebut dan menempelkannya di bibir Adely sehingga memudahkannya untuk minum.
Segelas air itu habis dengan cepat. Kemudian Heesung pergi dengan membawa nampan.
[🍁]
Bruk
Suara pintu terdobrak membuat atensi semua orang mengarah pada pintu utama.
Mereka dengan siaga cepat membawa pistol yang berada di saku mereka kemudian menyodorkannya ke depan.
Tak kalah sama orang yang berada di depan, akan tetapi orang yang berada di depan mereka sekarang lebih banyak orang dan banyak yang memegang pistol.
"Sebaiknya kalian menyerah saja dan katakan dimana Adely. Kami akan melepaskan kalian semua jika kalian memberi kami Adely. Jika tidak kalian berikan maka kami bisa saja memenjarakan kalian" ucap seorang lelaki yang dengan jantan memerintahkan mereka.
Heesung terkekeh kecil. Perintah macam apa yang bisa membuat Heesung luluh? Tidak ada sama sekali, melainkan ia sangat suka jika ada Adely berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME | Choi Yeonjun | [Revisi]
Fanfiction[Masa revisi] "Adely." "Ya?" "Aku minta maaf."