🌸 🍒 PROLOG 🍓 🍅

12.5K 605 11
                                    

Ingat untuk vote dan coment

.
.
.
.
.
.

Mendung

Itulah suasana hari ini, suasana cerah yang sebelumnya memenuhi langit siang kini terganti dengan suasana mendung yang kentara dengan suasana hati seseorang.

Tap...

Tap...

Tap...

Langkah kaki seseorang kini berjalan gontai menuju lapangan kosong di sana juga terdapat sebuah pohon yang telah mati. Setiap langkah nya di hiasi dengan air mata yang terus mengalir dari kedua kelopak mata nya.

Saat sudah berada di hadapan pohon mati itu. Ia bersimpuh dan menangis sejadi-jadi nya. Lapangan luas yang di penuhi oleh rerumputan liar terlihat sunyi. Jalanan yang berada di pinggiran lapangan tersebut sepi, tiada kerumunan yang berlalu lalang.

Punggung mungil nya yang bergetar hebat dengan air mata yang bercucuran. Salah satu tangannya sedang mengendong sesuatu dan tangan satu nya yang terkulai di tanah.

"Kenapa... kenapa ini harus terjadi!!" ucapnya parau air matanya mengenai sosok yang ia gendong sedari tadi.

"Kenapa...?" lirihnya pelan.

"Kenapa...?" raungnya tertahan.

"KENAPA!!... hiks kenapa kau sekejam ini!!?" teriaknya sambil mengenggam kuat rumput lalu menariknya lalu genggaman tangannya kembali menguat dengan kemarahan yang luar biasa. Menarik rumput berkali-kali dengan brutal.

"KENAPA!!! Apa salah 'dia'...?" jeritnya frustasi. Salah satu tangannya memukul mukul tanah di sampingnya berkali-kali.

Pukulan nya terhenti sejenak. kepalan tangannya terbuka. tangan nya yang sudah kotor kini berpindah pada pipi chubby sosok yang ia gendong sedari tadi. Airmata nya mengalir pada sosok kecil di gendongan nya.

Jari tangan nya bergerak untuk mengelus pipi kecil tersebut dengan sayang. Airmata nya menetes lagi mengenai tubuh kecil di pangkuannya.

"Hei ayo bangun sayang onii-chan dan onee-chan sedang menunggumu" suara nya terdengar lirih. jika ada orang yang mendengar suara nya pasti akan terenyuh mendengarnya.

Tak ada respon sama sekali.

Jari tangan nya menelusuri surai pink bayi tersebut. tangisan nya terhenti sejenak saat ia memandangi wajah bayi tersebut.

"Hei ayo buka matamu. Mama mau melihat mata hijau mu lagi." mohon sang ibu memandangi mata tertutup anaknya.

Satu persatu Rintik hujan jatuh di pinggir trotoar.

Satu persatu Rintik hujan jatuh di pinggir trotoar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Everything has Changed [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang