Sekadar mengingatkan,
Terjadang, quotes di bawah ini gak berhubungan dengan part ini ya.TERKADANG!
Ehe:>
Mau double up? Tunjukkan keantusiasan kalian:)
Happy reading>•<✨✨✨
"Semua yang menghujat dan menghakimi dirimu tanpa tau apa-apa, biarkan saja. Mereka hanya tau luarnya, tidak dengan dalamnya. Sedangkan kamu, mengetahui semuanya. Jadi, biarkan saja reaksi mereka, jangan dipikirkan. Ingat, yang perlu kamu tambahkan itu kebahagiaan, bukan kesedihan yang berujung pada stres berat dan kematian."
-WCI-
✨✨✨
"Buk! Kok Ibuk diem aja liat Kafka dan Namira pulang?" tanya Vina dengan wajah bingung.
Sebelum Bu Dara sempat menjawab, Ghea lebih dulu maju dan berdiri di depan Vina. "Kenapa kamu baru membuka mulut? Sejak tadi kenapa kamu diam saja? Kenapa tidak kamu saja yang menahan mereka? Lagipula semua ini bisa terjadi karena apa? Karena kerjaan kalian yang tidak berguna itu!" serunya marah.
Vina diam. Ghea membalikkan tubuhnya dan mendekati Gina. "Kamu juga mau ngapain? Lari ke hutan? Supaya apa? Dicariin? Masih belum puas buat keributan seperti ini?" tanya Ghea sambil memberikan tatapan tajamnya.
Mungkin, semua orang berpikir bahwa Ghea marah karena keributan yang disebabkan Gina dan kawan-kawannya. Tetapi, bukan itu alasan pastinya. Karena alasan yang benar adalah Ghea marah karena akhirnya Kafka ikut pulang. Dan kebersamaan mereka akan ikut terhenti.
"Ghea kamu tenang dulu," ujar Bu Dara sambil menarik langan Ghea agar berdiri di sampingnya. "Kafka pulang karena dia dijemput oleh orang tuanya. Kamu tidak mendengar? Tadi Uminya sendiri yang menyuruhnya pulang."
"Terus kenapa Namira ikut mereka? Emang Namira kenal sama mereka, Buk?" tanya Shofia dengan wajah polos.
"Orang tua Namira berteman dengan orang tua Kafka sejak SMA. Wajar bila Namira ikut dengan mereka," jawab Bu Dara. Matanya kemudian beralih ke Gina yang sudah bergabung dengan Vina, Desi dan Novi. "Hukuman kalian sudah diputuskan. Mulai besok sampai hari terakhir kita di Villa ini, kalian yang membersihkan setiap ruangan. Kalian harus membantu yang lain. Jika hukuman tidak kalian laksanakan, Ibu akan memanggil orang tua kalian ke sekolah minggu depan," titah Bu Dara.
"Sekarang kembali ke kamar kalian."
***
Pagi harinya, Irsyad berkumpul dengan seluruh keluarganya. Kebetulan, karena kelas tiga sedang di Villa, Kafka dan Namira libur sekolah.
"Abi, Kafka ingin bertanya sesuatu," kata Kafka sambil menegakkan tubuhnya.
Semua mata memandang ke arah Kafka. "Silahkan," sahut Irsyad dengan senyum tipis. Seperti sudah tau apa yang akan Kafka tanyakan.
"Kemarin, Umi sama Abi, kenapa datangnya bisa tepat waktu? Maksud Kafka, kenapa bisa di waktu yang pas kayak gitu?" tanya Kafka bingung. Matanya menyelidik ke arah Irsyad yang tersenyum canggung.
"Tanyakan pada Umimu," jawab Irsyad dengan telapak tangan mengarah ke depan Adiba.
"Umi?" panggil Kafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wa'alaikumussalam! Calon Imam! [END] [SEGERA TERBIT]
Novela JuvenilSpin-off ADIBA SEGERA TERBIT #1 in spiritual (3 Agustus 2020) #1 in muslimah (3 September 2020) #1 in quotes (13 Oktober 2020) #1 in religi (27 Januari 2021) [Teenfiction x Spiritual] ⚠️WARNING⚠️ ✨✨✨ Ini tentang per...