Hola!
Yang belum masuk grup, silahkan cek di profil instagramku, ya>•<
fiyaa_indr
Linknya udah aku sediakan, jadi tinggal kalian klik, terus join. Masih anget kok ;)
✨✨✨
"Percayalah, jarak diantara kita tidak akan mempengaruhi seberapa besar perasaan ini."
-WCI-
✨✨✨
Seminggu telah berlalu. Di waktu yang telah lewat itu, tidak ada kejadian lagi yang menimpa Kafka maupun Namira. Gani dan rombongan perempuan kurang kerjaan itu juga sudah sedikit tenang. Dan Kafka juga sudah bisa bernapas lega.
Namun, acara tahunan yang diadakan sekolah akan diadakan lebih cepat dari yang biasanya. Hal itu menambah beban baru untuk Kafka. Walau Kafka tau ia bisa melakukannya, tapi Kafka juga tidak bisa terus-terusan seperti ini.
Kafka berjalan ke koridor lantai tiga. Matanya menjelajah ke dalam salah satu kelas. Mencari seseorang yang sudah lama tidak menampakkan wajah di sisinya.
"Alan!" panggilnya.
Laki-laki yang Kafka panggil Alan itu langsung berjalan mendekat. Wajahnya yang tanpa ekspresi langsung ia tampilkan di depan Kafka.
"Iya?" tanyanya singkat.
"Gimana lomba kemarin?"
"Alhamdulillah, lancar."
Kafka menghela napas pelan. Ia merangkul Alan dan mengajak laki-laki itu ke ruang OSIS. Kebetulan, mulai hari ini, persiapan acara tahunan mulai dilaksanakan. Jadi ada banyak hal yang harus Kafka dan alan urus. Karena Alan itu wakilnya Kafka yang kemarin minta cuti.
"Acara kali ini, temanya mau sama atau tidak?" tanya Kafka saat semua anggota OSIS sudah berkumpul.
Kafka menatap Alan lebih dulu. Tapi, laki-laki itu hanya diam dan menatap Kafka datar. Dasar! Keturunan Arsyad!
"Alan Ghifari Abrisam, ada ide untuk tema kali ini?" tanya Kafka dengan ramah.
Alan menggeleng pelan. "Tanya yang lain dulu coba," jawabnya.
"Ada?" tanya Kafka sambil menatap anggotanya.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada yang mengangkat tangannya. "Silahkan, Van."
"Gimana kalau acara kali ini kita adain camping selama seminggu, jadi ada kesannya tersendiri," ujarnya mantap.
Kafka menatap Ghea yang sedang menulis saran pertama. Setelah itu, pandangannya teralih. "Ada lagi?"
"Saran saya, kita adakan acara di luar. Tapi hanya dua sampai tiga hari. Nginapnya, kalau tidak di hotel, kita sewa Villa. Kegiatannya kita buat semenarik mungkin, misalnya bakar-bakar. Lagipula, hanya ada kelas tiganya, jadi mungkin tidak akan membutuhkan tempat yang sangat luas," kata Jeni.
Kafka menganggukkan kepalanya. Kemudian, saat Kafka rasa tidak ada saran lagi, ia meminta catatan tadi pada Ghea. Sebab, dua saran tadi akan ia diskusikan dengan pembina OSIS, jadi akan ada keputusan akhir yang akan mereka perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wa'alaikumussalam! Calon Imam! [END] [SEGERA TERBIT]
Fiksi RemajaSpin-off ADIBA SEGERA TERBIT #1 in spiritual (3 Agustus 2020) #1 in muslimah (3 September 2020) #1 in quotes (13 Oktober 2020) #1 in religi (27 Januari 2021) [Teenfiction x Spiritual] ⚠️WARNING⚠️ ✨✨✨ Ini tentang per...