3

500 74 6
                                    

"Sooyoung, kau dimana? Kenapa belum pulang?"

Terdengar suara Chanyeol diseberang sana begitu Sooyoung menjawab panggilannya.

"Ah maafkan aku kak. Tapi aku tidak jadi pulang dengan Yena karna ia mendadak harus ke rumah sakit."

"Kenapa kau tidak menghubungiku? Kau dimana sekarang?"

Terdengar nada kekhawatiran dari pria itu. Sooyoung mengedarkan pandangannya sebelum menjawab pertanyaan Chanyeol.

"Aku hampir sampai di halte dekat rumah."

"Baiklah. Tunggu aku disana."

Gadis itu pun melangkahkan kakinya menuju halte yang tak jauh dari posisinya. Terduduk sembari sesekali memainkan ponselnya.

Saat tengah asik berseluncur di media sosial, suara deru mesin membuat atensinya teralihkan. Ia mendongakkan kepala dan mendapati sebuah motor sport berada tepat dihadapannya.

Seorang pria membuka helm yang ia kenakan dan melambaikan tangan pada Sooyoung. Gadis itu pun tersenyum saat mengenali siapa pria dihadapannya.

"Apa yang kau lakukan disini bocah?"

"Kak Jongin.."

Sahut Sooyoung tersenyum dan bangkit dari duduknya kemudian melangkah mendekati pria bernama Jongin itu.

"Aku sedang menunggu jemputan."

"Mau pulang bersamaku?"

"Tidak usah. Kakakku sedang dalam perjalanan kemari."

"Chanyeol?"

Sooyoung mengangguk memberi jawaban. Tak lama sosok yang ia tunggu pun tiba dengan mengendarai mobil miliknya. Chanyeol bergegas keluar menemui Sooyoung.

"Jongin? Apa yang kau lakukan disini?"

Tanya Chanyeol begitu menyadari siapa pria yang tengah bersama Sooyoung.

"Aku baru saja pulang bekerja. Dan tak sengaja melihat adikmu."

Sahut Jong In sembari mengenakan kembali helmnya.

"Kalau begitu aku pergi. Sampai jumpa Sooyoung."

Pamit Jongin dan mulai mengendarai motor meninggalkan keduanya. Chanyeol menatap Sooyoung beberapa saat sebelum akhirnya membukakan pintu untuk gadis itu.

Selama di perjalanan, mereka tak saling berbicara karna Sooyoung tertidur kini. Saat mobil Chanyeol tiba dihalaman rumah mereka, ia menjadi tidak tega karena gadis itu tampak tertidur pulas.

Akhirnya Chanyeol memutuskan untuk menggendong Sooyoung di bahunya dan membawanya menuju kamar. Merebahkan tubuh gadis itu di atas ranjang kemudian menyelimutinya. Pria itu pun menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu utama kemudian bergegas keluar dari kamar.

"Dimana Sooyoung?"

Tanya Seo Joon yang baru saha tiba. Chanyeol yang kini tengah berjalan menuruni tangga pun memberi isyarat jika adik tirinya itu tengah tertidur.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

Tanya Seo Joon setelah terduduk di sofa ruang keluarga.

"Baik."

"Lalu bagaimana dengan Wendy?"

Chanyeol menghentikan kegiatan membaca bukunya begitu mendengar nama tunangannya disebut. Pria itu terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab.

"Baik juga."

"Kau tak memiliki rencana untuk segera melamarnya?"

"Ayah."

"Sudah 4 tahun kalian berkencan. Bukankah sudah sewajarnya kau lebih serius lagi dengannya?"

Chanyeol menutup lembar buku yang sedari tadi ia baca. Menatap sang ayah dengan raut wajah serius.

"Aku belum siap untuk itu. Wendy pun juga begitu."

"Apa yang membuat kalian tak siap? Pekerjaanmu mapan, Wendy juga bekerja. Kalian sudah berada di usia yang matang. Apa-"

Ucapan pria paruh baya itu terpaksa terpotong saat ia menyadari kehadiran Sooyoung yang berjalan menuju dapur. Wanita itu sesekali mengusap matanya.

"Kita bicarakan ini lain kali ayah."

Ujar Chanyeol bangkit dari posisinya dan berjalan menuju dapur.

"Apa yang kau cari?"

Tanya Chanyeol yang kini berada di sebelah gadis itu.

"Kakak belum tidur?"

Tanya balik Sooyoung dan Chanyeol hanya mengangguk menjawab pertanyaan gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Ah aku mencari sesuatu yang bisa di makan. Tiba-tiba aku merasa lapar."

"Tidak ada makan malam yang tersisa. Bagaimana dengan ramyeon?"

"Hm.. Kedengarannya tidak buruk."

Sahut Sooyoung berjalan menuju lemari yang biasanya terisi persediaan ramyeon. Namun pria itu mendahului langkahnya. Mengambil dua bungkus ramyeon dan sebuah wadah untuk memasak.

"Aku juga lapar."

Ujar pria itu yang kini mendapat tatapan bingung dari Sooyoung. Gadis itu hanya ber-oh ria menanggapi.

"Sooyoung, tolong ambilkan kimchi dan dua butir telur di dalam kulkas."

Titah Chanyeol dan Sooyoung pun mengikuti arahan kakak tirinya itu. Setelah beberapa menit, ramyeon yang ia masak pun kini telah terhidang dihadapan mereka.

Sooyoung menatap ramyeon dihadapannya dengan tatapan berbinar. Membuat Chanyeol semakin gemas karenanya. Pria itu mengusap pelan puncak kepala Sooyoung.

"Boleh aku makan sekarang?"

"Tentu saja."

Tanpa menunggu lama, Sooyoung langsung meraih sumpit dan mulai menyantap makanannya.

"Besok apa kau ada acara?"

Tanya Chanyeol di sela kegiatan makan mereka. Sooyoung menggeleng pelan menjawab pertanyaan pria dihadapannya.

"Kalau begitu mau pergi dengan kami?"

"Kami?"

"Besok aku dan Wendy akan pergi ke akuarium bawah laut."

Sahut Chanyeol membuat Sooyoung berhenti mengunyah dan menatap lekat wajah pria itu.

"Bagaimana? Kau mau ikut?"

Sooyoung tersenyum tipis dan mengangguk setuju. Melihatnnya, Chanyeol kembali tersenyum tampan dan mengacak-acak rambut gadis itu.

Selepas makan, Sooyoung lebih memilih kembali ke kamarnya dari pada bergabung dengan Chanyeol dan Seo Joon yang tengah asik menonton acara bola.

Gadis itu berdiri menghadap jendela kamarnya. Memperhatikan jalanan komplek rumah yang begitu sepi karena jam memang sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Ia kembali menghela nafas pelan. Hal yang telah beberapa kali ia lakukan selama 20 menit terakhir. Sejujurnya Sooyoung tak ingin ikut bersama mereka besok. Ia tak suka jika harus melihat kedekatan Chanyeol dengan Wendy.

Gadis itu juga tak mengerti mengapa ia tak menyukainya. Ia menyukai Wendy, wanita itu sangat baik dan ramah kepada siapa saja. Ia hanya tak menyukai fakta bahwa wanita itu akan menyadi kakak iparnya suatu saat nanti.

Sooyoung melangkahkan kakinya kearah tempat tidur dan terduduk di tepi ranjang. Menatap kearah figura kecil di atas nakas yang menampilkan fotonya dengan mendiang sang ayah yang meninggal lima tahun lalu saat gadis itu baru berusia 16 tahun.

Gadis itu meraih figura tersebut dan menatapnya cukup lama. Kemudian membawanya ke dalam dekapannya dan kembali menghela nafas.

"Ayah, mengapa aku harus merasakan hal aneh seperti ini.."

Gumam Sooyoung yang kini mulai bergetar menahan tangis.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang