15

345 49 4
                                    

Chanyeol terduduk di balkon rumahnya. Tak ada yang pria itu lakukan selain duduk terdiam. Dering ponsel sedari tadi tak juga ia pedulikan. Suara pintu kamar terbuka menampakkan sosok Sooyoung. Gadis itu mengunci pintu kamar dan melangkah menuju balkon begitu menemukan keberadaan Chanyeol.

"Apa yang kakak lakukan disini?"

Chanyeol mendongak dan tersenyum tipis. Ia mengubah posisinya menjadi duduk tegak.

"Hai."

Sapa Chanyeol dan dibalas senyuman manis gadis itu. Ia terduduk diatas pangkuan Chanyeol dan mengecup lembut bibir pria itu.

"Kakak tidak lupa kan jika besok adalah ulang tahunku?"

Tanya Sooyoung sembari mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu. Chanyeol tersenyum dan mengangguk sembari menyisipkan anak rambut Sooyoung ke belakang telinga.

Besok adalah hari ulang tahun Sooyoung yang ke-22. Tak terasa sudah lebih dari setahun mereka menjalin hubungan tanpa sepengetahuan orang lain. Dan pria itu tak juga mengakhiri hubungannya dengan Wendy.

Sooyoung tau akan hal itu. Namun gadis itu memilih untuk tak mempermasalahkannya kini. Karena keduanya jarang bertemu dikarenakan Wendy yang sering pulang pergi Kanada.

"Kau ingin hadiah apa?"

"Aku ingin kak Chanyeol."

"Hm?"

"Aku ingin memilikimu."

Chanyeol tersenyum mendengar ucapan Sooyoung. Pria itu melayangkan kecupan manis di pipi Sooyoung.

"Kau sudah memilikiku."

Sooyoung menggeleng pelan dengan raut wajahnya yang tampak sedih. Gadis itu menunduk sembari menggigit bibir bawahnya.

"Kau kenapa?"

Tanya Chanyeol yang kini mengeratkan pelukannya di pinggang Sooyoung. Gadis itu kembali mendongak dan tersenyum kemudian menggeleng pelan. Ia pun bangkit dari posisinya dan berjalan mendekati pagar pembatas.

"Aku ingin menghabiskan waktuku seharian dengan kakak besok."

"Denganku? Kau tak akan merayakannya dengan kedua sahabatmu?"

Sooyoung menggeleng pelan dan berbalik membelakangi Chanyeol.

"Aku sudah banyak menghabiskan waktuku dengan mereka. Jadi kali ini aku ingin pergi bersama kakak."

"Baiklah jika itu maumu. Apakah ada tempat yang ingin kau datangi?"

Sooyoung kembali berbalik menatapnya dengan tersenyum sumringah. Gadis itu pun mengangguk bersemangat.

"Ada tempat yang sudah lama tak aku datangi. Aku ingin datang kesana bersama kak Chanyeol."

"Dimana itu?"

"Tak jauh dari sini. Mungkin hanya memakan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki."

"Berjalan kaki? Kita kan bisa naik mobil."

"Tidak kak. Tempat yang ingin kudatangi adalah perbukitan. Aku ingin melihat matahari terbenam disana."

"Kau ingin melihat matahari terbenam?"

Sooyoung kembali mengangguk cepat.

"Kita bisa melihatnya dari sini."

Ekspresi gadis itu pun berubah menjadi raut kekesalan membuat Chanyeol terkekeh. Ia pun mengangguk mengiyakan permintaan Sooyoung.

"Baiklah. Kita kesana besok."

Ucap Chanyeol sembari membentangkan tangannya mengisyaratkan gadis itu untuk mendekat. Sooyoung tersenyum malu dan mengambil langkah pelan kemudian menghambur ke dalam pelukan Chanyeol. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu. Menghirup aroma tubuhnya yang bercampur dengan aroma mint yang berasal dari parfumnya.

"Kau yakin hanya ingin melihat matahari terbenam? Kita bisa melakukan hal lain sebelum itu."

"Kak Chanyeol akan menuruti semua keinginanku?"

"Tentu saja."

"Janji?"

"Mengapa kau begitu menggemaskan hm?"

Tanya Chanyeol mencubit pipi gadis yang kini menumpu dagu di atas dadanya itu. Sooyoung tersenyum malu mendapat perlakuan manis Chanyeol.

"Aku ingin pergi ke pantai kalau begitu."

"Pantai? Tiba-tiba?"

Sooyoung mengangguk antusias. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap Chanyeol dengan tatapan berbinarnya.

"Ada pantai yang tak jauh dari tempat tujuan kita. Kita bisa pergi kesana dari pagi hingga sore."

"Kau akan menghabiskan setengah hari di pantai?"

Sooyoung mengangguk mantap dan kembali tersenyum. Chanyeol pun hanya mengiyakan permintaan gadis itu. Melihat Sooyoung bahagia sudah cukup baginya.

Sedangkan di lain tempat, Wendy terduduk dengan gelisah di tepi ranjang tempat tidurnya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam waktu kanada. Itu artinya di Korea sudah sekitar pukul sembilan pagi. Namun pria itu tak juga menjawab panggilannya. Ini sudah seminggu sejak Chanyeol tak menanggapinya. Membuat Wendy semakin menaruh curiga pada pria itu.

Memang ia sudah mulai meragukannya selama lebih dari setahun. Namun wanita itu lebih memilih untuk tidak memperdulikannya. Ia terlalu takut untuk mengetahui kenyataan dibalik perubahaan sikap tunangannya itu.

"Chanyeol, aku mohon jangan seperti ini."

Gumam Wendy terdengar gelisah sembari menggigit kuku-kuku jarinya.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang