'Aku mencintaimu lebih dari
sekedar kata-kata.
Dan aku akan hancur
jika kau tak lagi mencintaiku.'***
"Aku tau ini akan sulit. Tapi aku harap kau bisa menghadiri acara pertunangan Sooyoung besok lusa."
Pria itu kembali teringat dengan kalimat terakhir yang diucapkan oleh ayahnya. Bagaimana bisa pria paruh baya itu memintanya melakukan sesuatu yang dapat membuat luka dihatinya semakin menganga.
Tak jauh dari tempatnya, Min Young sudah memperhatikannya. Ia tau betapa sulitnya mengakhiri sebuah hubungan disaat cinta yang dirasakan masih begitu besar. Min Young memutuskan untuk berjalan mendekat. Menarik sang anak ke dalam pelukan dan memberi tepukan ringan untuknya.
"Aku tak akan jatuh cinta lagi bu. Tidak akan pernah."
Ucap pria jangkung itu memejamkan mata dengan air mata yang mengalir begitu saja.
Dilain tempat, Sooyoung terduduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Tangan gadis itu menggenggam erat sebuah benda berwarna putih dengan dua buah garis berwarna merah yang tampak jelas di salah satu sisinya. Ia menggigit kuat bibir bawahnya hingga tanpa sadar gadis itu telah melukai dirinya sendiri. Sooyoung bergerak lemas, meletakkan testpack yang sedari tadi ia genggam. Tangan kanannya bergerak menyentuh perutnya yang rata. Gadis itu tersenyum masam dan tertunduk.
"Aku harus bagaimana.."
Gumamnya bermonolog pada diri sendiri.
-
Chanyeol datang lebih awal pagi ini walau acara pertunangan Sooyoung akan dilaksanakan pada sore harinya. Ia mendapatkan telfon dari Ji Won, wanita paruh baya itu ingin meminta tolong padanya.
"Ibu dimana?"
Tanya Chanyeol saat dirinya bertemu dengan salah seorang pelayan.
"Nyonya berada di kamar nona Sooyoung."
Chanyeol bergegas menaiki tangga dan berjalan menuju kamar Sooyoung. Pria itu mengernyit bingung begitu melihat Ji Won menggedor kasar pintu kamar anaknya sembari sesekali berteriak.
"Ada apa?"
Tanya Chanyeol yang kini berada tepat disebelah Ji Won. Wanita paruh baya itu menoleh dengan raut wajah khawatir.
"Sooyoung tidak keluar kamar sejak semalam. Bagaimana ini? Aku bahkan tidak memiliki kunci cadangan untuk membuka pintu. Ayahmu sedang ada dinas di Busan. Ia sedang dalam perjalanan pulang."
Pria itu menyingsingkan lengannya dan dengan sekali gerakan ia mendobrak pintu kamar. Chanyeol mengedarkan pandangannya ke segala sudut kamar namun ia tak menemukan keberadaan gadis itu. Atensinya teralihkan pada testpack yang terletak di atas meja tak jauh dari tempatnya. Pria itu membeku begitu melihat dua garis merah terpampang jelas disana.
Perasaannya kacau saat ini dan ia tak bisa berpikir secara rasional. Ditengah kekalutannya, samar-samar Chanyeol mendengar suara gemericik air. Pria itu mengalihkan atensinya pada pintu kamar mandi. Ia berinisiatif untuk membuka pintu kamar mandi dan seketika tubuhnya kembali membatu tat kala ia mendapati sosok Sooyoung.
Gadis itu terlihat damai dan tampak tertidur di dalam bak mandi dengan air yang telah terisi penuh. Tidak, air itu tidak tampak biasa saja, air yang mengalir itu berwarna merah. Yang membuat Chanyeol tak bisa bernafas dengan baik. Lain halnya dengan Ji Won yang langsung memekik histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.