Sooyoung dan Chanyeol baru saja keluar dari mobil yang mereka kendarai. Seperti janji pria itu, ia akan mengantar Sooyoung mengunjungi makam sang ayah tepat dihari ulang tahun gadis itu.
Sooyoung dan Chanyeol melangkah pelan memasuki rumah tempat peletakan abu milik orang-orang yang telah meninggal. Hingga tibalah mereka di sebuah lemari kaca yang didalamnya terdapat sebuah abu bertuliskan milik Park Hae Jin. Senyuman tipis terlukis di bibir gadis itu. Ia mengusap pelan kaca dihadapannya dan mengecupnya.
"Ayah, aku datang."
Ujar gadis itu sembari meletakkan sebuah kalung liontin ke dalam lemari kaca. Didalam liontin itu terdapat sebuah foto Sooyoung dan kedua orang tuanya.
Chanyeol menatap sekilas kearah Sooyoung sebelum akhirnya menatap lurus ke depan. Tak lama terdengar isak tangis dari gadis itu membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya kearah Sooyoung yang kini telah terduduk. Pria jangkung itu berjongkok menyamakan posisinya dengannya. Ia mengusap pelan punggung adik tirinya itu berusaha menenangkan.
"Aku rindu ayah."
Gumam Sooyoung pelan namun masih dapat ia dengar. Chanyeol merapatkan tubuhnya dan memeluk Sooyoung sembari menepuk-nepuk pelan punggung Sooyoung.
"Kau pasti sangat merindukannya."
Ujar Chanyeol di sela tangis gadis itu. Mereka berada di posisi seperti ini untuk beberapa waktu.
Setelah merasa cukup tenang, Sooyoung melepas pelukan Chanyeol dan tersenyum tipis. Ia menghapus sisa-sisa air mata yang membasahi pipinya kemudian bangkit. Mengulurkan tangan kearah Chanyeol. Pria itu pun tersenyum dan menerima uluran tangan Sooyoung kemudian berdiri.
"Merasa lebih baik?"
"Berkat kakak."
Sahut Sooyoung kembali tersenyum. Ia mengalihkan pandangannya ke abu mendiang sang ayah.
"Ayah, aku harus pergi sekarang. Aku akan kembali lagi lain waktu."
Ujar Sooyoung lembut dan kembali menatap Chanyeol kemudian mengangguk. Pria itu pun tersenyum dan meraih tangan Sooyoung lalu menggandengnya. Membuat gadis itu terlonjak kaget namun ia berusaha keras mengendalikan ekspresinya.
Keduanya berjalan menuju parkiran mobil masih dengan berpegangan tangan. Hingga pria itu membukakan pintu mobil mempersilahkan Sooyoung masuk. Setelah berada di dalam mobil, Chanyeol mulai menyalakan mesin mobil dan mengendarainya dengan kecepatan normal.
Selama di perjalanan, banyak hal yang mereka bicarakan. Mulai dari pengalaman Sooyoung selama menjadi mahasiswi, rutinitas Chanyeol saat bekerja, bagaimana keseharian mereka selama di rumah, dan masih banyak hal lainnya. Hingga Chanyeol menghentikan mobilnya di sebuah tempat yang cukup asing bagi gadis itu.
Sooyoung mengernyitkan keningnya dan menatap Chanyeol meminta penjelasan. Pria itu hanya tersenyum sembari mengusap pelan puncak kepala Sooyoung.
"Ini dimana kak?"
"Ayo kita turun."
Ucap Chanyeol melepas seatbelt-nya dan membuka pintu mobil. Berjalan memutar kemudian membuka pintu mobil Sooyoung. Mengulurkan tangan kepada gadis itu sementara Sooyoung menerimanya masih dengan raut wajah bingung.
Chanyeol menuntun Sooyoung berjalan menuruni tangga yang minim penerangan. Hingga tibalah mereka di depan sebuah pintu.
"Kak, ini apa?"
"Rasa penasaranmu akan terjawab sebentar lagi. Jadi maukah kau memejamkan matamu sebentar?"
Sooyoung menatap Chanyeol cukup lama sebelum akhirnya ia menurut dan mulai memejamkan matanya. Chanyeol kembali tersenyum dan mulai membuka pintu dihadapan mereka. Menuntun Sooyoung berjalan memasuki sebuah ruangan yang cukup sunyi itu.
"Sekarang, buka matamu."
Ujarnya dan Sooyoung pun mulai mengerjapkan matanya beberapa kali. Sesaat setelahnya gadis itu membulatkan mata. Mengedarkan pandangan ke segala arah mengagumi beragam jenis ikan yang tampak berenang dihadapannya. Ia baru menyadari jika mereka kini tengah berada di akuarium bawah tanah. Sooyoung kembali menatap Chanyeol dengan senyumnya yang merekah.
"Ini memang tidak sebesar akuarium yang ingin kau datangi. Tapi aku harap kau akan menyukainya. Hanya ini hadiah ulang tahun yang terpikirkan di benakku."
"Kak Chanyeol.."
"Selamat ulang tahun Sooyoung.."
"Bolehkah aku memelukmu kak?"
Tanya Sooyoung yang kini melangkah mendekat. Chanyeol menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum dan merentangkan kedua lengannya. Sooyoung tak mampu lagi menahan senyum bahagianya. Gadis itu menghambur ke dalam pelukan Chanyeol.
"Terima kasih banyak kak. Ini hadiah terbaik yang kuterima."
Chanyeol mengangguk menanggapi perkataan Sooyoung. Namun pria itu segera melepas pelukannya begitu ia menyadai jika ia melupakan sesuatu.
"Ada apa kak?"
"Tunggu disini. Ada sesuatu yang aku lupakan. Aku akan segera kembali."
Sahut pria itu sebelum akhirnya berlari meninggalkan Sooyoung yang tampak kebingungan. Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya menatap akuarium.
Ia melangkah menyusuri ruangan tersebut semakin dalam. Mengagumi pemandangan dihadapannya hingga pintu kembali terbuka menampakkan sosok Chanyeol yang tengah berjalan kearahnya dengan membawa sebuah kue tart lengkap dengan lilin angka 21 yang telah menyala.
Chanyeol melangkah mendekat dengan berhati-hati. Ia kembali menatap Sooyoung dan tersenyum.
"Ulang tahun tidak akan lengkap jika tak ada kue dan juga lilin. Jadi sampaikan permohonanmu dan tiup lilinnya."
Ucap Chanyeol sementara Sooyoung masih setia menatapnya dengan sepasang matanya yang mulai berkaca-kaca. Gadis itu mulai merapatkan kedua telapak matanya dan memejamkan mata.
'Tuhan, kumohon biarkan aku bersamanya lebih lama. Biarkan aku menjadi egois. Aku mencintai pria ini.'
Begitulah bunyi permohonan Sooyoung yang ia ucapkan dalam hati. Gadis itu kembali membuka matanya dan tersenyum kemudian meniup lilin dihadapannya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine [END]
Fanfiction{FANFICTION} Hadirmu adalah candu dalam setiap detik kehidupanku. Aku mencintaimu lebih dari sekedar kata-kata. Dan aku akan hancur jika kau tak lagi mencintaiku.