27

308 40 6
                                    

Chanyeol dan Sooyoung terduduk bersebelahan diatas sofa. Kepala mereka tertunduk kini, enggan untuk menatap Seo Joon dan Ji Won yang kini memandang mereka.

"Park Chanyeol, apa ini?"

Tanya Seo Joon pada akhirnya namun Chanyeol masih terdiam. Sementara Sooyoung, gadis itu tengah meremas kuat pakaiannya.

"Sooyoung, kenapa kau diam saja? Coba jelaskan pada ibu. Ada apa dengan kalian? Kalian tidak seperti yang sedang ibu pikirkan kan?"

"Memangnya apa yang ada dipikiran ayah dan ibu?"

Kini Chanyeol mulai membuka suara. Pria itu mengangkat kepala dan menatap Seo Joon dan Ji Won bergantian. Sooyoung menatap Chanyeol dengan tatapan sendunya. Pria itu membalas tatapan Sooyoung dan tersenyum tipis. Seakan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ia meraih tangan Sooyoung dan menggenggamnya erat kemudian kembali menatap kearah Seo Joon dan Ji Won yang tak mampu menyembunyikan keterkejutan mereka. Chanyeol bangkit dan menarik tangan Sooyoung hingga gadis itu turut bangkit bersamanya.

"Ayah, ibu, aku mencintai Sooyoung. Begitupun dengannya."

"Park Chanyeol.."

"Kami saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain."

"Park Chanyeol!"

Bentak Seo Joon menghentikan kalimat anaknya itu.

"Apa kau gila? Chanyeol, dia adikmu!"

Teriak Seo Joon menunjuk kearah Sooyoung. Ji Won yang masih tenggelam dengan keterkejutannya berjalan menghampiri sang anak dan menariknya memisahkan tautan tangan mereka.

"Sayang, i..ini tidak benar kan? Kalian tidak benar-benar memiliki hubungan seperti itu bukan?"

Tanya Ji Won berusaha memastikan. Namun bukannya menjawab, Sooyoung justru terisak kini. Seolah membenarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Chanyeol. Wanita paruh baya itu menggeleng pelan, tampak jelas betapa ia sangat terkejut begitu mengetahui rahasia yang selama ini keduanya simpan dengan baik.

"Tidak.. Tidak mungkin."

"Inikah alasanmu mengakhiri pertunangan dengan Wendy?"

Tanya Seo Joon menatap Chanyeol tajam. Pria itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. Geram mendapati alasan sebenarnya membuat Seo Joon naik pitam. Ia berjalan menghampiri Chanyeol dan melayangkan bogeman mentah hingga Chanyeol jatuh terduduk.

"Sayang!"

"Ayah!"

Pekik Ji Won dan Sooyoung secara bersamaan. Ji Won menarik Seo Joon berusaha melerai sang suami yang nampaknya sudah kehilangan kesabaran. Sementara Sooyoung berlutut dan melihat keadaan Chanyeol yang kini mengeluarkan darah dibagian sudut bibirnya.

"Kakak tidak apa-apa?"

Tanya Sooyoung memegangi wajah sang kekasih dengan isak tangisnya. Chanyeol hanya menjawabnya dengan anggukan pelan dan tersenyum tipis.

"Aku membesarkanmu dengan susah payah bukan untuk membuatmu melakukan tindakan tak bermoral seperti ini!"

Pekik Seo Joon yang berusaha mengatur emosinya. Chanyeol kembali mendongak dan menatap ayahnya.

"Apa yang salah dengan tindakanku ayah?"

"Apa?"

"Aku hanya melakukannya karena aku mencintainya. Kami saling mencintai dan kami bahagia karena cinta kami. Memangnya apa yang salah dengan itu?"

"Anak ini sudah tidak waras!"

Seo Joon kembali naik pitam, pria itu meraih tongkat golf yang berada tak jauh dari tempatnya.

DEG

Sooyoung kembali teringat dengan mimpinya. Kejadian saat ini bagaikan dejavu baginya. Gadis itu pun memeluk Chanyeol berusaha melindungi pria itu. Namun disisi lain Ji Won menahan pergerakan Seo Joon.

"Minggir! Aku harus menghajar anak tidak tau diri ini supaya ia sadar."

"Sayang, jangan begini. Dia anakmu, darah dagingmu."

Ujar Ji Won berusaha menenangkan sang suami.

"Kalian pikir kalian sudah melakukan hal yang benar? Tidak, itu hal yang menjijikkan Chanyeol. Mengapa kalian melakukan hal rendahan seperti ini?!"

"Ayah!"

Pria itu kini juga tersulut emosi. Ia melepas pelukan Sooyoung dan bangkit dari posisinya. Berjalan mendekat dan menatap tajam pada Seo Joon.

"Mengapa mencintai seseorang bisa dikatakan hal yang menjijikkan? Inikah yang ayah rasakan saat ayah mengatakan menyesal menikah dengan ibu? Apakah ayah merasa jijik karena sudah menikah dengan ibu?"

"Jangan membawa-bawa wanita itu dalam permasalahan ini Chanyeol. Jelas ini tidak ada hubungannya dengan dia!"

"Ayah pikir aku tak tau jika ayah menikahi saudara ayah sendiri? Jika ayah bisa, mengapa aku tidak bisa?"

Seo Joon terbelalak mendengar penuturan anaknya itu. Sama halnya dengan Ji Won dan Sooyoung yang juga nampak terkejut. Tongkat golf yang sedari tadi ia genggam kini terlepas begitu saja.

"Da..dari mana kau mengetahuinya?"

"Aku tidak bodoh untuk mengetahui hal sekecil itu."

Sahut Chanyeol membuat Seo Joon kembali menatap tak percaya kearahnya.

"Ayah bisa mencintai ibuku yang merupakan anak dari selingkuhan kakek. Mengapa aku tak bisa mencintai Sooyoung yang hanya anak tiri ayah? Dia bahkan tidak ada hubungan darah apapun dengan keluarga kita."

PLAKK

Sebuah tamparan keras kembali mendarat di pipi pria itu. Chanyeol terdiam memegangi pipinya yang terasa panas. Sementara di sebelahnya Sooyoung kembali terisak kini. Gadis itu hendak menghampiri namun Seo Joon menahan tangannya.

"Sooyoung, masuk ke dalam."

Ujar pria paruh baya itu dengan nada dingin. Sooyoung menggeleng pelan sembari menatap Seo Joon dengan tatapan memelas. Pria itu menoleh dan menatap tajam padanya.

"Ayah.."

"Kau tidak mendengarkan kata-kata ayah lagi sekarang? Aku bilang masuk!"

"Sayang, ayo.."

Ajak Ji Won menarik paksa Sooyoung menaiki tangga. Gadis itu hanya bisa pasrah sembari memanggil nama Chanyeol dengan suara pelan saat kedua pelayan juga membantu menariknya menaiki tangga menuju kamar. Tatapannya tak bisa lepas dari Chanyeol yang masih terdiam di posisinya.

"Keluar kau."

Ucap Seo Joon setelah memastikan Sooyoung sudah menjauh. Chanyeol menatap Seo Joon lekat kini. Pria paruh baya itu mengarahkan telunjuknya kearah pintu keluar.

"Pergilah pada ibumu. Jangan pernah kembali sebelum kau menyadari apa kesalahanmu."

Chanyeol berdecak dan bergegas keluar dari rumah. Menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran rumah keluarga Park. Sementara Seo Joon terduduk diatas sofa. Menghela nafas panjang dan menyesali ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang