11

385 61 6
                                    

"Sooyoung.."

Sooyoung menghentikan langkahnya begitu melihat Wendy yang kini tengah berada di dekat gerbang kampus gadis itu. Dengan menarik senyum paksa, ia melangkah mendekat.

"Kak Wendy.."

"Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tak bertemu."

Seru Wendy setelah melepas pelukannya.

"Aku baik. Bagaimana dengan kakak? Sudah lama kakak tidak main ke rumah."

Sahut Sooyoung berbasa-basi walaupun ia sangat tau penyebab wanita itu tak datang berkunjung. Wendy hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaan Sooyoung.

"Sooyoung, apakah akhir-akhir ini Chanyeol mengatakan sesuatu kepadamu?"

Tanya Wendy ragu-ragu dan sukses membuat raut wajah Sooyoung berubah. Gadis itu masih mencoba mengontrol sikapnya.

"Mengatakan apa kak?"

"Lupakan. Aku harus pergi sekarang."

Sahut Wendy kembali tersenyum dan melambaikan tangan sebelum akhirnya meninggalkan Sooyoung yang masih setia memperhatikan kepergian wanita itu.

Sooyoung meremas ujung rok dan menggigit bibir bawahnya. Ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang kini tampak pucat.

-

"Kau kenapa?"

Tanya Chanyeol saat Sooyoung baru saja masuk ke dalam mobil. Gadis itu menoleh sebentar kemudian menggeleng pelan. Chanyeol masih setia memperhatikan gadis di sampingnya. Ia menggerakkan punggung tangannya pada kening Sooyoung.

"Kau sedikit demam. Sebaiknya kita langsung pulang."

Ujar Chanyeol yang kemudian menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankannya.

Sesampainya di rumah, Sooyoung segera melangkah menuju kamarnya. Tak menghiraukan panggilan Chanyeol yang sedari tadi memanggilnya sejak mereka baru saja tiba di parkiran. Pria itu pun menyusul Sooyoung ke dalam kamar gadis itu.

"Apa yang kakak lakukan disini?"

Tanya Sooyoung yang tampak kaget dan memperhatikan koridor kamar mereka. Khawatir jika ada kedua orang tua atau pun pelayan yang melihat.

"Ada apa denganmu?"

"Apanya?"

Tanya Sooyoung yang kini menutup pintu kamar.

"Kau sedang menghindariku sekarang."

"Itu hanya perasaan kakak. Pergilah, aku mau tidur."

"Sooyoung, kau tidak bisa berbohong padaku."

Ucap pria itu menatapnya lekat sembari memegangi bahu Sooyoung membuatnya terpaksa membalas tatapan Chanyeol. Gadis itu pun menghela nafas dan menunduk.

"Aku bertemu kak Wendy tadi."

Pegangan Chanyeol perlahan melemah begitu mendengar ucapan Sooyoung. Gadis itu mendongakkan kepala dan kembali menatap Chanyeol.

"Dia bertanya padaku apakah kau mengatakan sesuatu padaku. Lalu aku berpura-pura seakan aku tidak tau apa yang terjadi diantara kalian."

Chanyeol melepas pegangannya dari bahu Sooyoung membuat gadis itu meringis.

"Kau tau apa yang saat ini aku rasakan kak?"

Sooyoung menggantung kalimatnya. Ia menatap Chanyeol cukup lama sebelum kembali berucap.

"Aku merasa seperti sampah."

Lanjut Sooyoung di sela tawanya yang terdengar menyakitkan bagi keduanya.

"Sooyoung.."

"Kau bilang untuk menjalaninya terlebih dahulu dan biarkan waktu yang menjawabnya. Inikah yang kau maksud kak? Membuatku terlihat seperti orang jahat?"

Chanyeol menghela nafas pelan kemudian mengusap kasar wajahnya. Ia kembali menatap sendu kearah gadis itu.

"Siapa yang sebenarnya akan kakak pilih pada akhirnya?"

Bagai di pukul benda tajam, Chanyeol hanya dapat tertegun mendengar pertanyaan Sooyoung. Sebuah pertanyaan yang selama ini ia khawatirkan akhirnya terucap juga dari bibir gadis itu.

Chanyeol tertunduk dan kedua tangannya mengepal kuat. Pria itu gundah. Ia tak tau siapa yang sesungguhnya benar-benar ia cintai. Disatu sisi, ia sangat menyayangi Sooyoung dan tak ingin kehilangan gadis itu. Tapi disisi lain, Chanyeol tak bisa melepaskan Wendy begitu saja disaat wanita itu sudah menemaninya cukup lama. Banyak kenangan yang mereka ciptakan bersama.

"Kak, mengapa kau tidak bisa menjawab pertanyaan semudah ini?"

Tanya Sooyoung pada Chanyeol yang masih tertunduk. Namun pria itu hanya diam seribu bahasa. Sooyoung melangkah mendekat dan memegangi kedua tangan Chanyeol. Memaksa pria itu untuk menatapnya.

"Kau bilang kau mencintaiku."

Ucap Sooyoung yang kini tak mampu menahan buliran bening di pelupuk matanya yang terjatuh begitu saja.

"Kau bilang kau tak ingin kehilanganku. Katakan bahwa kau tak akan melepaskanku. Hm?"

Lanjut gadis itu di sela tangisnya sembari mengoncangkan kedua tangan Chanyeol. Namun Chanyeol kembali tergunduk sembari memejamkan matanya.

"Ah aku mohon jangan seperti ini."

Sooyoung sudah tak mampu lagi menahan isak tangisnya. Ia menghempaskan kedua tangan pria itu dan terduduk di lantai. Sembari memeluk kedua lututnya, gadis itu membenamkan wajahnya.

Chanyeol kembali menghela nafas kasar. Ia merasa menjadi pria yang bodoh dan jahat karena menyakiti dua wanita sekaligus. Chanyeol berjongkok dan menyamakan posisinya dengan Sooyoung. Ia hanya memperhatikan gadis itu. Tak bisa berbuat lebih.

Sooyoung perlahan mendongakkan kepalanya menatap Chanyeol dengan berlinang air mata.

"Apa kau akan membuangku?"

Tanya Sooyoung sekali lagi disela isak tangisnya. Chanyeol menunduk dan menggeleng pelan.

"Tapi kau juga tak bisa melepas kak Wendy?"

Pertanyaan kali ini tak bisa ia jawab. Chanyeol hanya terdiam pada posisinya. Sementara Sooyoung kembali membenamkan wajahnya dan kembali terisak.

"Maafkan aku."

Ucap Chanyeol yang kini menarik Sooyoung ke dalam pelukannya. Membuat gadis itu semakin terisak. Sooyoung membalas pelukan Chanyeol dengan erat. Ia tak ingin melepaskan pria ini. Tidak untuk siapapun. Ia ingin menjadi serakah setidaknya untuk Chanyeol.

~~~

Not Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang